Covid-19 Memuluskan Era Revolusi Industri 4.0 hayuning April 14, 2020

Covid-19 Memuluskan Era Revolusi Industri 4.0

Oleh: Yuwono Budi Pratiknyo S.T., M.T.

Dosen Teknik Mesin dan Manufaktur, Universitas Surabaya, Kandidat Doktor Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.

Hal tersebut tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.

Enam bulan yang lalu mungkin kita masih mencibir dan mungkin tersenyum, apa mungkin era ini akan berjalan, apa mungkin kita siap dengan sumber daya yang ada, apa mungkin kita akan bergeser kesana, ini semua hanyalah jargon semata.

COVID 19, virus mematikan dengan penyebaran yang sangat cepat telah mematikan sendi-sendi perekonomian di Cina, Italia, Korea, Iran dan sekarang di seluruh dunia. Sendi-sendi perkonomian mengalami lock down, perindustrian stagnant dan cenderung menurun, transportasi berhenti, dan proses pendidikan terhambat yang ujungnya berimbas pada kekhawatiran dan efek psikologis masyarakat.

Perubahan Paradigma

Indonesia meskipun tidak menerapkan Lock down secara massif, namun kebijakan belajar di rumah bagi siswa mulai dari Pendidikan dasar, menengah dan Pendidikan tinggi serta kebijakan beberapa perusahaan untuk Work From Home (WFH) yang pada awalnya tidak memungkinkan dilaksanakan namun saat ini menjadi sebuah keniscayaan. Pada minggu ini para pengajar yang awalnya enggan bermain dengan teknologi pengajaran berbasis online akhirnya “terpaksa” dan selanjutnya merasa “dipermudah” dengan adanya teknologi berbasis online. Pengajaran secara online bak jamur tumbuh di musim hujan. Para pengajar menikmati mengajar dari rumah, dan siswa yang pada umumnya berada pada Generasi Z (lahir antara tahun 1995-2010-sehingga saat ini berada pada kisaran usia 9-24 tahun) yang lebih nyaman tinggal di rumah merasa “happy” dengan metode belajar saat ini.

Bagi pelaku perdagangan dan industry di Indonesia, minggu ini juga mengalami perubahan yang drastis. Work From Home (WFH) yang pada umumnya di Indonesia dianggap sebagai suatu “kejanggalan” dan dianggap tidak produkstif, dengan adanya virus Corona ini telah memaksa sebagian CEO, Direktur dan Pejabat untuk mengintruksikan bekerja dari rumah. Aplikasi-aplikasi meeting online pun pada akhirnya menjadi suatu kewajiban untuk diinstall di Gadget masing-masing. Apakah pekerjaan jadi terhambat ? ternyata tidak meeting-meeting yang awalnya harus bertatap muka akhirnya dilakukan secara online yang tentu saja dapat menghemat dari sisi waktu dan biaya.

Perubahan Strategi Industri

Jika ditanya, kapan virus dunia ini akan selesai ? maka tidak ada yang tau kapan virus ini berakhir. Apakah kita tetap diam dan menunggu bergerak seperti biasa setelah virus ini hilang ? Bisa saja ini menjadi sebuah pilihan dan sebelum bergerak bisa dipastikan akan sangat berat bagi industry untuk maju selangkah. Sebelum itu terjadi Industri harus segara merubah strategi Dengan merubah dari industry yang biasa menuju industri yang siap digital. Bebrapa perubahan yang harus disiapkan : Pertama: Internet of Thing (IoT), sebuah konsep dimana suatu obyek yang memiliki kemampuan untuk menstransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia. Perusahaan perusahaan kelas dunia telah melakukan ini dalam proses procurement, distribusi dan logistik yang semua diatur oleh teknologi berbasis data. Proses seleksi vendor dalam procurement sudah tidak memerlukan interaksi manusia lagi. Kedua: Artificial Intelegence, jika internet of thing menjadi suatu habit dalam perusahaan maka data-data akan banyak terkumpul. Kumpulan-kumpulan data inilah yang selanjutnya oleh computer atau mesin dipelajari dan diolah secara berkesinambungan.Semakin banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin baik pula Artificial Intelegence AI dalam membuat prediksi. Dengan Artificial Intelegence divisi pemasaran akan semakin mudah dalam mengambil keputusan terkait strategi marketing dan bagi bagian production akan semakin mudah dalam mengambil keputusan dalam perencanaan proses produksi. Ketiga System Integration. Sistem integrasi atau integrated system merupakan rangkaian yang menghubungkan beberapa sistem bagi secara fisik maupun fungsional. Sistem ini akan menggabungkan komponen sub sistem dalam satu sistem yang menjamin setiap fungsi dapat berfungsi sebagai kesatuan dari sebuah sistem. Integrated system sangat penting dalam mengintegrasikan proses design, proses budgeting, prototyping, material and production planning, dan manufacturing processing. Perubahan kebutuhan (needs) dari konsumen yang cepat dan persaingan dari competitor yang ketat mengharuskan seluruh system dari suatu perusahaan bergerak dengan cepat dan terjalin secara sinambung. Keempat: Cyber security. Persaingan yang ketat menjadikan kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi suatu keharusan. Informasi dan data yang disimpan harus dilindungi dari cyberattack.

COVID 19 telah menyadarkan dunia Pendidikan dan dunia Industri untuk memanfaatkan teknologi digital dalam keseharian. Dengan COVID 19, Selama lima tahun ke depan, perusahaan industri diprediksi akan mengalokasikan sekian prosen dari pendapatan tahunan mereka ke kebutuhan solusi Internet (digital) untuk Industri. Dengan COVID 19, dalam Lima Tahun ke Depan, sebagian Perusahaan diprediksi akan mendigitalkan seluruh bisnis prosesnya. Baik secara horizontal (dari semua divisi atau unit) maupun secara vertikal (dari jenjang bawah sampai atas). Dengan COVID 19 akan memuluskan Revolusi Industri 4.0 dalam meningkatkan produktivitas dan peningkatkan efisiensi. Dari pengalaman virus ini, Sektor industri diharuskan memproduksi bahan mentah dan energi yang lebih sedikit. Revolusi Industri 4.0 memungkinkan produktivitas dan efisiensi sumber daya yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan tercipta lingkungan yang tepat untuk produksi yang sifatnya berkelanjutan dan efisien.