Unik, sambut Wisudawan dengan kostum Hallowen fadjar September 28, 2015

Unik, sambut Wisudawan dengan kostum Hallowen

KBRN, Surabaya : Sekelompok mahasiswa berkostum Hallowen seperti Bloody Mary, Chucky, Witch, Zombie, dan sebagainya, terlihat memadati Lapangan Parkir Perpustakaan Ubaya Tenggilis, tepatnya di depan tenda wisuda.

Mereka adalah mahasiswa Fakultas Industri Kreatif (FIK) Ubaya yang sedang menyambut sepuluh orang wisudawannya. Teriknya matahari tak menyurutkan semangat 97 mahasiswa yang memperagakan karakter kostum dengan antusias.

Fakultas yang identik dengan keatifitasnya ini, menjemput wisudawannya dari tenda wisuda yang terletak di lapangan parkir perpustakaan menuju gedung PE 1.1 dan PE 1.2, untuk melakukan prosesi lepas pandang. Tema Hallowen sendiri diambil karena wisuda kali ini dilakukan mendekati Oktober.

Salah satu mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk angkatan 2011 bernama R. Willians Raino L.P., mengaku melakukan hal ini sebagai sebuah tradisi dan bentuk apresiasi bagi mahasiswanya yang baru saja lulus. Selain itu, kegiatan demikian juga bertujuan untuk menambah semangat wisudawan dan mengingatkan bahwa dulu mereka pernah melakukan hal serupa.

Mahasiswa lain dari angkatan 2015 bernama Peggy Elysia yang turut mengenakan kostum cosplay, mengaku awalnya cukup excited dengan acara ini karena merupakan pengalaman pertamanya. Dengan costume Chucky-nya, Peggy dapat menampilkan sosok menyeramkan Chucky dengan baik.

‘Sempat terbesit untuk tidak datang, tapi saya tak menyerah begitu saja. Dengan berbekal informasi yang saya dapat dari Youtube, saya kemudian membeli make-up yang mirip dengan yang ditutorial-kan,’ ungkap Peggy, Selasa (22/9/2015).

Dengan wajah bahagia selepas diwisuda, Rido Satrya Wijaya, S.T., digiring menuju tempat lepas pandang dengan beberapa perempuan cantik namun tampak menyeramkan. Pemandangan unik tersebut sempat menjadi tontonan oleh beberapa wisudawan dari Fakultas lainnya. Sebagai salah satu bagian dari FIK, Rido merasa bahwa mahasiswa angkatan 2015 semakin kreatif dan totalitas dalam melakukan hal ini, berbeda dengan jamannya yang masih abal-abal.

“Saya berharap kalau bisa tradisi ini dilanjutkan,” ungkap Rido dengan senyum hangatnya. (Anik/tm)

Sumber: rri.co.id