Ubaya Edu-Agrowisata: Dapatkan Pembelajaran Berharga dari Alam hayuning September 12, 2019

Ubaya Edu-Agrowisata: Dapatkan Pembelajaran Berharga dari Alam

“Learning Beyond the Classroom.” Konsep ini yang dipercaya dan ditanamkan oleh Universitas Surabaya menjadi salah satu slogan bahwa pembelajaran tidak hanya bisa didapatkan di kelas saja, namun di luar kelas juga merupakan pembelajaran sesungguhnya. Ubaya Edu Agrowisata adalah salah satu penerapan nyata dari slogan ini. Kawasan perkebunan dengan luas total 11,2 hektar ini telah menjadi sarana pendidikan di luar kelas yang cukup memadai. Ubaya Edu Agrowisata berada di dalam komplek Kampus III Ubaya Training Center, Trawas. Diresmikan pada saat Dies Natalis Ubaya ke-50, Kebun yang dulunya biasa itu kini telah disulap menjadi sebuah wisata pertanian kebun Kopi, Salak, dan Kokoa yang apik nan megah.

Ubaya Edu Agrowisata memberi kesempatan pada pengunjung, baik mahasiswa ataupun non-mahasiswa, untuk belajar langsung dari interaksi masyarakat, lingkungan kerja, dan dari alam. Kombinasi tiga kebun Edu Agrowisata ini menghasilkan wisata yang menarik. Kebun pertama adalah Salak Pondoh dengan luas 6 hektar, kebun kedua adalah kebun Cokelat / Kakao dengan luas 2,2 hektar, dan kebun terakhir adalah kebun Kopi Liberika dengan luas 3 hektar. Kehadiran Edu Agrowisata memang diharapkan bisa membuat generasi muda lebih aktif berinteraksi dengan alam di era yang serba digital ini. Prof. Ir. Joniarto Parung, MMBAT, selaku Direktur Integrated Outdoor Campus (IOC) Ubaya Trawas berargumen bahwa konsep ini penting untuk dimiliki semua lapisan pendidikan. “Tidak hanya tingkat perguruan tinggi, namun juga sekolah dasar, menengah, bahkan bagi keluarga,” jelasnya.

Melalui hadirnya Ubaya Edu Agrowisata ini, Prof Joni berharap bahwa wisata tidak hanya sekedar wisata, namun juga menjadi sarana pendidikan yang baik. Hal ini juga diungkapkan oleh Wakil Direktur Operational IOC-Ubaya Trawas, Theophilus Hermawan. “Konsep Edu-Agrowisata ini dimana wisatawan dapat melihat, belajar, dan mencari informasi pengetahuan mengenai kebun salak, kakao, dan kopi,” terangnya. Ia menuturkan bahwa wisatawan akan diajak berkeliling sembari melihat cara penanaman, proses panen, dan hasil olahannya.

Wisatawan pun bisa diberi kesempatan untuk memanen produk tersebut. Hanya dengan biaya 20-25 ribu per orang, kehadiran Edu-Agrowisata ini dapat membuat anda merasakan pembelajaran yang berharga dari alam. Tidak hanya domestic, namun beberapa waktu lalu peserta ada wisatawan asing yang belajar serta ingin merasakan memanen langsung buah salah. Selama kurang lebih 2 jam, kelima mahasiswa yang tergabung dalam summer program menikmati hasil panennya dengan berselfie di lokasi yang sudah disiapkan oleh Ubaya Training Center.

Dalam pengembangannya, Ubaya dibantu oleh dana Hibah dari Kemenristekdikti melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK). Program ini diketuai oleh Prof. Ir. Joniarto Parung M.M.B.A.T Ph.D dan beranggotakan Gunawan Ph.D dari Fakultas Teknik dan Ida Bagus Made Arthadana, S.Si.,M.Sc. dari Fakultas Teknobiologi Ubaya. Melalui program ini, Ubaya Edu Agrowisata terus dikembangkan sebagai bentuk dari penerapan Learning beyond the classroom. (hay/sml)