Universitas Surabaya segera buka fakultas kedokteran fadjar April 1, 2016

Universitas Surabaya segera buka fakultas kedokteran

Tiga Kampus Buka Fakultas Kedokteran

Ubaya Tekankan Herbal, UC Entrepreneur, dan UMS Pedesaan

SURABAYA ndash; Tiga perguruan tinggi swasta (PTS) di Surabaya membuka fakultas kedokteran (FK). Ketiganya adalah Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Muhammadi yah Surabaya (UMS), dan Universitas Ciputra (UC). Tiga kampus tersebut mendapat SK operasional dari Kemenristekdikti pada Selasa (29/3).

Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Prof Joniarto Parung menyatakan, proposal pendi rian FK tersebut diajukan sejak 2013. Saat itu tenaga dosen juga mulai direkrut. Setelah dite rima, para dosen tersebut dimagangkan di Poliklinik Ubaya. Laboratorium pun sudah ada. ‘Semester awal labnya sama dengan far masi, kami manfaatkan utilitas yang ada. Tapi, tetap ada tambahan,’ tuturnya.

Menurut Joni, FK Ubaya memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan FK perguruan tinggi lainnya. Pertama, Ubaya memper siapkan pendirian FK secara bertahap. Baik persiapan sarana-prasarana maupun inter pro fesional. Interprofesional yang dimaksud adalah memberikan waktu tersendiri bagi para mahasiswa FK untuk berin te raksi dengan mahasiswa dari program studi lain. Terutama yang berkaitan dengan kesehatan fisik maupun mental. Misalnya, prodi fisika, bioteknologi, ataupun psikologi. ‘Ada kelas-kelas yang nanti disiapkan,’ katanya.

FK Ubaya akan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang herbal. Selama ini antara pengobatan herbal dan pengobatan kimia kerap menjadi hal yang dipertentangkan. ‘Mana yang bisa dicombine atau tidak boleh dicombine. Nah, pemahaman ini harus kuat,’ katanya.

FK Ubaya, kata Joni, akan menerima mahasiswa pada tahun pelajaran 2016 ndash;2017. Tes awal untuk pendaftaran dimulai awal April. Uang pangkalnya sekitar Rp 175 juta.

Selain Ubaya, Universitas Ciputra (UC) siap bersaing dengan membuka jalur pendaf taran FK. Rektor UC Ir Tony Antonio MEng me nerangkan, Kemeristekdikti resmi mengeluarkan SK izin operasional FK di UC pada Selasa (29/3). ”Dengan keluarnya SK tersebut, kerja keras tim seperti terbayar lunas,” kata Tony.

Tony menjelaskan, sebenarnya UC berniat mendirikan FK sejak 2011. Meski baru disetujui tahun ini, Tony op ti mistis jumlah pendaftar FK di UC membeludak. ‘Karena minat sekolah dokter juga semakin meningkat,’ katanya. Sesuai dengan peraturan Kemeristekdikti, FK UC menyediakan kuota 50 orang pada pendaftaran perdana.

UC, lanjut Tony, terkenal dengan bidang entrepreneur. Karena itu, tambah dia, FK UC nantinya juga berkesinambungan dengan bidang tersebut. ‘Jadi, sebagai ciri khas kami di masing-masing per guruan tinggi,’ tuturnya. Dalam hal ini FK UC akan dikembangkan dalam bidang inovasi sosial. Inovasi itu mencakup pelayanan bidang kesehatan. ‘Jadi dapat sebutan dokter inovator sosial. Itulah yang akan kami usung,’ katanya.

Dibimbing 26 dokter, UC berkerja sama dengan RSUD Dr. Soewandhie sebagai rumah sakit pendidikan utama. Juga, bekerja sama dengan FK Unair dalam pengembangan kualitas tenaga pendidik. ‘Dalam bentuk pembinaan dan pembela jaran, mulai berlangsung,’ kata Tony.

Senada dengan itu, Rektor Universitas Muhammadiyah (UMS) Surabaya Sukadiono menyampaikan sudah siap membuka prodi pendidikan kedokteran. ‘Sarana dan prasananya sudah kami siapkan, termasuk ruang praktik,’ jelasnya.

Sukadiono menyebutkan, UMS sudah memiliki rumah sakit pendidikan utama di RSI Siti Khotijah, Sidoarjo. ‘Itu untuk menjadi tempat praktik utama,’ ungkapnya. Sementara itu, untuk rumah sakit aviliasi, UMS bekerja sama dengan 29 Rumah Sakit Muhammadiyah di wilayah Jatim. ‘UMS sudah bekerja sama dengan 29 rumah sakit itu,’ ungkapnya,

Sementara itu, saat ditanya mengenai daya tampung mahasiswa FK, kata Sukadiono, ada 50 kuota untuk mahasiswa yang akan menjadi angkatan pertama. ‘Sebelumnya kami menyediakan 40 kursi. Namun, atas pertimbangan Kemristekdikti, daya tampung bertambah menjadi 50 mahasiswa,’ jelasnya.
(puj/bri/elo/end)

Sumber Jawa Pos, 31 Maret 2016

Universitas Surabaya segera buka fakultas kedokteran

Surabaya (ANTARA News) – Universitas Surabaya (Ubaya) segera membuka Fakultas Kedokteran dan tiga program studi pascasarjana yang baru yakni Magister Bioteknologi, Magister Teknik Industri, dan Doktoral Psikologi.

‘Prodi/fakultas baru itu sudah mendapatkan rekomendasi Kopertis VII Jatim dan sekarang dalam proses di Ditjen Dikti,’ kata Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung MMBAT PhD di sela Rapat Senat Dies Natalis Ke-47 Ubaya di Surabaya, Jatim, Rabu.

Menurut dia, jika proses yang berlangsung di Ditjen Dikti Kemendikbud itu bisa selesai sebelum Juni 2015, maka prodi baru akan dibuka pada tahun ini (2015), namun bila tidak bisa akan dibuka tahun depan (2016).

‘Yang jelas, kami membuka prodi magister dan doktoral untuk memperkuat iklim riset di Ubaya, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas laboratorium kami,’ tuturnya.

Terkait Fakultas Kedokteran, ia mengaku Ubaya ingin mengembangkan sistem baru di bidang kedokteran yang mengintegrasikan fisik dan psikis yakni kesehatan terpadu antara kedokteran, psikologi, dan farmasi.

‘Jadi, masyarakat yang sehat itu meliputi sehat secara fisik dari aspek kedokteran dan pengobatan (farmasi), tapi juga sehat secara psikis. Kami akan mengoptimalkan Fakultas Psikologi yang sudah memiliki S2 dan S3,’ ujarnya.

Bahkan, farmasi atau pengobatan yang dikembangkan Ubaya pun akan lebih fokus pada pengobatan herbal melalui optimalisasi penelitian di Ubaya Kampus Trawas (UTC) yang merupakan pusat informasi lingkungan dan wisata alam.

Mengenai persyaratan perlunya rumah sakit untuk membuka FK itu, ia mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan RSUD Mojokerto yang merupakan rumah sakit berakreditasi B.

‘Itu langkah awal, tapi ke depan, kami juga akan membangun rumah sakit sendiri yakni di lapangan parkir Ubaya Kampus Tenggilis. Luas lapangan parkir mobil itu mencapai 5,5 hektare, tapi kami akan memakai 1 hektare untuk membangun rumah sakit pendidikan,’ ucapnya.

Namun, pihaknya akan tetap menjalin kerja sama dengan RSUD Mojokerto itu, meski nantinya sudah memiliki rumah sakit sendiri, karena pihaknya ingin mahasiswa memiliki pengalaman berbeda pada RSUD dan RS Universitas.

‘Untuk dosen kedokteran, kami sudah memiliki 22 dokter spesialis, padahal syarat minimal 18 dokter. Untuk prodi lain (pascasarjana teknik industri, bioteknologi, psikologi), kami sudah memiliki syarat minimal enam doktor, apalagi Fakultas Psikologi sudah lama memiliki magister,’ paparnya.

Dalam rapat senat terbuka terkait Dies Natalis Ke-47 Ubaya itu juga disampaikan orasi ilmiah oleh Dr Suhartati SH MHum dari Laboratorium Hukum Pidana pada Fakultas Hukum (FH) Ubaya.

‘Kejahatan korporasi itu semakin marak, bahkan kasus APBD DKI Jakarta itu sangat mungkin melibatkan 49 korporasi dalamnya. Saran saya, pemidanaan korporasi itu tidak efektif, karena itu perlu dibarengi dengan upaya preventif yang melibatkan pemerintah, korporasi, dan masyarakat,’ katanya.

Editor: Tasrief Tarmizi