Dari Jasa Mencuci Sepatu, Fachrizal dan Hafrizal Raih Omzet Rp 8 Juta Perbulan fadjar January 25, 2018

Dari Jasa Mencuci Sepatu, Fachrizal dan Hafrizal Raih Omzet Rp 8 Juta Perbulan

SURYA.co.id | SURABAYA – Tidak sedikit mahasiswa yang di sela-sela waktu studinya, fokus mengembangkan bisnis sendiri.

Mereka memulai usaha untuk bisa membiaya kuliah sendiri atau agar bisa mandiri, tidak lagi tergantung pada orangtua.

Ini pula yang dilakukan Fachrizal Danang (19) bersama Hafrizal Mulyawan (20), dua anak muda yang sudah berkawan sejak di bangku SMP.

Kini, mereka sukses merintis bisnis cuci sepatu. Mereka membuka jasa perawatan sepatu dengan nama ‘Knight Shoes’ di bilangan Pepelegi Sidoarjo.

Saat disambangi Surya, Selasa (16/1), dua pemuda yang masih menempuh studi di Universitas Surabaya dan Stiesia itu tampak sibuk membersihkan sepatu pelanggan dengan metode dry cleaning.

Sesekali Danang menyemprotkan cairan pembersih ke sepatu, lalu menyikatnya hati-hati.

‘Kami menjalankan bisnis ini sejak 2014. Awalnya, kami memang kolektor sepatu merek sama, nah merawat sepatu kan tidak bisa asal agar bisa tetap awet. Kami akhirnya terpikir membuat bisnis jasa merawat dan mencuci sepatu,’ urai Danang.

Mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Ubaya ini menyebutkan, saat itu mereka hanya punya modal kecil, tidak sampai Rp 1 juta. Dengan modal nekat dan menawarkan jasa dari mulut ke mulut, ternyata bisnis kecil itu berkembang seiring banyaknya pelanggan.

‘Sosmed sangat membantu. Terutama instagram, lalu kami juga menawarkan lewat aplikasi perpesanan Line. Sekarang alhamdulillah setiap bulannya kami melayani 180 sampai 200 pasang sepatu,’ ungkapnya.

Dengan pelayanan jasa sejumlah itu, dua muda ini bisa meraih omzet Rp 8 juta sampai Rp 9 juta perbulan, dengan keuntungan lebih dari 60 persen.

Mereka melayani jasa mencuci sepatu dengan cara dry clean, jasa mewarna ulang sepatu, mencuci tas, ikat pinggang, dan juga aksesoris yang berbahan kain lainnya seperti topi.

Tak hanya eksis menawarkan jasa di media sosial, Danang dan Hafrizal juga membuka gerai di Pepelegi.

Dengan memanfaatkan garasi orang tua yang sudah tidak terpakai, mereka sukses menekan biaya operasional dan bisa lebih banyak mendapat keuntungan.

‘Merawat sepatu agar awet dan warna tidak cepat pudar itu sebenarnya tidak susah. Asal jangan direndam dan menggunakan deterjen, karena akan merusak bahan sepatu,’ urai Hafrizal Mulyawan.

Mahasiswa jurusan Manajemen Stiesia ini menyebut, cairan khusus yang mereka gunakan dijamin aman dan ramah pada sepatu kesayangan pelanggan.

Korbankan Waktu Main

Masih sama-sama kuliah di semester empat bukan menjadi kendala untuk tetap fokus menjalankan bisnis. Mereka tetap bisa menjaga nilai IPK sampai di atas target, meski sibuk beraktivitas di luar kelas.

Bahkan, keduanya juga aktif di organisasi mahasiswa dan kerja kelompok dengan teman seangkatan kuliah.

‘Paling hanya mengorbankan waktu main. Kayak pas malam tahun baru, kami malah lembur di sini, kadang hari libur gerai memang tutup, tetapi sebenarnya di dalam mengerjakan sepatu pelanggan,’ akunya.

Sama-sama kuliah di bidang ekonomi, dan menjalankan bisnis, ternyata dua pemuda ini belum mendapatkan materi kuliah kewirausahaan, sebagaimana dilakukan mahasiswa lain yang memulai usaha setelah mendapatkan tugas dari dosen.

Menurut Hafrizal dan Danang, berbisnis sambil kuliah bukan hal yang tidak mungkin. Justru sangat menguntungkan karena masih banyak teman untuk berinteraksi.

Selain itu, bisa menambah uang saku dan uang jajan. Bahkan, mereka bisa mendiri untuk membeli barang yang mereka inginkan.

‘Alhamdulillah sudah bisa lepas dari orang tua untuk membayar kuliah. Uang jajan juga bisa bertambah, mau apa sudah nggak kepikiran harus minta orang tua,’ ucap Hafrizal.

dikutip dari: https://surabaya.tribunnews.com