Meneropong Lebih Jauh Arah Teknologi Finansial fadjar May 8, 2019

Meneropong Lebih Jauh Arah Teknologi Finansial

Kamis, 25 April 2019, Mahasiswa Program Pascasarjana yang tergabung dalam Leadership Club Generasi 12 mengadakan sebuah acara talkshowyang bertajuk “Indonesia Financial Sector in the Industri 4.0 Era Opportunities for Millenials” bekerjasama dengan sebuah perusahaan start-up peer-to peer-lending, PT. Komunal Finansial Indonesia. Acara yang dihadiri lebih dari 80 peserta ini, terdiri dari berbagai kalangan seperti mahasiswa S1, S2, alumni dan dari kalangan umum dengan mengambil lokasi Auditorium Pascasarjana FBE, Universitas Surabaya.

Dr. Peter Jacobs S.H., MPA. dan Hendry Lieviant, CFA. berperan sebagai narasumber. Acara diawali dengan sambutan oleh Vincent Amadeus Herlambang selaku Presiden Leadership Club Generasi 12, kemudian dilanjutkan dengan sesi seminar dari Peter. Beliau merupakan Excecutive Director of Operational Treasurydari Bank Indonesia. Banyak wawasan baru yang kita dapatkan dari apa yang dipaparkan beliau, di antaranya :

  • Teknologi finansial batasannya sangat luas dan berpengaruh ke banyak sektor industry. Semakin lama semakin berkembang dengan pesat, sehingga pengetahuan kita akan teknologi finansial harus selalu diperbarui supaya tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Sehingga, institusi pendidikan seperti Ubaya harus juga membekali mahasiswanya dengan pengetahuan lebih akan teknologi finansial supaya para lulusan dapat siap bersaing dalam dunia kerja, terutama yang terkait dengan teknologi finansial.

  • Teknologi finansial mempermudah manusia dalam bertransaksi di segala aspek. Implikasi lainnya adalah mengurangi beban kerja Bank Indonesia sendiri dalam mencetak uang kertas. Namun demikian banyak sekali ancaman yang dating seiring dengan banyaknya kemudahan yang kita peroleh dari kemajuan teknologi finansial, terutama terkait dengan isu keamanan privasi penggunanya.

Dr. Peter menjelaskan dampak dari Industry 4.0. Financial Technologyterhadap kaum milenial. Diantaranya adalah: Perubahan mindset skill, kesadaran akan besarnya potensi Indonesia, peran institusi pendidikan, dan lain sebagainya. Beliau mengatakan musuh utama fintechsendiri adalah Cybercrime. “Attackterbesar terjadi di Indonesia, untuk cyber,” tegasnya. Setelah selesai pemaparan dari Peter, narasumber berikutnya Hendry Lieviant, CFA selaku CEOdan Co-Founderdari PT. Komunal Finansial Indonesia naik ke atas panggung dan memberikan gambaran tentang peran peer-to-peer lendingbagi usaha mikro. Selama ini banyak sekali masyarakat kecil yang kesulitan memperoleh pinjaman modal. Akses mereka terhadap bank sangat sulit, terlebih karena pinjaman harus dalam jumlah besar dan jumlah bank di daerah mereka juga terbatas. Adanya kemajuan teknologi finansial semakin mempermudah masyarakat tersebut karena semua transaksi dilakukan secara onlinedan real time.

Peer-to-peer lendingsendiri berkembang dengan sangat pesat dalam 2 tahun terakhir. Banyak sekali jumlah perusahaan yang bermain dalam bisnis tersebut, namun tidak semuanya legal. Tercatat hampir separuh dari semua pemain peer-to-peer lending adalah ilegal dan sebagian di antaranya sudah terciduk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga, Hendry menghimbau kepada para investor dan peminjam modal untuk benar-benar memperhatikan peer-to-peer lendingmana yang sudah terdaftar dan diawasi OJK. Pada akhirnya teknologi finansial di Indonesia akan berkembang dengan sangat pesat mengingat pasar Indonesia yang begitu besar potensinya. Di situ kedua narasumber mengingatkan kepada kita semua untuk memiliki inovasi dan berperan sebagai innovator daripada sekedar menjadi pasar di negeri sendiri.