Peran Pangan Fungsional untuk Meningkatkan Sistem Imun Menghadapi Pandemi Covid-19 hayuning May 18, 2020

Peran Pangan Fungsional untuk Meningkatkan Sistem Imun Menghadapi Pandemi Covid-19

Oleh: Yayon Pamula Mukti, STP, M.Eng

Dosen Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya.

DUNIA tengah menghadapi permasalahan serius dengan munculnya Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus dan saat ini menjadi pandemik global. Pasien pertama terdeteksi pada Desember 2019 memiliki gejala pneumonia dengan penyebab tidak jelas, yang di kemudian hari diketahui berasal dari virus SARS-CoV-2.

Perkembangan Covid-19 tidak dapat dianggap remeh. Data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyatakan sampai dengan 5 Mei 2020, lebih dari 12.000 penduduk Indonesia terpapar virus ini. Kondisi yang demikian menyebabkan sebagian besar orang mengalami panic buying keperluan sehari- hari, alat pelindung diri (APD), bahkan suplemen vitamin C hilang dari peredaran. Menipisnya stok suplemen vitamin C di pasaran dilaporkan terjadi pada beberapa negara, di antaranya Singapura, China, Filipina dan Indonesia. Bahkan terjadi peningkatan penjualan vitamin C sampai dengan 140% di Amerika Serikat.

Tren ini diperkirakan disebabkan oleh kepercayaan masyarakat bahwa vitamin “sakti” C dapat mencegah penularan Covid-19, yang diperkuat oleh pendapat peraih Nobel Kimia, Linus Pauling, di mana vitamin C memiliki kemampuan melawan penyakit dan diklaim dapat mengatasi epidemic flu babi (Swine flu). Karena itu vitamin C dipercaya juga dapat mencegah dan mengatasi COVID-19.

Hal tersebut tidak sepenuhnya akurat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien Covid-19 di China dan Amerika, pemberian vitamin C (l-ascorbate) dosis tinggi secara subkutan (IV) dianggap aman dan dapat meringankan masa perawatan intensif karena pneumonia sampai dengan 8,6%, serta memperpendek penggunaan ventilator sampai dengan 25%.

Akan tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi vitamin C dapat mencegah penularan Covid-19. Suplemen, baik berupa vitamin maupun nutrisi lain, merupakan makanan tambahan yang diberikan jika makanan kita konsumsi kurang memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Vitamin C merupakan salah satu nutrisi dalam bahan pangan yang sering disebut dengan pangan fungsional.

Peran Senyawa Bioaktif Pangan dalam Melawan Covid-19

Berdasarkan fungsi pangan, pangan fungsional mencakup fungsi pangan ketiga, yaitu memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan sistem imun dan regulator metabolisme, di samping fungsi gizi dasar dan organoleptik. Konsumsi bahan pangan fungsional dapat meningkatkan sistem imun untuk melawan infeksi berbagai bakteri, virus dan jamur. Senyawa aktif pada pangan fungsional juga diyakini dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker.

Selain vitamin C, vitamin A yang banyak terkandung pada wortel, brokoli, bayam, ikan salmon memiliki senyawa aktif larut lemak seperti beta-karoten, retinol, asam retinoat yang berfungsi esensial dalam sistem imun, di mana vitamin A memiliki sifat anti-inflamasi, serta berperan mengatur respon imunitas sel dan imunitas humoral (contoh: antibodi).

Penelitian yang dilakukan oleh Sinha, dkk pada Maret 2020 telah membuktikan bahwa isotretionin (turunan dari vitamin A) dapat memediasi penurunan ekspresi (down regulator) dari angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang merupakan enzim yang berperan penting dalam penempelan SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.

Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan E juga diprediksi dapat meningkatkan kinerja sistem imun melawan Covid-19. Hal ini didasarkan pada penelitian tentang meningkatnya risiko infeksi bovine coronavirus pada hewan ternak terhadap penurunan kandungan vitamin D dan E.

Tidak hanya komponen bioaktif berupa vitamin, senyawa bioaktif lemak seperti asam lemak tidak jenuh dan asam lemak arakidonat esensial yang dapat ditemukan pada kacang-kacangan, daging dan telur juga berperan dalam meningkatkan resistensi dan pemulihan dari infeksi SARS-CoV-2, SARS dan MERS. Publikasi Yang, Y, dkk menjelaskan bahwa beberapa jenis senyawa flavonoid seperti quercetin dan kaempferol yang banyak terkandung dalam bawang merah, kale, brokoli dan bayam dapat menghambat aktivitas enzimatik dari SARS 3-chymotrypsin-like protease (3CLpro).

Enzim ini berperan vital dalam replikasi virus SARS, sehingga senyawa ini berpotensi dalam melawan penyakit Covid-19. Polifenol lain yang sedang diteliti karena potensinya sebagai penghambat protease utama (Mpro) Covid-19 adalah hesperidin dan rutin. Komponen bioaktif ini banyak ditemukan pada buah jeruk dan lemon.

Pengolahan dan Konsumsi Pangan Fungsional yang Benar

Sampai saat tulisan ini dibuat, 5 Mei 2020, peran komponen bioaktif pada pangan fungsional masih terus dikembangkan untuk mencegah dan mengobati Covid-19. Akan tetapi, manfaat dari pangan fungsional dalam upaya meningkatkan sistem imun tubuh telah banyak terbukti, sehingga konsumsi pangan fungsional yang cukup sangat dianjurkan. Pengolahan bahan pangan yang benar dengan meminimalisasi pengolahan panas akan mengurangi potensi kerusakan komponen bioaktif.

Sebagai contoh adalah Flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu komponen polifenol yang sensitif terhadap panas yang biasa tersebar pada sayuran dan buahndash;buahan. Konsumsi bahan pangan dalam bentuk mentah atau pengolahan sederhana lebih dianjurkan, dengan tentunya memperhatikan kebersihan dan higienitas dari bahan pangan tersebut.

Beberapa jenis pengolahan pangan memiliki sifat yang dapat meningkatkan kandungan bioaktif, sebagai contoh fermentasi kedelai menjadi tempe dapat meningkatkan komponen bioaktif aglycone (senyawa isoflavon) mencapai 100% pada fermentasi selama 24 jam. Dengan demikian, pemilihan bahan pangan fungsional yang tepat dikombinasikan dengan pengolahan yang benar merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan kualitas senyawa bioaktif pada bahan pangan tersebut.

Saat ini, peningkatan sistem imun merupakan salah satu prioritas utama bagi konsumen di seluruh dunia. Menurut data dari Nutraceuticalsworld, 2019, 20% konsumen membeli produk kesehatan karena perhatian mereka terhadap peningkatan sistem imun tubuh.

Terlebih pada era pandemik saat ini, masyarakat akan lebih meningkatkan kepedulian dan konsumsi terhadap produk-produk yang memiliki fungsi peningkatan sistem kekebalan tubuh, termasuk produk pangan fungsional yang mengandung bioaktif alami yang notabene lebih ramah terhadap tubuh dibandingkan dengan produk sintetik.

Sumber: iNews.id