Serunya Ekspedisi Sungai Brantas hayuning October 24, 2019

Serunya Ekspedisi Sungai Brantas

Area Perum Jasa Tirta I Jalan Karah Surabaya, tepatnya di sisi selatan Sungai Brantas yang biasa disebut Rolak Gunungsari, sangat ramai, Sabtu (12/10). Sebanyak 274 orang dari unsur peserta didik dan guru dari Surabaya dan Sidoarjo, mahasiswa Universitas Surabaya dan Universitas Wijayakusuma, aktivis lingkungan, serta masyarakat mengikuti Jumpa Perjalanan Ekspedisi Peduli Lingkungan (Jumpali) ke-10.
Jumpali kali ini diselenggarakan berkat kolaborasi Bambusa Forest Indonesia (BaFI), Perum JAsa Tirta, Universitas Surabaya, Citraland, Waskita, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, dan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Agenda utama Jumpali bertema Bebaskan Sungai Brantas dari Sampah Plastik dan Popok Bayi itu adalah susur Sungai Brantas mulai dari Rolak Gunungsari ke arah Karangpilang, seminar lingkungan, dan lomba vlog.
Menurut Antonius P Wigig R, Presiden BaFI, selaku ketua panitia, kegiatan itu menjadi media edukasi bagi kalangan perguruan tinggi, peserta didik, dan masyarakat. Dengan susur sungai, para peserta akan dapat melihat secara langsung bagaimana kondisi air Sungai Brantas yang menjadi sumber utama bahan baku air minum.
Para peserta begitu bersemangat menyusuri Sungai Brantas. Mereka tidak hanya menyaksikan situasi, tetapi juga membuat materi video sambil menceritakan kondisi Sungai Brantas untuk diikutkan dalam lomba blog.
Sungai Brantas bersumber dari mata air Desa Sumber Brantas Kota Bau, tepatnya di lereng Gunung Arjuna dan Gunung Anjasmoro. Paling tidak ada 10 kabupaten dan tujuh kota yang berada di Daerah Aliran Sungai Brantas (DAS). Alirannya melewati Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan untuk kota meliputi Kota Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, dan Kota Surabaya.
Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang setelah Bengawan Solo. Ada jutaan penduduk di DAS yang menggantungkan kebutuhan air pada Sungai Brantas. Penduduk menjadikan Sungai Brantas sebagai sumber utama kebutuhan air untuk konsumsi domestik, industri, pertanian atau irigasi, rekreatif, dan kebutuhan lainnya.
Dengan Jumpali ke 10 diharapkan muncul gerakan untuk lebih peduli pada sungai. Itu bisa dilakukan dengan tidak mencemarinya dengan sampah plastik dan popok bayi. Sudah saatnya air Sungai Brantas diberlakukan tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup makhluk hidup, namun juga dipandang sebagai penyeimbang lingkungan yang harus dijaga keberadaannya.