Suguhan Pentol untuk Kembalikan Kenangan fadjar July 17, 2018

Suguhan Pentol untuk Kembalikan Kenangan

Reuni Akbar Fakultas Psikologi Ubaya

SURABAYA ndash; Tak seperti biasa, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) dipadati sejak pukul 4 sore Sabtu lalu (14/7). Ada yang kompak mengenakan kaus hitam bertulisan Arek ’95. Ada pula yang mengenakan kaus abu-abu dengan lambang psikologi. Mereka adalah alumni Fakultas Psikologi Ubaya yang menghadiri acara Reuni Akbar Psikologi Ubaya. ”Ini lengkap dari 32 angkatan psikologi Ubaya,” ungkap Mudianita Ambasuli, ketua panitia reuni.

Untuk bernostalgia bersama, alumni diajak berkeliling fakultas untuk mengenang masa muda mereka. ”Hayo, dulu siapa yang duduk di tangga depan ini untuk nunggu kelas?” ujar Ninit, sapaan Mudianita. Video berisi foto-foto lama juga diputar di panggung utama. ”Ada yang ingat ini profesor siapa? Dosen kita siapa hayo?” ucap Prof Dr Yusti Probowati saat memandu pemutaran video. Ninit menambahkan, timnya juga menyiapkan pentol Ubaya. ”Itu makanan legendaris banget di Ubaya. Jadi, alumni bisa nostalgia,” tambah perempuan berusia 42 tahun itu.

Semakin malam, suasana akrab semakin terasa. Alumni lintas angkatan menyiapkan beragam kejutan sebagai hiburan. Lagu-lagu cinta dan lagu dengan ritme cepat dimainkan untuk menyemarakkan acara. Angkatan 1982 misalnya. Mereka kompak berjoget bersama di panggung. Lagunya? Lagu yang diciptakan khusus untuk reuni kali ini. Suka-suka kita semua gembira, suka-suka jumpa teman ubaya, bertemu disatukan di kampus Ubaya. Lagu Yang Penting Happy itu diubah
liriknya menjadi lagu angkatan 1982.

Ninit menyatakan, acara reuni kali ini memang difokuskan pada keakraban alumni. ”Reuni akbar sebelumnya pakai undang tamu pengisi, tapi alumninya lebih seru main sama temannya,” ucap Ninit, kemudian tertawa. Akhirnya, Ninit dan pihak fakultas sepakat membiarkan alumni berkreasi di panggung.

Kreasi lainnya datang dari alumni angkatan 1995. Setelah dipanggil oleh MC, mereka semangat menyerbu panggung. ”Ayo siap-siap pemandu jogetnya!” sahut salah seorang alumnus. Saat lagu Sayang diputar, mereka langsung bergoyang kanan kiri. Tak puas satu lagu, Arek ’95 itu mengajak alumni lainnya untuk menari Maumere. Putar ke kiri e, nona manis putarlah ke kiri. Sembari menggendong anak, salah seorang alumnus tetap semangat bergoyang dan
berputar. (dya/c6/end)

Jawa Pos, 16 Juli 2018