Gencarkan GeMa CerMat Melalui Pelatihan Farmasi Praktis fadjar May 23, 2017

Gencarkan GeMa CerMat Melalui Pelatihan Farmasi Praktis

Banyaknya tenaga kesehatan khususnya apoteker belum menjamin pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat. Padahal, penggunaan obat yang salah akan mengakibatkan hal fatal seperti toxicitas pada tubuh. Oleh karena itu, apoteker menjadi garda terdepan dalam membagikan informasi tersebut. Pelatihan Farmasi Praktis: Peran Apoteker Dalam Menyukseskan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat), para apoteker se-Jawa Timur hadir dan meng-update ilmunya.

Sabtu, 29 April 2017, sejak pukul 08.00 WIB beberapa apoteker memenuhi bangku di Gedung Perpustakaan, Lt. 5, Ubaya Tenggilis. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Ketua Acara memberikan sambutan, disusul dengan pembukaan oleh Dekan Fakultas Farmasi Ubaya. Dalam sesi pertama, kegiatan diisi oleh Direktur Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI. Tema yang dibawakan ialah Pemberdayaan Apoteker Indonesia dalam menggalakkan program GeMa CerMat. Dalam sesi ini, dibeberkan visi misi pemerintah, nawacipta, program Kemenkes, dan penggunaan obat yang rasional.

Berikutnya, materi dilanjutkan oleh Drs.M.Arif Zaidi, Apt. selaku Kepala Seksi Kefarmasian Dinkes Jatim. Beliau menyampaikan langkah-langkah untuk melaksanakan pembekalan GeMa CerMat di Jawa Timur. Seusai makan siang, kegiatan pelatihan pun dilakukan. Dr. Adi Prayitno, M.S, Apt selaku Ketua Acara memberikan pengantar sebelum memulai pelatihan. Beliau menjelaskan tentang form yang terdapat dalam modul peserta. Form ini berisi 4 tabel yang terbagi menjadi: penggolongan obat, indikasi obat, logo obat, serta data obat berupa nama dagang, bahan aktif, indikasi, dosis, peringatan, efek samping, kontraindikasi. Disini, Adi menyampaikan apa saja yang perlu dituliskan dalam tiap lembar form.

Peserta yang telah dibagi menjadi 7 kelompok berisi 10-20 orang, didampingi 1 fasilitator. Tiap kelompok akan memperoleh beberapa sediaan obat. Dalam kelompok ini, fasilitator akan mengarahkan para peserta dalam mengisi form. Kemudian, akan dipilih 1 orang yang bertindak sebagai apoteker dan sisanya sebagai masyarakat awam. Disini, peran apoteker adalah menjawab semua pertanyaan dari masyarakat. Sedangkan, masyarakat akan aktif bertanya mengenai sediaan obat mulai dari bahan aktif, dosis, indikasi, dan sebagainya.

Selama pelatihan berlangsung, peserta diperbolehkan untuk melontarkan pertanyaan. Pertanyaannya pun bermacam-macam: dosis obat yang tidak tertera di kemasan, alasan dibalik adanya logo obat, pentingnya mengutamakan faktor penyimpanan, dan lain-lain. Adi mengaku, ‘Sebenarnya kami ingin membuat acara ini sejak 3 bulan lalu. Untungnya bisa direalisasikan bulan ini. Persiapannya sekitar 2 minggu dan semuanya berlangsung dengan lancar. Para peserta pun ada yang berasal dari luar Surabaya seperti Tulungagung’.

‘Tujuan acara ini untuk memberdayakan GeMa CerMat. Harapannya masyarakat lebih teliti dalam menggunakan obat. Misalnya, nama dagang obat akan begitu banyak padahal bahan aktifnya sama. Jika masyarakat tahu tentang hal ini, jangan sampai mereka mengonsumsi bahan dengan kandungan yang sama. Kalau telanjur tentu dosisnya akan kedobelan,’ ujar Adi dengan nada serius. Liman Setiawan, M.Farm-Klin, Apt, salah seorang peserta yang turut mengikuti serangkaian acara. ‘Sebagai apoteker tidak mudah untuk membuat role play ke masyarakat. Kegiatan ini mampu membekali ilmu baru kepada saya,’ tuturnya dengan ramah.

Ketika form pertama telah selesai diisi, Adi selaku Ketua Acara mempersilahkan perwakilan kelompok untuk presentasi. Perwakilan diharapkan menjelaskan bahan aktif dan nama dagang obat yang telah didiskusikan dalam kelompok. Lalu, peserta kembali mengisi form berikutnya. Setelah mengisi seluruh form, peserta pun memperkenalkan dirinya masing-masing didepan peserta lainnya. Tak ayal, beberapa peserta memanfaatkan hal ini untuk bertukar kontak. Dengan begitu, mereka bisa saling merekatkan silaturahmi antar apoteker. Sesi ini pun ditutup dengan khidmat dan applause yang meriah.