Belajar Proposal Pendanaan PPPUD dan PPTTG Bersama LPPM hayuning August 18, 2020

Belajar Proposal Pendanaan PPPUD dan PPTTG Bersama LPPM

Rabu, 29 Juli 2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) mengadakan Workshop Strategi Menembuh Hibah Pengabdian Masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong peserta supaya bisa membuat proposal pendanaan sesuai materi. Berlangsung menggunakan zoom, sedikitnya 40 peserta hadir pada hari itu. Workshop ini merupakan sesi keempat dari rangkaian sesi pada acara workshop LPPM Ubaya.

Pada kesempatan kali ini, Dr. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si selaku Dosen Politeknik Universitas Negeri Semarang akan menjadi narasumber pada acara hari itu. Materi yang dibawakan membahas mengenai Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) dan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna ke Masyarakat (PPTTG). Menurut Suparni, PPPUD adalah penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan perguruan tinggi sebagai usaha mengembangkan produk unggul di daerah. Hal ini bertujuan agar terbentuknya kompetitif di pasar dalam negeri dan luar negeri yang dinamis.

Suparni memberikan beberapa contoh dan solusi dalam pembuatan proposal. “Harus ada analisa situasi dari calon mitra beserta foto-fotonya. Dibatasi 20 halaman jadi dirangkum dari aspek produksi, akses, pemasaran, sumber daya manusia, dan sebagainya,” jelasnya. Selain itu, Suparni memberikan beberapa solusi dan target luaran. “Tuliskan solusi terhadap permasalahan prioritas yang ditawarkan. Lalu tuliskan jenis luaran untuk calon mitra dan setiap tahunnya, setelah diberi solusi,” tuturnya. Menurutnya, kedua hal itu perlu dinyatakan secara detail, rinci, dan terukur dengan baik.

Diskusi dilanjutkan dengan membahas PPTTG. Suparni berpendapat bahwa program PPTTG merupakan teknologi yang sebenarnya sederhana. Menurutnya, ada beberapa dasar program dalam PPTTG. “Ada pendayagunaan produk teknologi hasil perguruan tinggi. Lalu meningkatkan budaya iptek dan sosial ekonomi. Kemudian peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Suparni.

Selain itu, Suparni menjelaskan beberapa karakteristik kegiatan PPTTG. “Menerapkan dan desiminasi produk teknologi. Lalu ketahanan pangan, energi, industri kreatif, kesehatan, maritim. Kemudian produk akan diuji coba,” jelasnya. Menurutnya, tidak boleh ada status barang uji coba di proposal PPTTG dan PPPUD. Hal ini disebabkan produk tersebut perlu di uji coba terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam proposal.

Menjelang akhir sesi, antusiasme peserta tidak dapat ditahan. Banyak pertanyaan telah diberikan, salah satunya ialah Dhiani Absari. “Jika produk yang diproposalkan berupa website e-marketplace. Apakah perlu desain prototipenya juga dituliskan di proposal?” tanyanya. Pertanyaan ini mendapat respon dari Suparni. “PPTTG yang diutamakan itu teknologi tepat guna jadi alat. Kalau website itu sebagai penunjangnya,” jawabnya. (et)