Ubaya Library: Berinovasi, Bertransformasi, dan Beradaptasi Hadapi Berbagai Tantangan hayuning July 18, 2020

Ubaya Library: Berinovasi, Bertransformasi, dan Beradaptasi Hadapi Berbagai Tantangan

Senin, 6 Juli 2020 Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya Library) Kembali menggelar webinar. Library Insight: Belajar, Berkreasi, dan Berinovasi untuk Kehidupan Lebih Bermakna merupakan tajuk pembicaraan pada webinar kali ini. Sedikitnya 200 peserta dari seluruh Indonesia turut hadir dalam seminar yang digelar secara daring melalui Zoom.

Pada kesempatan kali ini, Ida Fajar Priyanto, Ph.D. asal Universitas Gadjah Mada turut diundang sebagai keynote speaker. Thinking Without The Box menjadi tajuk yang dibawakannya. Ada empat narasumber dari kalangan akademisi Ubaya, diantaranya: Dr. Bonnie Soeherman, S.E., M.Ak., yang membawakan tajuk Motivasi dan Inovasi Pustakawan di Era New Normal; Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin, M.Com(Hons)., M.A., Ph.D., dengan tajuk Mindfulness for Librarians; Christabel Annora Paramita Parung, S.T., M.Sc., dengan tajuk Desain Perpustakaan Pasca Pandemi; dan Adhicipta Raharja Wirawan, S.E., M.A., Ak., dengan tajuk Boardgame : Kreasi dan Inovasi dalam Literasi Informasi

“Sejarah telah membuktikan bahwa salah satu ilmuwan besar, pak Isaac Newton pada 1965 melahirkan sebuah inovasi besar saat pandemi yang terjadi di kota London yang menewaskan hampir 20 persen warga kota London,” sambut Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T. selaku Rektor Ubaya. Menurutnya, hal itu membuktikan jika pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai sendi kehidupan manusia. “Saat ini kita didesak untuk melakukan transformasi agar dapat beradaptasi,” tekan Benny. Hal serupa turut berlaku untuk perpustakaan supaya melakukan transformasi untuk menghadapi perubahaan ini. “Perpustakaan sebagai kolaboratif dan learning space, saya kira merupakan suatu ide yang sangat bagus, sangat baik, dan sangat tepat saat ini,” tutupnya saat itu.

“Pada dasarnya kita tidak hanya bicara masalah kreativitas dan inovasi, melainkan kita juga akan melihat esensi dari sebuah rasa,” papar Bonnie di awal materi. Menurutnya, saat ini merupakan zaman yang penuh tantangan. Hal itu dikarenakan tidak hanya teknologi saja yang dihadapi, tetapi juga dengan pandemi Covid-19. “Sebenarnya perpustakaan yang kita kelola, tantangannya cukup banyak,” lanjutnya terkait permasalahan yang dialami oleh perpustakaan. Berbagai tantangan tersebut seperti hadirnya Internet of Things, Google, YouTube, Life Style Shifting, Book store, hingga Free wifi cafeacute;.

Bonnie turut memaparkan berbagai aktivitas sehari-hari yang telah mengalami perubahan, baik sebelum, saat, dan setelah pandemi berlangsung. “Oleh sebab itu, mungkin saja perpustakaan akan mengalami pembaharuan atau perubahan definisi,” jelasnya ketika membahas perubahan yang akan dialami perpustakaan. Terdapat tiga prinsip inovasi yang perlu diperhatikan, diantaranya: Inovasi adalah tentang mereka, Inovasi adalah harmoni keterhubungan, dan Inovasi adalah entrepreneurship. “Inovasi adalah sebuah investasi. Tapi ketika inovasi dianggap sebagai sebuah beban itu akan sulit berjalan karena kita berbicara soal efisiensi,” tutupnya di akhir materi.

Mindfulness atau kesadaran penuh adalah sebuah kondisi di mana pikiran berfokus pada apa yang sedang terjadi di sini dan sekarang atau here and now,” papar Prof. Sujoko. Artinya, pikiran tidak terpenjara oleh masa lalu dan terobsesi ke masa depan. Prof. Sujoko menjelaskan jika masa lalu dan masa depan hanyalah hantu karena tidak nyata, yang nyata adalah here and now. Masa kini akan segera menjadi masa lalu hanya dalam momen sepersekian detik, namun masih melekatnya. Berbeda dengan masa depan yang belum tentu terjadi namun kita seolah-olah sudah hidup di dalamnya.

Prof. Sujoko menuturkan jika pelatihan mindfulness meditation diperlukan untuk menciptakan kebahagiaan di tempat kerja. Menurut riset, hal tersebut sudah dilakukan di berbagai perusahaan besar, seperti: Google, Salesforce, General Mills, Adobe, Aetna, Goldman Sachs, dan Garuda Food. Manfaat yang didapat cukup beragam, mulai dari mereduksi konflik, mengurangi stress, meningkatkan fokus, meningkatkan kemampuan beradaptasi, kreativitas, dan empati ke orang lain. Tak lupa Prof. Sujoko turut mengajak peserta untuk berlatih mindfulness meditation bersama-sama.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada serial kali ini. Seperti salah satu peserta seminar asal Medan yang menanyakan, “Kalau ruangan perpustakaannya minim, bagaimana bisa membuat ruangannya terasa menjadi luas? Menurut Christabel salah satu pembicara yg berbicara dari sisi desain, menyebutkan bahwa dengan menggunakan furniture-furniture yang multifungsi merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan. “Misal saja mejanya bisa dijadikan rak atau bisa dilipat dan diubah menjadi kursi atau sejenisnya,” jelas Christabel. (jr)