Mahasiswa Ubaya Aksi Pungut Sampah, Sindir Para Pembuang Sampah Sembarangan fadjar February 22, 2016

Mahasiswa Ubaya Aksi Pungut Sampah, Sindir Para Pembuang Sampah Sembarangan

Perangi Sampah Jangan Omdo

AKSI nyata dilakukan para mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya), kemarin (21/2). Bertempat di Taman Bungkul, para mahasiswa berkaus putih dan menggendong keranjang sampah di punggung itu beraksi memungut sampah. Mulut yang ditutup dengan lakban hitam juga menjadi bentuk pernyataan bahwa menjaga lingkungan harus diwujudkan dengan tindakan nyata, bukan hanya omong doang (omdo). (puj/end)

Sumber: Jawa pos, 22 Feb 2016

SURYA.co.id | SURABAYA – Sejumlah mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) yang tergabung dalam Warta Ubaya beraksi memungut sampah dengan mulut ditutup lakban.

Aksi ini ditujukan untuk menyindir pembuang sampah sembarangan di Surabaya. Aksi memperingati Hari Sampah Nasional ini mereka lakukan saat warga Surabaya menikmati car free day di Jalan Raya Darmo, Minggu (21/2/2016).

Tanpa orasi dan pembagian selebaran, mahasiswa yang mengganakan baju putih bertuliskan ‘Aku Peduli’ dan memakai tas keranjang sampah memungut sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh warga.

‘Kami menutup mulut kami dengan tujuan kami bekerja bukan hanya berbicara. Ini sekaligus mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan karena Indonesia ini masuk penyumbang sampah terbanyak di dunia,’ jelas Samuel Dimas (20), Pimpinan Redaksi Warta Ubaya.

Sampah-sampah yang mereka kumpulkan selanjutnya dibawa ke kampus untuk dipilah berdasarkan jenisnya dan diolah di rumah kompos Ubaya, Tenggilis.

‘Sebagai jurnalis kampus, tentunya kami sudah banyak menulis. Tapi kami ingin mengimbau masyarakat tidak hanya dengan tulisan tetapi juga lewat tindakan,’ terangnya.

Agnes Angelina (19), anggota Warta Ubaya, menjelaskan, banyak menemui warga Surabaya yang masih membuang sampah sembarangan.

‘Bisa jadi karena tidak ada tong sampah atau memang orangnya malas,’ tegasnya.

Padahal, lanjutnya, sudah beragam aksi dilakukan dalam bentuk orasi untuk peduli lingkungan.

Menurutnya, tindakan dari setiap orang untuk memungut sampah merupakan teguran pada orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Melihat yang dilakukan mahasiswa ini, warga Bratang, Adelia (18), merasa malu karena sesaat setelah meninggalkan sampah di pinggir jalan, sampah itu dipungut oleh anggota aksi.

‘Lain kali saya bawa lagi saja sampai nemu tong sampah, kalau dipungut orang malu juga,’ tuturnya

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com