Asinkronitas Penyebab Anak Gifted Sulit Dipahami hayuning November 20, 2019

Asinkronitas Penyebab Anak Gifted Sulit Dipahami

Isu tentang anak berbakat dan bertalenta menjadi keprihatinan orang tua. “Apakah anakku berbakat?” Mungkin adalah salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh orang tua mengenai anak. Dalam rangka menjawab hal tersebut maka Magister Psikologi Sains Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Seminar Keberbakatan Anak di Era Industri 4.0. Seminar dengan tajuk “Raising Talented Children” ini dihadiri oleh 100 orang dari berbagai kalangan Akademisi, maupun praktisi dari berbagai perusahaan yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur.
Seminar ini mengundang pembicara tunggal Dr. Evy Tjahjono, S.Psi., M.G.E., Psikolog., selaku Pakar Keberbakatan yang juga adalah Dekan Fakultas Psikologi Ubaya. Acara juga dihadiri oleh Dr. Frikson Christian Sinambela, S.Psi., M.T., selaku Ketua Program Studi Magister Psikologi Sains Ubaya, serta Ananta Yudiarso, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi Ubaya.
“Seminar semacam ini sering kami adakan karena ingin berbagi pengetahuan,” sapa Frikson dalam sambutannya. Ia pun mengapresiasi peserta yang bersedia hadir di tempat ini, karena menurutnya hal itu menunjukkan keinginan peserta untuk memahami topik yang sering disalahpahami di masyarakat. “Selamat berseminar,” tukasnya. Ia menghimbau peserta untuk jangan segan-segan bertanya sebab narasumber adalah orang yang ahli di bidangnya, dan memiliki kompetensi tinggi di bidang Keberbakatan.
Dalam awalan materi, Evy meminta peserta memikirkan kembali apa itu berbakat. Ia pun mengajak peserta berpikir siapa orang yang berbakat. Nama alm. B.J. Habibie pun dimunculkan, beserta dengan Reza Rahadian, seorang aktor. “Talented kids adalah mereka yang punya kemampuan lebih dan terwujud pada kinerja yang lebih,” tukasnya. Ia pun menekankan bahwa gifted adalah potensi, sementara pemaknaan talented tersebut muncul ketika anak mampu mewujudkan potensinya dalam bentuk kinerjanya.
Evy pun menekankan fakta bahwa anak berbakat seringkali tidak dipahami oleh orang sekitar karena fenomena Asinkronisasi, fenomena dimana perkembangan intelektual / talenta anak tersebut tidak diikuti dengan perkembangan aspek lain. “Jadi misal cara berpikir sangat cepat. Misal dia anak 6 tahun punya pemikiran sekelas anak 6 SD. Namun sayangnya, pengendalian emosi baru 6 thn. Jadi ketika dia berpikir macam macam malah cemas, takut,” tukasnya. Ia berpendapat bahwa untuk perkembangan seorang anak talented yang maksimal, maka orang tua harus meminimalisir adanya asinkronitas ini.
Seringkali karena asinkronitas ini anak dianggap sebagai anak bermasalah. “Asinkronitas memang membuat anak gifted memiliki masalah emosional. Hal kecil digede gedein, tapi bukan lebay. Memang mereka merasakannya seperti itu,” tukasnya lagi. Evy pun memberi ciri-ciri khusus untuk anak gifted, sehingga guru bisa memahami apakah anak itu gifted atau tidak. “Deteksi dini sangat penting untuk mengembangkan,” jelasnya ramah. (sml)