Perjuangan Ratu Sprint Indonesia Meraih Gelar Sarjana Hukum fadjar January 25, 2016

Perjuangan Ratu Sprint Indonesia Meraih Gelar Sarjana Hukum

Sebuah momen bahagia belum lama ini diraih Serafi Anelies Unani. Pada akhir tahun lalu, ratu sprint Indonesia di era milenium tersebut sukses meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Surabaya (Ubaya). Keberhasilan itu terasa spesial bagi Serafi, karena prestasi dan pendidikan menjadi hal yang sama-sama punya arti penting baginya.

Perjuangan Serafi untuk merampungkan gelar sarjana sejatinya tak mudah. Pada 2007, dia sempat kuliah di Universitas Airlangga (Unair) dengan mengambil jurusan FISIP-Antropologi. Namun, karena kendala birokrasi yang menghalangi Serafi tampil di Pekan Olahraga Nasional pada 2008, putusan nekat lantas dibuat.

Serafi memilih keluar dari Unair dan mendaftar di Fakultas Hukum Ubaya pada 2009. Namun, kesulitan Serafi tak lantas menghilang. Butuh adaptasi bagi dia untuk memadukan ilmu antropologi dan hukum. Apalagi, ilmu hukum sejatinya bertolak belakang dengan keinginan hati Serafi. Tak mudah bagi dara kelahiran 17 Februari 1989 itu.

‘Agak berat sebenarnya setelah belajar antropologi, kemudian belajar hukum. Rasanya bertolak belakang dengan hati saya dan butuh proses untuk beradaptasi dengan dunia Hukum. Tapi, ketika bisa memahami antropologi dan hukum secara bersamaan, saya jadi dapat memilah setiap kasus dengan perspektif yang berbeda. Selain melihat dari sisi hukum, juga bisa melihat hukum dari sisi sosial dan budayanya juga,’ tutur Serafi dalam perbincangannya dengan MSports.

Setelah memulai perkuliahan, Serafi tak lantas bisa menjalani dengan mulus. Profesi sebagai atlet membuat Serafi cukup sering absen dan bahkan ketinggalan kuliah. Namun, dengan tekad dan motivasi yang kuat, peraih medali emas nomor lari 100 meter di SEA Games 2011 itu bisa melewati setiap rintangan yang dihadapi.

‘Saya sempat ketinggalan di semester 1, karena harus mengikuti kejuaraan dunia pada 2009, dan haris cuti 3 semester karena SEA Games dan PON. Tapi, puji Tuhan tahun ini bisa selesai,’ aku Serafi.

Dia juga mengakui, kendala terbesar yang dihadapi bukan pada saat menjalani perkuliahan, tapi lebih saat harus menyelesaikan skripsi. Setelah kuliah dengan biaya sendiri di Unair, dan hanya mendapat beasiswa penuh pada 2011 usai memenang medali emas SEA Games 2011, Serafi akhirnya menutup perkuliahan dengan menjalani sidang skripsi pada 15 Desember 2015.

‘Kendalanya bukan pada saat perkuliahan, tapi lebih pada pengerjaan skripsi. Dimulai 1 tahun lalu, mulai memilah2 mau mengambil hukum apa. Akhirnya tertarik di Hukum Internasional, dan entah kenapa saya tertarik kepada Hukum Humaniter (Hukum Perang). Butuh 6 bulan untuk mencari dan mematangkan kasus, 3 bulan untuk analisis -studi kasus lagi- mencari narasumber dan mencari literatur, dan 3 bulan terakhir untuk bimbingan hingga sampai pada sidang,’ papar Serafi bercerita perjuangan awal menyusun skripsi.

‘Capek karena pada saat itu juga masih harus menyelesaikan tanggung jawab di SEA Games 2015, hampir menyerah karena harus menganalisis 40 Putusan Resolusi PBB yang semuanya dalam bahasa Inggris. Sempat tidak mengerjakan apa-apa selama 3 minggu pada saat masuk Bab 3, dan 9 hari total tidak tidur menjelang sidang. But everything is worth when it’s done,’ sambungnya.

Terkait motivasi dan semangat yang didapat untuk bisa meraih gelar sarjana, Serafi tak ragu menunjuk adiknya, yang sudah lebih dulu selesai kuliah. ‘Papa dan mama sangat berperan memotivasi saya. Tapi, yang lebih memberi motivasi adalah adik saya yang nomor dua. Dia sudah lebih dulu sarjana dua tahun lalu, dan itu membuat s aya lebih terpacu untuk menyelesaikan kuliah,’ bilang perempuan yang bekerja di PT. Terminal Teluk Lamong di Surabaya ini.

Usai dinyatakan lulus dan berhak menjalani wisuda, kegembiraan Serafi memuncak. Bagi dia, pendidikan pun tak kalah penting dari prestasinya sebagai atlet. Malah, dia juga mengaku tertarik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meski saat ingin kembali fokus merintis karier di olahraga dan pekerjaan.

‘Soal lanjut kuliah S2, mungkin nanti setelah selesai jadi atlet, jadi biar bisa fokus. Sementara ini, fokus ke atletik sembari melihat kebutuhan kantor juga,’ Serafi memungkasi.

Sumber: https://msports.net