MEGACON-U 2017: Tak Hanya Perlu Mengenal, Namun Juga Mengalami fadjar March 29, 2017

MEGACON-U 2017: Tak Hanya Perlu Mengenal, Namun Juga Mengalami

Mahasiswa Ubaya kerap memiliki ide kreatif dalam berbagai proyek, termasuk berinisiatif memunculkan media yang unik untuk mengenalkan fakultas dan jurusan mereka. MEGACON-U, yang merupakan singkatan dari Mechatronic Games and Contest Ubaya. Lomba ini merupakan kegiatan yang diinsiasi sekaligus untuk pengenalan jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Ubaya, dimana setiap peserta yang terbagi dalam tim berkesempatan untuk mensimulasikan dunia kerja yang nantinya akan digeluti seorang sarjana teknik elektro.

Kampus Ubaya Tenggilis dan Lenmarc Surabaya menjadi tempat yang dipilih untuk perhelatan ini. Babak Rally Games diselenggarakan di Ubaya Tengglis, sedangkan Lenmarc menjadi tempat pelaksanaan babak semifinal dan final. Peserta lomba mencakup siswa SMA se- Jawa Timur, baik swasta maupun negeri. Dari total mencapai 60 peserta, akan diseleksi lagi melalui babak Rally Games menjadi 30 orang. Setiap tim beranggotakan tiga orang. Martin Siswanto, selaku ketua panitia, mengungkapkan harapannya agar para siswa kedepannya semakin antusias dan semakin kreatif dalam berinovasi. “Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan bahwa tiap peserta yang berpartisipasi mendapatkan gambaran, seperti apakah teknik elektro itu”, sambung mahasiswa angkatan 2015 ini.

Berhasil melewati babak Rally Games serta Card Wars pada hari pertama yakni Sabtu, 18 Maret 2017, peserta yang mendapat julukan para “engineers” harus berlomba di babak Bot Builder di hari kedua, Minggu, 19 Maret 2017, untuk membuat komponen menjadi robot, yang nantinya akan dijual kepada “millionaire”. Tentu semua ini dilakukan dengan sistem simulasi yang didesain senyata mungkin dan dikaitkan dengan situasi. Setiap periode, peserta diberikan satu kasus dan beberapa event. Harga komponen sudah tertera pada slide proyektor. Di setiap periode, harga komponen robot berubah-ubah, layaknya saham sehingga harus dipertimbangkan waktu jual dan belinya.

Mereka diwajibkan untuk membuat komponen robot menjadi robot dengan minimal 7 komponen. Para engineers pun berlomba-lomba untuk mendahului peserta lainnya. Uniknya hanya satu orang dalam tim yang boleh mencari komponen tersebut, sedangkan dua orang lainnya memantau harga komponen serta merangkai, Dalam hal ini, peserta secara tidak sadar juga telah dilatih softskill-nya, untuk menjalin komunikasi yang baik. Dari babak ini, diperoleh 5 tim yang lolos ke babak final. Mereka adalah SMA Negeri 5, SMA Santa Maria, SMA CitaHati, SMAN 21, dan SMA Kr. Petra 1.

Pada babak final, 3 dosen Teknik Elektro Universitas Surabaya dipilih menjadi juri, yaitu Agung Prayitno S.T., M.Eng, Henry Hermawan S.T., M.Sc. dan Susilo Wibowo S.T., M.Eng. Pada babak final, mereka akan mempresentasikan programming product dari modul yang sudah diberikan oleh panitia. Persaingan berlangsung cukup ketat, mengingat semua peserta memaksimalkan performance-nya di babak terakhir ini. Pengetahuan mereka juga benar-benar diuji di babak final. Namun, selalu akan ada yang paling baik diantara yang terbaik. Dari 5 besar, Juara 1 berhasildimenangkan oleh tim “Voltrob” dari SMA Kr. Petra 1, Juara 2 oleh tim “Pokok Melu Wes” dari SMA Negeri 5,dan juara 3 dari tim “Darkness” dari SMA Santa Maria.

Beberapa peserta mengakui bahwa motivasi mengikuti lomba tersebut berasal dari keinginan kuat mereka untuk belajar. “Saya ingin tahu lebih dalam seperti apa teknik elektro itu, sekaligus menjadi referensi saya untuk mengambil jurusan kuliah nanti. Persiapan tim kami tidak banyak, yang penting penguasaan materi adalah hal wajib bagi kami. Semoga ilmu ini bisa kami terapkan di kehidupan nyata.” ungkap Muhammad Irvansyahdari SMA Negeri 21. (sas)