Jangan Salah Pilih Game untuk Anak fadjar September 27, 2016

Jangan Salah Pilih Game untuk Anak

SURABAYA ndash; Pemakaian aplikasi game online maupun offline pada gadget tidak selalu berdampak buruk pada anak. Dengan arahan yang benar, langkah tersebut juga bisa membawa manfaat.

Dosen teknik informatika Universitas Surabaya Marcellinus Ferdinand Suciadi tidak menampik adanya dampak negatif jika anak sering bermain game lewat gadget. Perkembangan anak bisa terganggu. Mereka dapat tumbuh menjadi orang yang agresif, antisosial, kecanduan, lupa belajar, malas beraktivitas fisik, hingga depresi. ‘Mereka sulit membedakan mana yang dunia nyata dan fantasi,’ tuturnya pada workshop melek game yang diselenggarakan Ubaya di Atrium Grand City kemarin (25/9).

Dia mengingatkan orang tua untuk mengawasi penggunaan gadget. Ada tip yang bisa digunakan orang tua untuk memilih game yang sesuai dengan kapasitas anak. Salah satunya memeriksa rating game sebelum diunduh. Kemudian, melihat batasan umur yang boleh memainkan game tersebut. Pertimbangkan tingkat kedewasaan anak-anak.

Yang tidak kalah penting, lanjut dia, memberikan pemahaman kepada anak sebelum memberikan game yang boleh dimainkan. Selanjutnya, terus awasi dan berikan batasan aktivitas bermain gadget. ‘Orang tua bisa pilih game yang bisa dimainkan secara berkelompok. Harapannya, mereka bisa ikut bermain dengan anaknya. Sehingga meningkatkan hubungan kekeluargaan,’ jelasnya.

Dengan cara itu, bukan tidak mungkin game bisa membawa manfaat lebih baik bagi perkembangan anak. Pemilihan game yang sesuai bisa meningkatkan kapasitas anak. Mereka lebih sigap menyelesaikan masalah, kemampuan motorik dan spasial meningkat, multitasking, gigih, dan menambah konsentrasi. ‘Untuk anak-anak, sebaiknya memilih game strategi daripada yang lebih banyak aksi untuk mengolah kemampuannya menyelesaikan masalah,’ jelas alumnus National University of Singapore itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan menuturkan, selama ini masih banyak orang tua yang memberikan gadget agar anak-anaknya tidak rewel. Mereka lebih tenang melihat buah hatinya tenggelam dalam dunia fantasi. Padahal, banyak potensi yang bisa memengaruhi perkembangan anak dari situ. Ikhsan meminta orang tua untuk lebih banyak menanamkan budaya literasi kepada anak sejak dini. (ant/c15/fal)

Sumber: Jawa Pos, 26 September 2016