Jangan Remehkan Kemampuan Motorik Anak yang Terlambat Berkembang hayuning March 2, 2020

Jangan Remehkan Kemampuan Motorik Anak yang Terlambat Berkembang

Setiap orang tua ingin memberi yang terbaik untuk anak. Untuk membantu orang tua mewujudkan hal tersebut maka pada tanggal 21 Februari 2020, Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi (PKLP) dan Program Studi Magister Psikologi Profesi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan sebuah seminar pendidikan dengan tajuk: “Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang anak Pra-Sekolah.”
Seminar ini dibagi dalam dua sesi, sesi pertama dihadiri oleh sedikitnya 50 orang tua yang menitipkan putra-putrinya di Kelompok Bermain Sanggar Kreativitas PKLP Ubaya. Sesi kedua dihadiri oleh 55 mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Profesi Ubaya. Seminar ini mengundang narasumber ahli di bidangnya, yakni: dr. Yohanes Purwanto, S.ST Ft., S.Psi., seorang Dokter Spesialis Fisioterapis yang telah berkarier selama 17 tahun di dunia medis.
“Narasumber ahli datang untuk memberi informasi pada kita semua,” tukas Dr. Dra. Artiawati, M.App.Psych., selaku Direktur PKLP Ubaya. Ia pun menuturkan bahwa kesempatan ini sangatlah berharga sebab isu ini sangat penting bagi orang tua. Pada kesempatan ini pun ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang tua yang mempercayakan putra putrinya dalam asuhan kami.
Dokter Yohanes menjelaskan kesalahan umum yang terjadi pada gangguan tumbuh kembang anak Pra-Sekolah. “Ah ngga papa belum bisa jalan di usia 1 tahun, nanti kan bisa-bisa sendiri,” tukasnya menirukan orang tua. Baginya hal ini cukup berbahaya, sebab dalam piramida perkembangan motorik anak (kasar ataupu halus) ada di bagian paling bawah. Motorik adalah alat yang penting bagi anak untuk mengeksplorasi dunia di sekitarnya. “Selanjutnya akan memengaruhi kemampuan akademik bila terlambat penanganan, akan memengaruhi fase pendidikan selanjutnya” jelasnya. Ia pun mengaku bahwa di Indonesia seringkali penanganan terlambat sehingga banyak yang tidak ditangani dengan maksimal.
Dr. Drs. Andrian Pramadi, M.Si., selaku Kepala Program Studi Magister Psikologi Profesi pun mengapresiasi materi ini. “Pengetahuan ini menunjang profesi teman-teman kedepan,” tukasnya pada mahasiswa. Untuk mahasiswa Magister Profesi, dr. Yohanes pun menekankan pentingnya antara integrasi satu sama lain dalam upaya penyembuhan pasen. “Dari 230 pasien rawat inap, hampir 80 persen rawat ulang. Nah kenapa kok balik lagi?” tukas dr. Yohanes. Ia pun menekankan pentingnya perawatan yang holistik dan integratif antara farmakoterapi (obat-obatan), psikoterapi, dan fisioterapi supaya bisa sembuh seutuhnya. (sml)