Minim Pengawasan Pembegal Leluasa hayuning October 31, 2019

Minim Pengawasan Pembegal Leluasa

Oleh
Dr. Elfina L. Sahetapy, S.H., LL.M.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum FH Ubaya
Wilayah yang berbatasan dengan Madura, Jalan Kalianak atau di pinggiran Kota Surabaya ini menjadi salah satu tempat paling rawan kriminal jalanan. Jalan ini meski tak terlalu sepi, namun menjadi tempat nyaman bagi pelaku begal melakukan aksinya.
‘Wilayah Jalan Kalianak memang kerap menjadi sasarn begal. Banyak faktor terutama longgarnya keamanan di jalan lebar ini,’ sebut Kriminolog Ubaya, Elfina L. Sahetapy, Senin (28/10).
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum FH Ubaya ini mengamati bahwa di jalan itu hampir jarang ada petugas keamanan. Tidak seperti di tengah kota yang setiap saat ada petugas polisi.
Selain itu, juga tidak ada pos keamanan. Ini menggoda pelaku begal yang leluasa beraksi. Belum lagi tidak ada sarana dan fasilitas pendukung lain, macam CCTV. ‘Kami sadar pemasangan CCTV mahal. Belum lagi maintenance-nya. Solusinya, bikin pos polisi dan setiap saat tampak petugas,’ kata Elfina.
Ini sangat efektif membuat pelaku mengurungkan niat membegal. Pengguna jalan juga merasa aman saat terlihat petugas polisi atau ada pos jaga polisi di Jalan Kalianak.
Kenapa Jalan Kalianak jadi tempat favorit begal? Dosen di Lab Hukum Ubaya itu mensinyalir karena jalan itu paling memungkinkan pelaku menggelar aksi begal. Selain tak ada petugas, Jalan Kalianak paling dihapal pelaku begal, termasuk medan dan jalan tembusan.
Elfina menduga bahwa pelaku begal itu lokasi rumah atau minimal tempat tinggal selama ini tidak jauh dari lokasi Jl Kalianak. ‘Dugaan saya, pelau atau minimal jaringan begal itu rumahnya tidak jauh dari lokasi mereka membegal, sehingga kalau kabur bisa hapal jalan,’ lanjutnya.
Sebenarnya, polisi tak kurang-kurang memberi hukuman tegas bagi pelaku begal. Bahkan, ada yang langsung ditembak. Namun, tindakan tegas itu tak bikin jera.
Begal dalam aksinya melibatkan jaringan. Mereka membagi tugas dalam aksinya. Ada yang mengawasi jalan sekitar, ada joki, ada eksekutor, dan ada penadah. Motor memang sasaran yang paling banyak diincar. Bukan mobil. ‘Ini karena pengendara rata-rata belum punya pengamanan berteknologi tinggi, seperti mobil,’ imbuhnya.
Di sisi lain, lanjutnya, sebaiknya masyarakat ikut peduli dalam mengantisipasi sendiri ancaman begal ini. Pemerintah harus memberi tahu kerawanan itu. Harus ada informasi bagi masyarakat agar berhati-hati saat melewati Jl. Kalianak.
Sumber: Surya Cetak, 29 Oktober 2019