Fighting Covid-19: Kemampuan dan Efektivitas Tanaman Herbal hayuning May 14, 2020

Fighting Covid-19: Kemampuan dan Efektivitas Tanaman Herbal

Sabtu, 9 Mei 2020, Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya) gelar webinar online bertopik pembahasan ‘Tanaman Herbal vs Covid-19, Ampuhkah?. Johan Sukweenadhi, Ph.D.. selaku pembicara sekaligus dosen Fakultas Teknobiologi. Webinar yang diikuti oleh sekitar 68 orang yang tak hanya dari kalangan mahasiswa, namun juga para dosen, pengajar, dokter hingga wirausahawan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kita bisa melihat bahwa pada masa pandemi, penyebaran produk-produk dari industri farmasi masih didominasi oleh obat atau suplemen-suplemen yang berasal dari tanaman herbal,” ujar Johan. Beliau juga menyebutkan bahwa hal ini juga bisa dikaitkan dengan suatu tanda trend positif seperti contoh jamu yang mulai menjadi brand Indonesia di mancanegara. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mengatakan bahwa minat masyarakat untuk mengkonsumsi jamu ini memang lumayan besar. Bahkan saat ini banyak produk herbal yang sudah diterima oleh kalangan medis berkat program-program penelitian peningkatan nilai mutu seperti dengan saintifikasi produk tersebut.
Kita bisa menggunakan pengetahuan akan teknobiologi untuk melihat potensi tanaman-tanaman herbal yang dapat menjadi antiviral atau penghambat perkembangan virus sekaligus meredakan gejala penyakit. Selama ini kita bisa melihat bahwa yang selalu menjadi primadona pengembangan senyawa aktif tanaman adalah senyawa aktif yang mempunyai nilai jual dan khasiat yang tinggi, seperti gingseng, curcumin, dan lain-lain. Dengan penelitian ini nantinya kita bisa kaitkan ekstrak tanaman terhadap mengatasi infeksi virus.
Meski begitu hingga saat ini belum ada penelitian yang mendukung atau benar-benar menjelaskan mekanisme secara tepat obat tradisional herbal tertentu dalam mengobati secara spesifik covid-19. “Sampai saat ini beberapa kandungan aktif tanaman herbal paling maksimum berfungsi sebagai imunomodulator yang berguna sebagai peningkatan sistem imun. Jadi penggunaannya tidak sebagai pengobatan, namun sebagai bentuk upaya pencegahan,” ungkap Johan. Tapi tidak menutup kemungkinan dalam proses perkembangannya saat ini nantinya ditemukan obat herbal yang dapat mengobati dan menanggulangi covid-19 ini. (mad)