Kenali Pahlawan dalam Dirimu hayuning September 8, 2020

Kenali Pahlawan dalam Dirimu

Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (PKLP Ubaya) mengadakan acara ngobrol bareng PKLP Ubaya yang keempat. Acara yang diadakan pada hari Sabtu, 22 Agustus 2020 dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan meramaikan kegiatan dengan tema “Finding Your Inner Hero” ini. Acara webinar ngobrol bareng yang diadakan secara daring ini menghadirkan Syafitri Desnawaty, M.Psi., Psikolog., dan Widi Puspita Sari, M.Psi., Psikolog, sebagai pembicara.

“Saya yakin mereka yang disini adalah calon pemimpin, sebab saat orang-orang santai di hari Sabtu, teman-teman meluangkan waktu untuk menambah ilmu,” sambut Dr. Dra. Artiawati M.App.Psych., selaku Direktur PKLP Ubaya kepada peserta yang hadir. Dalam kesempatan ini, Arti juga membuka kegiatan dengan keynote speech yang membahas pentingnya mengasah kemampuan diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang berdampak di masa depan.

“Walaupun seorang raja melahirkan pangeran, tidak langsung pangeran bisa jadi pemimpin. Pemimpin tidak langsung dilahirkan, namun ada proses yang panjang,” jelas Arti. Dalam kesempatan ini Arti pun menekankan pentingnya keseimbangan hardskill dan softskill. Arti juga mengingatkan pentingnya mengenal potensi diri terlebih dahulu sebelum mempertajam skill yang dimiliki. Pasalnya, kemampuan ini akan sangat dibutuhkan di masa mendatang.

Pembicara pertama, Syafitri, membuka dengan membahas arti kata seorang ‘hero’ atau pahlawan. Ia berpendapat bahwa banyak kualitas pahlawan yang tersembunyi dalam diri. Orang seringkali melupakan bahwa kita memiliki kualitas pahlawan, dan lebih lanjut lagi orang lupa bahwa pahlawan juga memiliki kelemahan.

“Namun demikian halnya dengan kekuatan, mereka juga memiliki kelemahan tersendiri,” jelas Syafitri. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini ia memberi ilmu tentang soft competencies yang harus dimiliki di masa penuh tantangan kedepan yang bisa membantu menghadapi kelemahan tersebut. Pembicara selanjutnya, Widi Puspita Sari, juga menuturkan bahwa manusia tidka perlu terlalu keras terhadap dirinya sendiri. “Kegagalan itu tidak apa-apa karena itu proses belajar,” ungkapnya. Ia pun berpendapat bahwa kegagalan adalah tanda bahwa kita pernah mencoba, sebab orang yang tidak gagal adalah orang yang tidak pernah mencoba. (sml)