Anak-Istri Tak Berdaya fadjar October 31, 2018

Anak-Istri Tak Berdaya

KETIKA kepala keluarga mengalami depresi, kerap kali anggota keluarga seolah tidak berdaya. Tindakan itu sebetulnya tidak benar. Meski seorang ayah berperan sebagai pengambil keputusan, istri tak lantas diam saja jika terjadi sesuatu yang buruk. ’’Istri punya hak untuk nego atau berdiskusi terkait dengan kasus yang dihadapi,’ ujar Prof Dr Yusti Probowati Psi.

Sayangnya, keluarga di Indonesia sering tidak menyadari bahwa depresi merupakan isu nyata. ‘Kerap menganggap depresi hanya karena pikiran orang itu sendiri dan menyuruhnya berpikir positif,’ ungkap dr Aimee Nugroho SpKJ.

Sesungguhnya depresi dapat dijelaskan secara ilmiah, yakni akibat serotonin dalam otak yang menurun. Karena itu, depresi bisa diatasi lewat bantuan medis. Salah satunya dengan bantuan obat antidepresan untuk menaikkan serotonin.

Dalam kasus di Palembang, ayah yang menjadi tersangka meninggalkan sepucuk surat. Dia menuliskan, dirinya tidak sanggup meninggalkan anak dan istrinya di dunia. Itulah bukti bahwa depresi tidak hanya terjadi akibat menurunnya serotonin. Namun, ada hubungan benci dan cinta. Juga harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Menurut informasi, istri pelaku ingin minta cerai. Mungkin pelaku merasa benci sekaligus cinta kepada istrinya. ’’Orang yang depresi sering memiliki kemarahan terhadap orang lain tersebut dan diwujudkan lewat menyakiti diri sendiri,’’ jelas Aimee.

Yang terpenting dari kasus depresi adalah dukungan orang sekitar. Keluarga besar ikut berperan sebagai bagian dari budaya Indonesia. ’’Kuatkan arti keluarga, sampaikan persoalan. Keluarga besar beri du kungan keluarga kecil di dalamnya,’’ tutur Yusti.

Guru besar psikologi fo rensik dari Universitas Su rabaya itu mencontohkan satu kasus di Kalimantan Timur (Kaltim). Ada seorang istri yang bunuh diri karena tidak tahan suaminya melakukan KD-RT. Diselingkuhi selama 4 tahun dalam usia 6 tahun perkawinan. Sang istri bukanlah orang asli Kaltim dan jauh dari keluarga besarnya. ‘Bagi orang-orang yang punya support system kuat, hal ini tak akan terjadi. Tapi, korban sangat rapuh dan tidak mendapat dukungan emosional dari siapapun,’ terangnya. (adn/c14/nda)

Jawa Pos, 30 Oktober 2018