Hobi Burung Tingkatkan Jumlah Wilayah Tertutup Pohon fadjar October 18, 2016

Hobi Burung Tingkatkan Jumlah Wilayah Tertutup Pohon

Lapangan parkir Universitas Surabaya (Ubaya) tidak seperti biasanya. Di lapangan itu biasanya hanya terdengar deru mesin kendaraan yang parkir.

Tapi kemarin, terdengar suarasuara merdu. Ya , itu adalah suara kicau burung-burung yang ikut Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Pakde Karwo Cup VI Tahun 2016. Pelestarian flora dan fauna merupakan tugas semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Burung digemari masyarakat dan pemeliharaannya memerlukan lahan, agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan menghasilkan suara indah serta suasana yang asri.

“Dalam pemeliharaannya, burung butuh suasana yang rindang sehingga dibutuhkan pepohonan yang banyak. Dengan demikian, apabila memelihara burung secara tidak langsung berupaya melestarikan tumbuhan serta pepohonan,” kata Gubernur Jatim, Soekarwo saat membuka acara tersebut.

Dia mengungkapkan, beberapa tahun lalu wilayah Jatim hanya tertutup pohon sebesar 30%, dan saat ini berkembang menjadi 43%. Peningkatan tersebut merupakan upaya semua kalangan masyarakat. Dengan semakin banyak wilayah tertutup pohon, maka fauna yang ada ikut berkembang.

“Wilayah tersebut salah satunya disebabkan banyak munculnya penangkar burung sehingga banyak wilayah yang gundul ditanami guna tempat hidup vegetasi burung,” ucap gubernur yang akrab dipanggil Pakde Karwo. Dipaparkannya, Pemprov Jatim memiliki kawasan taman hutan raya (Tahura) R Soerjo dengan luas 27.000 hektare.

Lokasinya tersebar di lima kabupaten dan kota wilayah Jatim. Apabila dimaksimalkan, keberadaan Tahura bisa disinergikan dengan kegiatan gemar burung berkicau dan kegiatan menanam pohon atau reboisasi hutan. “Harapannya adalah jumlah fauna tetap lestari dan bisa berkembang. Saya harapkan kedepan bisa diadakan lebih banyak lomba burung di sekitar area Tahura sehingga bisa menjema sebagai tujuan wisata dan destinasi wisata alam,” ucapnya.

Fenomena burung berkicau ini dibarengi munculnya kegiatan penangkaran. Apabila kedua hal tersebut dikelola dengan baik, akan menguntungkan secara ekonomis. Banyak usaha yang bisa dikembangkan diantaranya dari segi ekonomi bisnis, mulai penangkaran, kerajinan sangkar burung dan berbagai keperluan fauna.

“Hal ini menjadi salah satu bisnis yang prospektif saat ini dan masa depan,” ujarnya. Pakde Karwo menambahkan, semua masyarakat harus mengawal dan meningkatkan kegiatankegiatan penangkaran burung, karena di beberapa daerah, misalnya Kota Medan untuk burung Murai Batu sudah langka. “Demikian pula burung Jalak Bali, Jalak Suren, Cucak Rowo, Cucak Hijau jumlahnya mulai menipis di alam liar.

Dengan adanya lomba burung berkicau ini menjadi salah satu wujud nyata masyarakat dalam rangka pelestarian lingkungan dan sumber daya hayati,” papar Pakde Karwo. Sementara itu, Lomba Burung Berkicau Tingkat Nasional Pakde Karwo Cup VI Tahun 2016 kali ini melombakan berbagai kelas diantaranya Kelas Punglor Merah, Cucak Hijau, Kacer, Murai Batu, Kenari, Love Bird, Cendet, Punglor Kembang, dan Black Throat.

Zaki Zubaidi

Sumber: https://koran-sindo.com