Aksi Skuad Mahasiswi fadjar November 28, 2017

Aksi Skuad Mahasiswi

SURABAYA ndash; Dunia anak-anak tidak hanya menjadi perhatian para ibu. Banyaknya permasalahan yang muncul juga memancing kepedulian kalangan muda. Itulah yang diungkapkan psikolog Dr Dra Elly Yuliandari Msi. Dosen pengampu mata kuliah kesehatan mental di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut menugasi para siswanya melakukan studi kasus.

Sesuai dengan misi For Her Tangkis Bersama Antangin JRG, ada tiga bidang yang menjadi perhatian khusus. Yakni, pencegahan kekerasan seksual, anti perundungan, serta kebiasaan internet sehat. ‘Yang terlibat ini mahasiswi dari semester V. Prinsip tugas ini adalah melakukan tindakan langsung di masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan,’ ungkap Elly.

Sekitar tiga bulan, para mahasiswi bimbingannya melakukan survei lapangan hingga membentuk program dalam kelompok. Di tangan anak-anak muda tersebut, kegiatan preventif yang dibentuk bukan sebatas seminar maupun penyuluhan. ‘Ada tiga yang menjadi targetnya. Yaitu, anak, orang tua, serta guru. Guru kami libatkan karena merupakan orang tua kedua anak di luar rumah,’ jelas Elly.

Ada 4 di antara 30 kelompok yang punya program kerja menarik. Pertama, kelompok 30 Days Challenge: Program Anti Kekerasan dan Pengabaian pada Anak. Kelompok yang diketuai Meidy Christianty itu membuat buku aktivitas bagi orang tua dan anak. Program tersebut berawal dari hasil penelitian pendahuluan. Tanya jawab terhadap tujuh di antara sepuluh pasangan orang tua-anak menunjukkan hasil berbeda. ‘Orang tua bilang, selalu ada untuk anak. Namun, anaknya bilang, orang tua ada, tapi nggak memperhatikan dan malah sibuk dengan gadget,’ ujar Meidy.

Kelompok itu terdorong untuk melakukan intervensi terkait dengan penggunaan internet yang tepat. Mereka juga melengkapi buku tersebut dengan panduan kegiatan selama hari kerja dan akhir pekan. Tujuannya, orang tua dan anak memiliki quality time tanpa gawai.

Selain itu, ada kelompok Tim Pejuang Kebahagiaan Anak yang membuat buku penghubung murid-guru. ‘Ada kolom cerita murid yang berisi tentang perasaan anak selama berada di sekolah. Lalu, ada kolom buat saran dan tanggapan guru terhadap cerita anak tadi,’ papar Chelsea Leony Setiawan, salah seorang anggota kelompok.

Buku tersebut dilengkapi stiker emoji untuk membantu anak-anak yang sulit mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Program lainnya juga dikemas menarik. Di antaranya, ada ular tangga anti-bullying serta video panduan tentang perundungan.

Elly menjelaskan, kreativitas mahasiswi itu tidak hanya membuat proses edukasi lebih menarik. ‘Dengan kemasan yang atraktif, anak dan orang tua bakal lebih terkesan. Sejauh ini mereka dapat respons positif dari anak maupun orang tua dan guru. Mereka juga senang karena bisa melihat dan menerapkan langsung apa yang dipelajari,’ tuturnya.

Aksi-aksi tersebut diikutsertakan dalam Tangkis Community Competition Bersama Antangin JRG. Selain mereka, ada ribuan perempuan dari berbagai penjuru Indonesia yang ikut serta.

Anda dan skuad perempuan Anda jangan mau kalah! Masih ada kesempatan mendaftarkan diri hingga lusa (26/11). Lakukan kegiatan terkait dengan tiga isu tersebut bersama komunitas perempuan. Lalu, foto aksi dan unggah ke forher.jawapos.com. Makin kreatif aksi Anda dan komunitas, kesempatan untuk meraih hadiah utama makin besar. Tiga komunitas terbaik bisa jalan-jalan gratis ke Australia, Singapura, dan Bali. Akan ada pula reward sendiri bagi komunitas yang paling aktif. Tangkis, Tangkis, Tangkis, Yes We Care!! (fam/adn/c14/ayi)

Jawa Pos, 24 Nov 2017