Anak Garuda: Bisa Tidak Bisa Harus Bisa hayuning December 19, 2019

Anak Garuda: Bisa Tidak Bisa Harus Bisa

Selasa (3/12/2019) sebanyak 100 mahasiswa aktivis Universitas Surabaya (Ubaya) diundang untuk pemutaran ekslusif film Anak Garuda. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T., selaku Rektor Ubaya ikut menghadiri sekaligus melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Selamat Pagi Indonesia di studio satu cinema XXI Tunjungan Plaza 1. Kegiatan dilanjutkan dengan menonton bersama dengan mahasiswa.
Dengan slogan “Bisa Tidak Bisa Harus Bisa” film yang berdurasi 103 menit ini disutradarai oleh sutradara kondang Faozan Rizal dan sang penulis skenario Alim Sudio. Film ini menghadirkan wajah-wajah milenial yang akrab dengan para penonton yaitu Tissa Biyan, Violla Georgie, Ajil Ditto, Clairine Clay, Geradly Polisar, Rania Putrisari, Rebecca Klopper, dan Kiki Narendra. Tayang perdana pada 16 Januari 2020 mendatang, film produksi Butterfly pictures ini mengangkat kisah nyata yang inspiratif. Slogan yang dipilih mengingatkan kepada penonton untuk tidak lupa bekerja keras demi mewujudkan impian mereka. Masa lalu yang pahit bisa menjadi cambuk untuk menjadikan kita manusia yang semakin peka terhadap sekitar dan bisa menopang kita untuk terus berkembang serta mewujudkan mimpi.
Film ini mengisahkan tujuh siswa alumni dari sekolah SPI (Selamat Pagi Indonesia) yang terletak di Batu, Malang Jawa Timur yang berjuang menggapai mimpi masing-masing. Perjuangan tujuh murid sekolah SPI yakni: Olfa, Robet, Yohana, Dila, Sayyidah, Wayan, dan Sheren yang terlahir dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari pengalaman pahit yang membentuk trauma, SARA (Suku, Agama, Ras dan Agama), keluarga yang kurang mampu dan ada anak yatim piatu yang sering dihina dan ditertawakan, kini telah sukses menjadi wirausahawan muda dan terus mengembangkan sekolah SPI. Setiap pribadi ini dipertemukan bekerja sama ketika menempuh pendidikan gratis di sekolah SPI. (RE2,Bn)