Pentas Perdana V Teater Universitas Surabaya fadjar December 6, 2018

Pentas Perdana V Teater Universitas Surabaya

SURABAYA ndash; Teater Universitas Surabaya (US) menghelat Pentas Perdana V bertajuk Lingkaran Alur Kisah di Gedung PF Universitas Surabaya Minggu malam (2/11). Ada dua lakon yang dimainkan. Yaitu, Jam Dinding yang Berdetak karya Nano Riantiarno dan Cipoa karya Putu Wijaya.

Untuk Jam Dinding yang Berdetak, sang sutradara Teater US Nilam Pamenasari ingin menyampaikan pesan betapa berharganya keluarga. Dalam setting panggung, perpaduan unsur kayu dan seng serta kain-kain lusuh mendominasi. David Hariadi selaku penata artistik berusaha menggambarkan situasi rumah keluarga miskin pasangan Maria Pattiwael dan Thomas Pattiwael yang hidup dengan dua anak mereka di sana.

”Benny, Magda, ayo sarapan,” teriak Maria lantang. Karakter ibu muda yang diperankan Priskila Tifania tersebut keluar panggung dengan baju kasual. Rok hitam dan kemeja biru muda polos dikenakannya untuk menggambarkan kesederhanaan. Sayangnya, di dalam lubuk hati Maria terpendam pilu setelah sang suami diberhentikan dari pekerjaannya.

Maria harus bekerja keras membantu perekonomian keluarga yang sedang susah. Rumah mereka pun terletak di permukiman miskin. Hal itu membuat keduanya semakin murung karena berseliweran omongan pesimistis. Maria pun jadi lebih sensitif dan egois. Pikirannya materialistis.

”Aku ingin istriku tidak bawel. Dia selalu saja menghubungkan segala hal dengan duit. Dia bahkan tak mau memuaskanku lagi,” ucap Thomas yang diperankan Feldy. Gemuruh di pikirannya membuat Thomas mengenal dunia malam. Dia mulai terjebak jadi pemabuk dan suka main perempuan. Kemelut rumah tangga Pattiwael mulai tercium kedua anak mereka yang sudah dewasa. Benny yang diperankan Jason Gunawan dan Clarita Devina sebagai Magda menyusun pesta kecil untuk orang tua mereka.

Mereka pun mempersiapkan kue dan makanan untuk pesta malam. Maria dan Thomas memasuki rumah mereka sambil ditutup matanya oleh Benny dan Magda. Pesta pun berlangsung penuh haru dan bahagia. ”Aku ingin kau seperti dulu lagi. Jadi istriku yang manis. Kemiskinan merenggut harga dirimu? Tidak benar itu. Sekarang waktunya kau percaya padaku,” tutur Thomas lembut kepada sang istri. (via/c6/tia)

Jawa Pos, 4 Desember 2018