MOB 2019: Ajak Maharu Jadi Penjaga Persatuan hayuning August 27, 2019

MOB 2019: Ajak Maharu Jadi Penjaga Persatuan

Sebanyak 2400 mahasiswa baru telah mengikuti serangkaian acara Masa Orientasi Bersama (MOB) Universitas Surabaya selama 2 minggu sejak tanggal 31 Juli hingga 2 Agustus silam. MOB merupakan kegiatan rutin menyambut mahasiswa baru (maharu) dalam membantu beradaptasi dengan lingkungan baru. Kali ini, Ubaya mengusung tema “Raksaka Sawiji” yang berarti menjaga persatuan. Pada awal pembukaan MOB, dihadiri oleh Ir. Benny Lianto, MMBAT., selaku Rektor Ubaya beserta dengan jajarannya, serta Dekan masing-masing Fakultas beserta jajarannya.

“Mahasiswa baru berasal dari Sabang sampai Merauke yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda,” ungkap Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T, ketika menyambut maharu. Ia pun menambahkan bahwa Ubaya ingin membentuk individu yang bukan hanya pandai namun berkarakter dan berbudi pekerti luhur. “Tentunya menjadikan individu yang mampu hidup bersama dan harmonis didalam perbedaan dan keberagaman,” tukasnya dalam sambutannya.

Tidak hanya Raksaka Sawiji, tetapi juga terdapat beberapa tema inti yang diusung Ubaya setiap hari. Mulai dari tema ‘Ubaya’ dengan maksud pengenalan Ubaya, siklus akademik dan keuangan serta multikulturalisme di hari pertama. Kemudian juga ‘Apresiasi’ di hari kedua yang bertujuan menunjukkan prestasi-prestasi mahasiswa. Adanya sesi gelar wicara dengan Miss Indonesia Maluku Utara 2019, Juara Asean Youth Conference Competition, Juara Sunsilk Hijab Hunt 2019 dan masih banyak lainnya sebagai narasumber yang merupakan mahasiswa aktif di Ubaya.

Selain mengajak mahasiswa baru mengeksplor Ubaya, mereka juga diajak mengenal lebih dekat budaya Indonesia seperti wayang. Mereka diperkenalkan perwayangan Indonesia, begitu juga dengan membuat wayang dari kertas. Tokoh wayang tersebut diantaranya Bagong, Semar, Petruk, dan Gareng. Seluruh mahasiswa antusias dalam kegiatan tersebut, mulai dari mewarnai, memotong, hingga merangkai wayang yang didapat. Dalam susunan acara ini, Ubaya kembali memecahkan rekor MURI dengan kategori “Pemrakarsa dan Penyelenggara Merangkai Wayang Kertas Terbanyak Oleh Mahasiswa”, dengan total maharu sebanyak 2400 orang.

“Keragaman bukan menjadi alasan untuk terpecah dan multikultur perlu ditekankan kepada mahasiswa,” tutur Taufik Akbar Rizqi Yunanto, S.Psi., M.Psi., Psikolog., selaku ketua MOB 2019. Ia berharap bahwa maharu dapat memahami makna dari ‘Raksaka Sawiji’ dan menjadi seorang penjaga persatuan Indonesia. “Semuanya dimulai dari dalam Ubaya itu sendiri,” tambahnya lagi. (bfjr)