NU Targetkan Miliki 50 PTNU Mandiri fadjar December 7, 2015

NU Targetkan Miliki 50 PTNU Mandiri

SURYA.co.id | SURABAYA ndash; Selama lima tahun terakhir pengurusan pertama ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, NU telah mendirikan 24 Perguruan Tinggi NU secara mandiri.

Untuk lima tahun kepengurusannya kedepan, iapun mengungkapkan akan menambah PTNU hingga memiliki 50 PTNU.

Said menegaskan meskipun sudah banyak keberadaan PTNU, namun dirinya merasa perlu ada PTNU yang berada di bawah naungan NU, bukan hanya berdiri oleh yayasan ataupun individu.

“Kalau yang 24 ini milik NU, kalau yang ratusan itu miliknya kyai, pesantren dan yayasan,” ungkap Said usai mengisi Diskusi terkait Islam Nusantara di Universitas Surabaya (Ubaya), Jumat (4/12/2015).

Ia pun merasa pembangunan PTNU yang baru tidak akan saling tupang tindih, tetapi dapat maju secara bersama-sama.

“Nggak gampang kalau PBNU mau masuk dalam PTNU milik pribadi atau yayasan yang ada. Yang pasti kami akan maju bersama-sama,” tegasnya.

Saat ini, menurutnya PTNU terbanyak berada di Surabaya. Sedangkan di luar pulau sudah ada PTNU yang didirikan PBNU yaitu di wilayah Sumatera Utara, Lampung Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

“Masih banyak wilayah yang belum ada PTNU,” ujarnya.

Rektor Universitas NU Surabaya (Unusa), Achmad Jazidie menjelaskan tidak semua PTNU memakai kata NU dalam nama universitasnya.

“Kalau ada PTNU baru, yang didirikan PBNU ada nama NU-nya, Alhamdulillah ada nama seperti itu,” ujarnya.

Ia pun menegaskan Surabaya sebagai kota dengan PTNU terbanyak sehingga belum tentu ada penambahan PTNU di Surabaya. Kalaupun ada pasti nanti ada koordinasi, untuk saling melengkapi program studi yang belum menjadi konsentrasi di PTNU yang sudah ada.

“Unusa konsentrasinya banyak yang fokus pada ilmu kesehatan, kedokteran, analis kesehatan, kesehatan masyarakat dan teknik yang berhubungan dengan kesehatan juga. Jadi kalau ada rencana ada PTNU lagi ya tinggal lihat fokus progdi yang tidak sama,” tuturnya guru besar ITS ini.

Kelayakan PT baru, tambahnya harus dilihat dariberbagai sisi, mulai dari sisi ketersediaan SDM pengajar maupun mahasiswanya.

“Sekarang bapak-bapak di Dikti mempertibangkan rasio dosen mahasiswa, jadi sebelum membangun PT harus mempertimbangkan hal ini dengan baik,” ujarnya.

Karena menurutnya, PT baru akan melalui masa yang berat di tahun pertama. Selain itu koordinasi dan kerjasama antar PTNU juga penting dilakukan.

“Unusa kalau mengadakan acara untuk selalu mengajak PTNU lain yang dekat kami undang, untuk mengindikasikan kami menjalin kerjasama,” tuturnya.

Sveta Ulitsya, salah satu mitra usaha bidang retail di Bandara Juanda berharap agar GM yang baru bisa memberikan warna baru yang lebih menjanjikan.

‘Bandara ini harus lebih maju. Bagi kami, peningkatan jumlah penumpang akan bisa berdampak baik pada usaha kami,’ kata Sveta.

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com