PERNAH membawa tumpukan buku hingga menghalangi pandangan? Atau, merasa kesulitan saat membawa barang dengan menggunakan motor? Ah, dua tangan kita terbatas untuk mengatasi semua itu.
Berkaca pada pengalaman tersebut, lima mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan Allozus. Tali angkut manual dengan banyak fungsi. Mereka adalah Valencia Lilian Utomo, Anthoni, Monica Deta Elysia Roosmadhy, Christian, dan Montanus Maska.
Alat tersebut terdiri atas handling, tali strap, penghubung handling-strap (fastener), serta connector (penghubung antarstrap). Komponen tersebut terpisah dan dirangkai sesuai kebutuhan. Valencia menerangkan, jenis tali di pasaran bersifat sekali pakai. ‘Tali rafia, misalnya, tidak bisa dipakai berulang. Kekuatannya juga kurang,’ ujar mahasiswa teknik manufaktur itu.
Allozus, karya mereka, bisa mengangkat 1,5 kali dari beban maksimal. Setiap Allozus mampu mengangkat beban 25 kilogram. Hal itu, lanjut dia, disesuaikan dengan kekuatan alami tangan manusia.
Sebelum menciptakan bentuk Allozus yang ada saat ini, Valencia dan teman-temannya merancang konsep alat angkut itu dalam karya ilmiah. Februari lalu lahirlah Allozus (allein oder zusammen). Diambil dari bahasa Jerman yang berarti sendiri atau bersama-sama. Karya tersebut berhasil menang dalam pekan ilmiah di Ubaya.
Memang, Anthoni mengatakan bahwa peranti yang mudah dibongkar-pasang tersebut bisa digunakan sendiri atau digabungkan. Misalnya, untuk rak besar. Setidaknya, dua Allozus harus disatukan. Benda bisa diangkat bersamaan oleh dua orang. Mereka tinggal memegang bagian handling yang menggunakan material menyerupai pegangan koper. Selain kuat, material handling harus nyaman dipegang.
Alat tersebut pernah berlaga pada The International Innovation, Invention, and Design Competition pada 9 Maret lalu di Johor, Malaysia. Allozus menyabet medali perak. (kik/c15/nda)
Jawa Pos, 10 Agustus 2017