Belajar Penanganan Gawat Darurat Bersama Klinik Pratama Ubaya hayuning September 4, 2020

Belajar Penanganan Gawat Darurat Bersama Klinik Pratama Ubaya

Sabtu, 22 Agustus 2020 Klinik Pratama Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Pelatihan Online Kegawatdaruratan. Acara ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan sebagai bukti bahwa Ubaya peduli kesehatan masyarakat di sekitar. Ubaya mendatangkan dua Dokter Umum di Klinik Pratama Ubaya sebagai narasumber, yakni Dr. Christian Hanjokar dan Dr. Christian Adithya Suwito.


Hanjokar membuka diskusi dengan membawakan materi mengenai “Basic Life Support in Covid-19 Era”. Menurutnya, pandemi covid-19 membuat banyak modifikasi yang harus dibuat dalam prosedur tetap kesehatan. “Akhirnya ada modifikasi, salah satunya adalah upaya memberi bantuan hidup dasar (BHD),” ujar Hanjokar. Hal ini terjadi karena saat memberikan BHD akan ada kontak fisik dari penolong dan yang ditolong. “Sehingga resiko penularan covid-19 menjadi lebih besar pemaparannya,” jelasnya.


Menurut Hanjokar, kita perlu mengecek kesadaran menanyai korban terlebih dahulu daripada langsung menolong secara fisik saat ingin melakukan BHD. “Jika tidak direspon, segera cek denyut nadi di leher orang tersebut menggunakan 2-3 jari selama 5 detik,” jelasnya. “Jika tidak menemukan denyut nadi atau gerakan, segera minta tolong orang lain untuk mengaktifkan sistem gawat darurat. Ingat 112 bukan 911,” tegasnya.


Diskusi dilanjutkan oleh Adithya dengan membahas materi mengenai “Wound and Fracture Management”. Menurutnya, saat menemukan kejadian gawat darurat kita tidak perlu panik. “Cari bantuan dan jangan melakukan hal yang tidak perlu. Jadi fokus berikan pertolongan yang dibutuhkan,” ujarnya. Selain itu, Adithya juga menjelaskan beberapa macam luka dengan cara penanganannya. “Jangan lupa pastikan kondisi lingkungan dan sekitar aman. Lalu gunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker dan sarung tangan,” tambahnya.


Menjelang akhir sesi, antusiasme peserta tidak dapat ditahan. Banyak pertanyaan telah diberikan, salah satunya ialah Hendi. “Dengan adanya perbedaan penanganan gawat darurat sebelum dan sesudah pandemi. Apakah mengurangi tingkat efektivitas perawatan?” tanyanya. Hanjokar menjawab bahwa pasti ada pengurangan tingkat efektivitas. “Kita berharap pandemi ini bisa reda kembali sehingga tata laksana yang lama bisa dilakukan karena jauh efektif,” tutupnya. (et)