Lewat NEKA, Mahasiswa Ubaya Populerkan Rumah Adat Nusantara fadjar March 26, 2019

Lewat NEKA, Mahasiswa Ubaya Populerkan Rumah Adat Nusantara

SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya), Brian Kurniawan Jaya, menciptakan permainan bongkar pasang berbentuk miniatur rumah adat.

Tidak tanggung-tanggung, Ia membuat Rumah Adat Sumatera Barat, Bali dan Sulawesi Selatan. Brian memberikan nama NEKA pada miniatur rumah adat yang cantik-cantik itu.

Bukan hanya sebagai permainan dan koleksi, ternyata Brian juga melihat adanya peluang bisnis sekaligus turut mempopulerkan kekayaan adat Nusantara. Indonesia yang terdiri dari beragam budaya dan adat menjadi inspirasi pembuatan permainan NEKA.

‘Saya melihat ada peluang bisnis yang bisa menarik minat kolektor. Selain menjadi hiasan meja di rumah, NEKA bisa dimainkan dengan cara bongkar pasang,’ kata Brian di Ubaya Student Center (USC) kampus Tenggilis Surabaya, Kamis (21/3/2019).

Nama NEKA sendiri kata Brian, berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti macam. NEKA diambil dari kata Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbagai macam tetapi tetap satu.

‘Saya ingin membuat mainan yang bisa menjadi oleh-oleh wisatawan domestik maupun mancanegara ketika berlibur ke provinsi-provinsi di Indonesia,’ ujarnya.

Brian mengatakan, permainan 3D ini terdiri dari mainan rumah adat dan figur boneka dari tiga provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan (Toraja).

Sebelumnya, Brian melakukan riset dengan mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah dan Bali. Berdasarkan hasil riset tersebut, pilihan pengunjung paling tinggi adalah provinsi Sumatera Barat, disusul provinsi Bali, dan terakhir provinsi Sulawesi Selatan.

Indikator penilaian berdasarkan pilihan busana, detail ukiran, corak, dan gaya desain rumah adat yang bagus serta dianggap unik.

Kehadiran NEKA ini menjadi alternatif permainan yang ditujukan bagi remaja dan orang dewasa untuk melatih kreativitas dan kesabaran.

Cara bermainnya cukup mudah, karena sudah ada buku panduan yang akan menunjukkan langkah-langkah cara membangun replikasi miniatur NEKA.

‘Jika ingin membuat rumah adat NEKA, butuh waktu kurang lebih sekitar 30 menit dan setelah itu kita bisa bermain dengan meletakkan boneka figur didalamnya,’ tutur Brian.

NEKA memiliki ukuran berbeda-beda, miniatur NEKA dari Sumatera Barat memiliki dimensi ukuran 100cm x 67cm x 62 cm. NEKA dari Bali memiliki dimensi ukuran 104cm x 74cm x 28cm dan miniatur NEKA dari Sulawesi Selatan memiliki dimensi ukuran 94cm x 44cm x 73cm.

Brian mengaku, saat membuat permainan NEKA sempat mengalami kesulitan pada tahap 3D Modelling menggunakan aplikasi dan menentukan skala ukuran yang tepat. Pembuatan inovasi NEKA inipun menghabiskan enam bulan dan membutuhkan ketelitian yang tinggi.

Alhasil, inovasi yang dibandrol dengan harga Rp3.500.000 per play set ini mendapat apresiasi dari dosen pembimbing tugas akhir, sebagai bentuk pelestarian budaya Indonesia dengan mereplikasi rumah adat dengan skala yang lebih kecil.

‘Selain memiliki nilai jual, ternyata karya ini membuktikan bahwa masih ada anak muda yang peduli dengan adat di Indonesia. Biasanya generasi millenials lebih suka sesuatu yang instan seperti audio visual dengan melihat saja,’ ucap dosen pembimbing NEKA, Guguh Sujatmiko.

Guguh berharap, ada banyak lagi anak muda seperti Brian yang mau create, mengamati, kemudian merekonstruksi ulang dan menghasilkan karya yang sebenarnya. ‘Saya berharap ada lagi anak muda mencintai dan melanjutkan budaya nenek moyang kita secara turun menurun,’ ujarnya.

Brian Kurniawan Jaya salah satu dari 950 mahasiswa yang akan mengikuti Wisuda Periode I Tahun Akademik 2018-2019 yang akan dipimpin oleh Prof. Ir. Joniarto Parung, MMBAT, Ph.D. selaku Rektor Ubaya pada 23 Maret 2019 di Kampus Ubaya Tenggilis, Jl. Raya Kali Rungkut.

Rumah adat Nusantara selalu memiliki kekhasan tersendiri, lain daerah lain desain. Keberadaannya menjadi salah satu kekayaan bangsa Indonesia yang sudah seharusnya dilindungi dan dicintai.

Sindonews