Gelar Webinar Bertajuk Edukasi Masyarakat, Wujud Nyata Penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi hayuning May 29, 2020

Gelar Webinar Bertajuk Edukasi Masyarakat, Wujud Nyata Penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi

ilustrasi: freepik.com (@pikirsuperstar)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya) bersama Fakultas Farmasi Ubaya kembali menggelar Webinar pada Minggu, 17 Mei 2020. Bertajuk Seri Edukasi Masyarakat Pengobatan dan Penyakit, webinar kali ini mendatangkan dua pembicara Ike Dhiah Rochmawati, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt., dan Dr. Amelia Lorensia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt.

“Ubaya sebagai lembaga pendidikan memiliki peran untuk selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang bersifat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait hal-hal yang sedang trend atau bergelut dengan masalah global, salah satunya adalah masalah Covid-19. “Covid-19 ini tidak memandang usia, siapa saja bisa kena. Sehingga kita harus bisa mengantisipasi dengan cara meningkatkan imunitas ataupun taat terhadap prosedur yang berlaku,” pesan Dr. Farida Suhud, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Ubaya saat membuka webinar.

Penggunaan Obat Pada Sindrom Metabolik di Tengah Pandemic Covid-19 merupakan topik pertama yang dibawakan. “Pasien Covid-19 sebenarnya bervariasi, mulai dari pasien tanpa penyakit hingga pasien dengan penyakit sindrom metabolik,” tungkas Ike Dhiah Rochmawati, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt., selaku Dosen Penatalaksanaan Penyakit Kardiovaskular. Menurutnya, sindrom merupakan kumpulan dari gejala-gejala atau penyakit-penyakit. Sedangkan, penyakit metabolik berarti terdapatnya sebuah gangguan pada proses metabolisme di dalam tubuh. Beberapa kondisi penyakit metabolik yang memperparah Covid-19 diantaranya hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung stabil. “Ketika tidak bisa bekerja dengan maksimal, akan menyebabkan kecenderungan gula darah yang tinggi,” jelasnya.

Pembicara kedua, Dr. Amelia Lorensia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Ubaya membawakan topik Penatalaksanaan Dalam Mencegah Covid-19 Pada Penyakit Paru Kronis. “Penyakit paru kronis, seperti: PPOK, asma, fibrosis paru, dan kanker paru berisiko tinggi mengalami kondisi serius jika terinfeksi Covid-19,” paparnya. Hal itu menyebabkan seseorang dengan penyakit tersebut perlu mendapat perhatian lebih. “Pasien dengan asma atau PPOK yang parah dan atau tidak terkontrol, berisiko lebih tinggi terhadap infeksi Covid-19 yang lebih parah,” lanjutnya.

Sesi tanya jawab atau berdiskusi menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Tak sedikit peserta yang melontarkan berbagai pertanyaan kepada kedua narasumber. “Untuk perokok memiliki risiko lebih tinggi terjangkit penyakit Covid-19. Jika perokok tersebut terjangkit Covid-19, apakah asap rokok tersebut dapat menyebarkan Covid-19?” tanya seorang peserta kepada Amelia. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Amelia meluruskan pengertian peserta yang salah mengenai perokok yang tidak berisiko lebih tinggi terkena Covid-19, melainkan lebih berisiko mengalami perburukan akibat Covid-19. “Belum ada penelitian terkait kasus tersebut. Namun menurut teori, asap yang keluar tidak mengandung Covid-19 karena tidak ada air liurnya,” jawab Amelia. (jr)