Semua dapat Berbagi di Bulan Ramadhan : Refleksi Isu Deprivasi Relatif fadjar July 9, 2015

Semua dapat Berbagi di Bulan Ramadhan : Refleksi Isu Deprivasi Relatif

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Mungkin pembaca masih mengingat salah satu artikel di web ubaya yang berjudul “Yang Kurang Beruntungpun Masih Berbagi” pada tanggal 13 Januari 2013. Di artikel tersebut menceritakan seorang ibu lansia dengan kondisi ekonomi yang kurang ternyata masih dapat berbagi dengan orang lain di hari Natal. Artikel tersebut saat ini rasanya tepat untuk direnungkan kembali di momen bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah dan kebaikan bagi umat Islam untuk mengejar berkah dan kebaikan. Bulan Ramadhan diidentikkan dengan berbagi sebagai bentuk kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain sesuai dengan ajaran agama. Di beberapa hari awal bulan Ramadhan yang sangat nampak adalah banyaknya kegiatan berbagi makanan untuk sahur dan berbuka puasa terututama yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki rejeki secara ekonomi sehingga masih mampu untuk berbagi. Faktanya juga banyak mereka secara ekonomi pas-pasan atau berkekurangan masih bersedia berbagi dengan orang lain di bulan Ramadhan. Dasarnya selain karena adanya kebiasaan berbagi dengan orang di bulan lain, juga di bulan Ramadhan dorongan untuk berbagi menjadi lebih tinggi. Fenomena ini menggambarkan bahwa berbagi dapat dilakukan semua orang, tidak harus selalu dilakukan dari orang yang mampu secara ekonomi ke orang yang kurang mampu. Terpenting adanya sesuatu yang dibagikan kepada orang lain, dapat berupa materi atau non materi.

Hal yang menarik adalah adanya orang-orang yang secara fakta ekonomi berkecukupan namun tidak mau berbagi dengan orang lain karena merasa secara ekonomi masih berkekurangan sehingga belum pantas untuk berbagi dan sebaliknya sepantasnya mendapatkan sesuatu dari orang lain. Kondisi tidak mau berbagi karena merasa berkekurangan meskipun secara fakta berkecukupan erat kaitannya dengan isu deprivasi relatif. Deprivasi relatif adalah perbandingan yang dilakukan individu terkait kondisi kehidupannya dengan orang lain. Proses perbandingan ini bersifat relatif karena sangat tergantung pada siapa membandingkan siapa, kondisi kehidupan diri dibandingkan dengan kondisi kehidupan siapa.

Sebagai contoh ketika individu secara fakta sudah berkecukupan secara ekonomi, namun ketika dibandingkan dengan orang lain yang lebih kaya maka individu tersebut dapat merasa menjadi miskin. Sebaliknya apabila dibandingkan dengan orang lain yang kehidupan ekonominya lebih tidak beruntung maka individu tersebut akan merasa dirinya telah kaya. Tipe individu yang mana yang tidak mau berbagi ketika kehidupan ekonominya secara fakta telah berkecukupn, kurang lebihnya adalah tipe individu yang selalu melakukan perbandingan kehidupan dirinya dengan kehidupan orang lain yang lebih kaya atau kondisi ekonominya lebih baik. Sehingga dengan adanya perbandingan ini maka individu selalu merasa kekurangan dalam hidupnya dan merasa membutuhkan bantuan dari orang yang lebih kaya. Dengan demikian, kemauan berbagi dengan orang lain menjadi lebih kecil. Isu deprivasi relatif seringkali menjadi masalah di dalam masyarakat karena sebagai dasar kurangnya kepedulian terhadap orang lain. misalnya saat pembagian zakat atau sedekah, orang-orang yang secara fakta ekonomi mampu dan tidak berhak mendapatkannya malah ikut-ikutan mengantri untuk mendapatkannya sehingga mengurangi hak orang yang kurang beruntung secara ekonomi dan lebih membutuhkan.

Melalui momen bulan Ramadhan, bagi yang terbiasa berbagi menjadi lebih meningkat lagi kebiasaan berbaginya. Bagi yang masih kurang berbagi, menjadi terbiasa berbagi. Kebiasaan berbagi di bulan Ramadhan diharapkan dapat dipertahankan setelah bulan Ramadhan karena kehidupan terus berjalan. Bagi yang merasa kekurangan meskipun secara fakta berkecukupan dapat disadarkan sehingga dapat bergegas berbagi kebaikan dengan orang lain. Berbagi dengan orang lain sebagai bentuk kepedulian sesama manusia sehingga dapat memperkuat relasi antar sesama manusia berdasarkan kasih sayang.