Akuntansi UBAYA Ajak Puluhan Akademisi Pahami Hakikat Penelitian fadjar March 25, 2019

Akuntansi UBAYA Ajak Puluhan Akademisi Pahami Hakikat Penelitian

Surabaya (beritajatim.com) ndash; Pagi ini (22/03/2019) Dr Bonnie Soeherman, S.E., M.Ak. selaku Kepala Program Studi Magister Akuntansi Universitas Surabaya (Ubaya) ajak puluhan akademisi pahami motivasi dan hakikat meneliti dalam Workshop bertajuk Penyajian Artikel Berkaidah IMRAD Pada Jurnal Ilmiah Bereputasi.

Kali pertama kegiatan diselenggarakan sebagai bentuk jejaring kerjasama antara JATI (Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi) Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya dengan ALJEBI (Aliansi Pengelola Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia) di Ruang B1.1, Gedung Politeknik Kampus Ubaya Ngagel, Jl. Ngagel Jaya Selatan No.169, Surabaya.

Materi workshop dibawakan oleh dua pembicara yaitu Dr. Bonnie Soeherman, S.E., M.Ak. dan Dr. Ari Kamayanti, A.Md., SE., MM., MSA., Ak., CA. Peserta yang hadir berasal dari akademisi beragam Universitas di Jawa Timur yang tergabung dalam anggota ALJEBI dan umum.

“Kerjasama Ubaya dengan ALJEBI bertujuan untuk bisa saling membantu membuat jurnal ekonomi dan bisnis menjadi lebih baik dan maju,” ungkap Dr. Riesanti Edie Wijaya, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Program Studi Akuntansi Ubaya sekaligus koordinator penyelenggara kegiatan.

Pada kesempatan ini, Bonnie selaku pembicara sekaligus Reviewer Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi menyampaikan bahwa sering kali penelitian dilakukan tanpa dimaknai oleh sebagian akademisi. Hal ini menjadi tantangan terbesar ketika kenaikan jabatan akademis yang didasari oleh sebuah penelitian.

“Jika tidak menjaga hakikat meneliti, maka akademisi melakukan penelitian hanya sekedar ritual dan mencapai kredit. Akhirnya banyak akademisi tanpa sadar melakukan penelitian yang tidak memberikan manfaat. Oleh sebab itu, penting bagi akademisi memahami makna dari sebuah proses penelitian,” papar Bonnie.

Pemahaman mengenai hakikat meneliti disampaikan dengan membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian pendahulu. Penelitian Thomas Alva Edison sebagai penemu bola lampu menjadi pilihan untuk memberikan gambaran kepada akademisi bagaimana sebuah proses penelitian yang benar.

“Konon, Thomas meneliti hingga ribuan namun gagal. Terus mencoba dan akhirnya berhasil. Setelah Thomas menemukan bola lampu, maka bola lampu ini tentu memiliki manfaat hingga saat ini. Itulah hakikat meneliti dan makna proses penelitian,” ungkap Bonnie.

Sebuah penelitian tentunya tidak hanya sekedar berorientasi pada tujuan penerbitan di jurnal maupun mencapai kredit. Akademisi perlu diingatkan kembali bahwa setiap kreasi dan penemuan harus dilandasi dengan jiwa dan hakikat meneliti yang mampu memberikan manfaat kepada masyarakat. Akademisi kadang menganggap meneliti adalah salah satu beban yang berat dengan proses penelitian yang tidak mudah. Akhirnya penelitian yang dihasilkan menjadi salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan saja.

Ada empat tips yang diberikan sebagai motivasi untuk akademisi dalam meneliti. Pertama, menikmati dan menyukai kegiatan yang dilakukan. Kedua, harus memiliki kemampuan pada bidang atau topik yang diteliti. Ketiga, penelitian yang dilakukan harus mempunyai value atau manfaat. Keempat, peneliti juga harus mendapat manfaat atau sesuatu dari apa yang diteliti.

Selain penjelasan motivasi dan hakikat meneliti, materi terkait karakter jurnal bereputasi dan kaidah IMRAD dipaparkan oleh Dr. Ari Kamayanti, A.Md., SE., MM., MSA., Ak., CA selaku pembicara kedua sekaligus pimpinan redaksi Internasional Journal of Religious and Cultural Studies Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen.

“Kaidah penulisan jurnal bereputasi mengacu pada empat hal yang penting yaitu Introduction, Method, Result, dan Discussion atau biasa disebut IMRAD,” papar Dosen Akuntansi Manajemen Politeknik Negeri Malang.

Siang hari ini pula, ALJEBI mengadakan sesi Rapat Koordinasi Nasional Ketiga ALJEBI bersama anggota dan calon anggota dengan agenda membahas evaluasi kegiatan ALJEBI 2017-2019 dan program kerja 2019 ndash; 2023 bertempat di Kampus Ubaya Ngagel.[adg/ted]