Perlukah Anak Usia 2 Hingga 5 Tahun Sekolah? Ini Jawaban Psikolog dari Universitas Surabaya hayuning September 16, 2019

Perlukah Anak Usia 2 Hingga 5 Tahun Sekolah? Ini Jawaban Psikolog dari Universitas Surabaya

SURABAYA – Sebagian besar orangtua bingung mengambil keputusan, perlukah mereka menyekolahkan anak yang masih berumur 2 sampai 5 tahun? ataukah tidak.

Shinta Oktaviani, S.Psi, Psikolog dan Kepala Sekolah Kelompok Bermain Sanggar Kreativitas Universitas Surabaya menyampaikan pendidikan usia dini pada anak sangat penting. Terlebih untuk perkembangan otak mereka.

Kegiatan pendidikan usai dini pun tak sembarangan diberikan, melainkan haru sesuai kebutuhan mereka, misalnya kegiatan yang bisa menstimulasi perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosi yang saling berkesinambungan.

‘Ini sebenarnya tergantung pada kita, sebagai Mama, sebagai Papa atau orang tua, apakah kita bisa memfasilitasi anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun di rumah.

Kalau bisa, no problem, asalkan kegiatan-kegiatan yang diberikan itu menstimulasi perkembangan kognitif perkembangan fisik, perkembangan emosi, afeksi juga sosial.

Tapi apakah mungkin kita memberikan lingkungan tersebut secara utuh?

padahal orangtua harus kerja, atau dititipkan kakek-neneknya, jawabannya ya gampang saja, tentunya tidak!

Karena misalnya di sekolah dia bisa berinteraksi sosial, lalu gerak anak di sekolah juga bisa lebih leluasa, terutama misalnya dia ada kegiatan outdoor,’ terang Shinta, Senin (9/9/2019).

Sekolah lanjut Shinta menawarkan salah satu paket kebutuhan anak, yaitu aspek bersosial.

Selama ini para orangtua belum bisa memberikan pendidikan di usia dini secara lengkap, tak jarang juga anak-anak pada akhirnya lebih tertarik menggunakan gawai, menonton YouTube dan televisi sebagai aktivitas sehari-hari.

Kurangnya aktivitas yang bertujuan untuk menstimulasi kognitif anak, bisa berdampak pada perkembangannya, banyak kasus misalnya mereka mengalami speech delay.

‘Kendala lain para orangtua tidak memberikan pendidikan dini adalah faktor finansial, jarak, atau ragu ‘ini sesuai kebutuhan anak kita atau tidak’.

Halangan-halangan ini seharusnya bisa diatasi, dengan cara komitmen dan komunikasi, orangtua juga harus terus belajar memberikan pendidikan anak secara benar,’ tutupnya.

Sumber: surya.co.id