BEM FK DIHARAPKAN ISMKI JADI PIONIR PEMBAWA PERUBAHAN fadjar May 25, 2018

BEM FK DIHARAPKAN ISMKI JADI PIONIR PEMBAWA PERUBAHAN

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran (BEM FK) Ubaya, yang baru saja membentuk Badan Pengurus Inti (BPI) mengikuti Pengakaran Divisi BEM oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) wilayah 4. Pengakaran dihadiri oleh BPI FK Ubaya, perwakilan angkatan 2016 dan 2017, serta berbagai bagian dari ISMKI wilayah 4, antara lain Syukron Fadhil sebagai Majelis Pertimbangan Agung (MPA), M. Rizky Rhamdani sebagai Pengurus Harian Nasional, serta Taufik Nazar sebagai Sekretaris ISMKI wilayah 4. Anna Maria Felicitas Burah selaku Gubernur BEM (Gubem) FK Ubaya sengaja mengundang langsung ISMKI karena ingin belajar langsung dari pengalaman anggota ISMKI yang juga merupakan mahasiswa kedokteran di berbagai universitas. Harapannya BPI yang telah terbentuk dapat berfungsi dengan optimal dalam masa jabatannya.

Acara yang terlaksana di Gedung PF 5.2 Ubaya Tenggilis ini, juga dihadiri langsung oleh dr. Risma Ikawaty Ph.D., yang baru-baru ini dipercaya sebagai Wakil Dekan I FK Ubaya. Risma berpesan, “Ini acara pertama untuk BEM FK Ubaya. Saya berharap adik-adik menggali info sebanyak-banyaknya, karena ISMKI punya banyak pengalaman, termasuk kegiatan nasional dan internasional. Banyak belajar, siapkan diri, dan bertanyalah sebanyak-banyaknya”. Dirinya pun memberi semangat pada BEM FK untuk berproses dan belajar di setiap kesempatan, karena mereka memasuki masa transisi sebagai organisasi yang baru. Felicita, panggilan akrab Gubem FK, juga dalam sambutannya memaparkan bahwa BEM FK memiliki tujuan yang besar, yakni agar mahasiswa FK Ubaya bisa berproses lebih baik untuk mengembangkan prestasi FK Ubaya

Dalam kesempatan tersebut, ISMKI berbagi pengetahuan mengenai Grand Design ISMKI Wilayah 4, juga sedikit mengenai Grand Design Nasional. Namun, waktu yang ada banyak dimanfaatkan untuk sharingpengalaman masing-masing. Fadhil misalnya, ia memilih untuk membagi fase terbentuknya BEM FK secara utuh dalam tiga tahap, yaitu FK Labil, FK Galau, dan FK Move On. Pembagian ini dimaksudkan agar pembentukan komponen penting dalam BEM bisa terealisasi secara sistematis, antara lain AD/ART, GBHO, Kepengurusan, Program Kerja, LKMM yang mandiri, hingga bisa terlibat dalam LKMM wilayah dan nasional, bahkan mengikuti berbagai kegiatan bergengsi untuk mengharumkan nama BEM dan universitasnya. Fadhil juga yakin FK Ubaya tidak akan kalah dengan yang lain walaupun baru berdiri, “Baru bukan menjadi alasan untuk membatasi kalian berkembang dan sejajar dengan BEM FK lain. Bagus tidaknya kampus, yang memegang peran adalah mahasiswanya”.

Felicita sendiri bercerita bahwa BEM FK Ubaya baru saja terbentuk pada 15 Januari 2018. Mereka berdiri sebagai salah satu organisasi kemahasiswaan pertama di FK, mengingat FK Ubaya menjadi yang termuda dalam pembentukannya. “Struktur organisasinya terdiri dan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara. Divisinya ada Pendidikan Profesi, Pengabdian Masyarakat, Pengembangan SDM, serta Humas Pers. Saat ini kami tengah mempersiapkan divisi baru, yakni Dana Usaha. Saya ingin organisasi ini bisa jadi tempat untuk belajar, berorganisasi, dan bermanfaat bagi orang lain. Organisasi ada bukan untuk mengurangi waktu belajar, justru dapat belajar lebih banyak seperti softskilldan manajemen waktu”, terang Felicita. (liv)