Pemulihan Ekonomi Indonesia Bergantung pada Vaksin Covid-19 hayuning September 16, 2020

Pemulihan Ekonomi Indonesia Bergantung pada Vaksin Covid-19

Ilustrasi: freepik.com (@freepik)

Pandemi Covid-19 menyebabkan ekonomi Indonesia berada pada posisi kritis. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan aktivitas ekonomi juga harus ikut terhambat. Meski saat ini sudah memasuki masa new normal, masih banyak sektor industri yang terhenti aktivitasnya. Social distancing yang dilakukan demi menekan angka penyebaran Covid-19 ternyata juga ikut menekan angka pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia menyampaikan ekonomi Indonesia tidak akan membaik secara maksimal hingga semester I tahun 2020.

Kondisi ekonomi negara saat ini sangat bergantung pada ditemukannya vaksin Covid-19. Sedangkan vaksin tersebut diprediksi baru bisa mulai dipasarkan pada semester II tahun 2020. Pemerintah sudah melakukan berbagai cara termasuk mengatur kembali Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar ekonomi negara tidak sampai mengalami resesi dan bisa survive melewati pandemi ini. Mulai dari Program Kartu Prakerja, Kartu Sembako, Insentif Sektor Pariwisata, dan masih banyak program lainnya diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Harapannya agar masyarakat tetap mau dan mampu berbelanja meski di tengah pandemi sehingga aktivitas ekonomi tetap dapat berjalan.

Harapan terbesar untuk mengembalikan kesehatan ekonomi Indonesia memang masih bergantung berada pada penemuan vaksin. Namun kembali normalnya aktivitas masyarakat secara bertahap memberi harapan untuk ekonomi Indonesia berangsur-angsur membaik. Meningkatnya aktivitas masyarakat menyebabkan perbaikan ekonomi mulai terjadi pada kuartal III-2020. “Tahun depan tidak bisa mengasumsikan pemulihan full power karena pasti Covid-19 masih menjadi salah satu yang menahan pemulihan konsumsi, investasi, dan perekonomian global. Sehingga sangat bergantung pemulihan di semester II dan memberi pengaruh terhadap seberapa tinggi pemulihan di 2021,” ungkap Sri Mulyani dilansir dari Merdeka.com. (han, bbs)