Jatim Siapkan Paket Ekonomi, Pengamat Menilai Corona Tak Akan Sebabkan Krisis hayuning April 9, 2020

Jatim Siapkan Paket Ekonomi, Pengamat Menilai Corona Tak Akan Sebabkan Krisis

Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang mempersiapkan paket ekonomi, untuk membantu masyarakat Jawa Timur menghadapi dampak akibat adanya virus corona. Pengamat ekonomi menilai, dampak ekonomi akibat virus corona tidak akan mengakibatkan ekonomi Jatim terpuruk, seperti pada era krisis ekonomi 1998.
SURABAYA-Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang mempersiapkan paket insentif untuk membantu sektor industri besar, serta masyarakat pelaku ekonomi menengah ke bawah yang terdampak wabah virus corona.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan keberadaan lima sektor utama penunjang ekonomi Jawa Timur harus diselamatkan agar perekonomian Jawa Timur tidak merosot tajam.
Emil yang juga Ketua Rumpun Sosial Ekonomi, Gugus Tugas Penanggulangan Virus Corona Jawa Timur, berharap industri besar mampu bertahan menghadapi penurunan ekonomi akibat pandemi virus corona, meski sektor pariwisata, makanan dan minuman, serta jasa mengalami tekanan cukup signifikan.
“Dan juga konstruksi. Infrastruktur selain melindungi masyarakat, ada yang saat ini di Jember sedang bekerja membenahi sungainya supaya tidak banjir. Itu jalan terus untuk melindungi masyarakat, dan juga punya dampak multiplayer effect yang cukup baik, (untuk) konstruksi,” kata Emil Elestianto Dardak.
Menurut Emil, lima sektor utama ekonomi di Jawa Timur itu berkontribusi sekitar 75 persen, terhadap keseluruhan ekonomi Jawa Timur. Beroperasinya industri besar dengan segala protokol yang telah disiapkan, diharapkan dapat menjaga agar ekonomi Jawa Timur tetap stabil. Sementara, pemerintah juga sedang mengupayakan agar sektor ekonomi menengah ke bawah, yang saat ini terkendala bahan baku, bisa tetap berjalan.
“Nah harapannya, sesuai arahan Presiden, pabrik tetap bisa beroperasi tapi memberikan perlindungan kepada pekerjanya. Kalau itu bisa kita lakukan, maka kita berusaha meminimalisir 30 persen ekonomi Jawa Timur ini jangan terlalu menyusut,” ujar Emil.
Sedangkan untuk kegiatan ekonomi menengah yang mengalami kesulitan bahan baku karena harganya melonjak, Emil mengatakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sedang melakukan upaya substitusi bahan baku. Hal itu dilakukan agar industri itu tetap bisa beroperasi di tengah kendala bahan baku tersebut.
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Surabaya (Ubaya), Firman Rosjadi Djoemadi, meyakini stimulus serta insentif ekonomi yang sedang dipersiapkan pemerintah akan menyentuh sekor ekonomi menengah ke bawah. Sehingga dampak dari terhambatnya aktivitas ekonomi bisa diredam dengan bantuan insentif ekonomi dari pemerintah.
“Saya kira di Jaring Pengaman Sosial (JPS) itu mestinya nanti, yang seperti ini bisa diatasi, ditangani. Tentu teknisnya, misalnya lewat RT/RW, di pendataan lewat RT/RW. Lalu nanti naik ke Keluarahan, Pemda,” ujar Firman Rosjadi Djoemadi.
Firman mengusulkan dana untuk Jaring Pengaman Sosial dari pusat atau dari APBD bisa dialokasikan ke aktivitas-aktivitas yang belum tersentuh dengan beberapa langkah tadi (strategi ekonomi).
Firman juga meyakini, kondisi perekonomian Jawa Timur akan lebih baik dibandingkan daerah lain, bahkan nasional, dalam merespon dampak dari pandemi virus corona. Krisis ekonomi yang disebabkan tingginya inflasi, kata Firman, tidak akan terjadi bila semua sektor ekonomi di Jawa Timur tetap terjaga. Selain itu, masyarakat juga berpartisipasi dengan tidak melakukan pembelian produk karena panik (panic buying).
“Kita (Jawa Timur) ini lumbung beras, kemudian penghasil gula yang juga besar, pertanian, perikanan, kita cukup besar. Kalau menurut saya, Jawa Timur ini kan cukup balance sektor ekonominya, antara industri dan pertanian. Nah, Jawa Timur masih bisa (tumbuh) diatas rata-rata (nasional). Saya kira itu (corona) tidak akan menyebabkan daya dorong inflasi yang terlalu tinggi jika tidak timbul panic buying di sektor lainnya,” ungkap Firman. [pr/ft]
Sumber: voaindonesia.com