Tentang Perempuan dan Bisnis. Susi Pudjiastuti: Perempuan Jangan Betah Diam! hayuning June 18, 2020

Tentang Perempuan dan Bisnis. Susi Pudjiastuti: Perempuan Jangan Betah Diam!

Pada 4 Juni 2020 silam, United Nations Developed Programme (UNDP-Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan Indonesia Global Compact Network (IGCN) mengadakan seminar Perempuan Bertahan di tengah Pandemi Covid-19. Webinar ini mengundang sejumlah tokoh-tokoh wanita dan praktisi bisnis yang berpengalaman untuk memberi insight terkait wanita dan bisnis di tengah pandemi. Dimoderatori oleh Mardiyah Chamim, acara ini dihadiri setidaknya 155 partisipan.

“Kita memahami bahwa Covid-19 memengaruhi setiap aspek kehidupan kita,” ungkap Sophie Kemkhadze, selaku Deputy Resident Representative dari UNDP. Ia mengungkapkan bahwa krisis ini memiliki peluang untuk memperbesar ketidaksetaraan gender dalam masyarakat.

Pada kesempatan ini terdapat beberapa panelis, salah satunya adalah Nita Yudi, selaku Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Perempuan. “62 juta pengusaha, 57 juta mikro dan kecil. 60% adalah milik perempuan,” tukasnya. Ia pun menuturkan bahwa pengusaha perempuan memiliki kontribusi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selanjutnya Wulan Tilaar selaku Vice Chairwoman dari Martha Tilaar, kosmetik tradisional Indonesia. Ia pun menekankan cara mencari peluang. “Dimulai dari apa yang kita butuhkan, lalu melihat apa yang kita bisa lakukan dari yang bisa kita miliki,” jelasnya. Dari situ akan muncul peluang-peluang yang bisa kita lakukan.

Kemudian Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019, Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, dan PT ASI Pudjiastuti Aviation, juga menyampaikan pendapatnya pada kesempatan kali ini. “Ada opportunity, akan lebih mudah bagi kita untuk bangkit di era 4.0,” jelasnya. Sayangnya infrastruktur internet belum melingkupi seluruh penjuru Indonesia, beberapa daerah tidak memiliki kapasitas kecepatan yang baik.

Susi pun menyebutkan bahwa kreativitas perempuan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipandang remeh. “Memang skala kecil, tapi kalau pemerintah / Lembaga masyarakat bisa membantu..saya yakin ada peluang. Lihat saja, di masa pandemi, banyak Ibu Rumah Tangga berjualan masker. Itu melihat peluang,” jelas Susi. Beliau pun menegaskan bahwa wanita Indonesia harus lebih aktif lagi dalam berkomunitas, salah satunya melalui komunitas di kampung. “Perempuan itu jangan sampai betah diam. Kalaupun sudah nggak betah diam, harus memberdayakan mereka supaya nggak betah diam itu jadi nilai ekonomi,” jelasnya. (sml)