Content Creator Workshop: Ajak Mahasiswa Produksi Konten Kreatif samueldim November 5, 2022

Content Creator Workshop: Ajak Mahasiswa Produksi Konten Kreatif

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Sabtu, 5 November 2022 Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan workshop bertema “Content Creator Workshop”. Diadakannya workshop ini bertujuan mempersiapkan mahasiswa untuk memproduksi konten-konten kreatif yang berkesinambungan serta sebagai salah satu wujud dari program matching fund Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Workshop ini menghadirkan Raihan Fahmi Ilyasa yang merupakan Content Creator dari Program Studi Manajemen FBE Ubaya sebagai narasumber. Dilakukan secara luring di Ruangan Rapat Pimpinan FBE Ubaya lantai 2, workshop ini berhasil menarik puluhan partisipan dari kalangan Ubaya.

Raihan membuka diskusi dengan menjelaskan mengenai kamera yang menjadi salah satu dasar dari pembuatan konten. “Beberapa elemen yang perlu dipelajari dalam kamera sebagai dasar dalam pembuatan konten, yaitu diafragma, International Organisation for Standardisation (ISO), danshutter speed,” katanya. Ia juga menjelaskan bahwa dalam kamera terdapat banyak mode yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Selain itu, Raihan mengatakan, “Di dalam foto juga ada beberapa hal yang harus dilihat, seperti background, lokasi, pencahayaan, dan masih banyak lagi.” Lebih lanjut, Raihan menyarankan untuk menggunakan kamera bermerek Sony dalam pembuatan konten. “Ada beberapa merek kamera yang cenderung fokus pada foto saja seperti Canon dan FujiFilm, berbeda dengan Sony yang bisa untuk foto maupun video,” jelas Raihan.

Pembahasan selanjutnya mengenai kegunaan kamera untuk pembuatan video. “Biasanya dalam video itu harus bisa baca momen yang bagus,” kata Raihan. Ia juga menjelaskan bahwa kita dapat menentukan momen dengan cara merekam suatu acara dari awal sampai akhir. Tujuannya agar tidak kehilangan momen-momen langka saat acara dilakukan. “Kadang saya juga tidak pakai cara itu. Biasanya saya pakai cara one take, lalu cari momen lagi agar tidak membuang memori yang banyak,” ucap Raihan. Sama halnya dengan merekam suatu acara, pembuatan podcast juga memerlukan kamera dengan framing dan baterai yang kuat serta tahan lama. “Banyak podcast yang biasanya di-take sampai satu jam lebih. Biasanya kamera tidak akan kuat, bahkan bisa sampai panas,” kata Raihan.

Setelah penyampaian materi, para peserta memiliki kesempatan untuk bertanya. “Apakah dalam podcast yang biasa kita lihat, mereka menggunakan microphone dan headphone itu hanya sekadar formalitas atau memang diperlukan?” tanya salah satu peserta. Raihan menjelaskan bahwa sering kali microphone dan headphone hanya digunakan sebagai formalitas. “Memang terkesan formalitas, tapi coba bandingkan kalau kita pakai alat yang biasa saja dengan alat yang bagus, pasti akan terasa perbedaannya,” ujar Raihan. Baginya, alat-alat itu diperlukan untuk mempermudah penyampaian informasi.(mik,dhi/jer)