Marhaban Yaa Ramadhan : Semoga Membawa Damai fadjar June 18, 2015

Marhaban Yaa Ramadhan : Semoga Membawa Damai

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Marhaban Yaa Ramadhan, bulan Ramadhan 1436 H telah tiba kembali. Bulan yang sangat ditunggu-tunggu umat Islam karena keberkahannya lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, semua ibadah mendapatkan pahala berlipatganda, sehingga memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba menjalankan ibadah dan kebaikan. Ibadah dan kebaikan seolah menjadi sesuatu yang lebih mudah dilakukan di bulan Ramadhan daripada di bulan-bulan lainnya. Mengapa demikian, selain motivational processadanya pahala yang berlibat yang dijanjikan Allah SWT, juga adanya kebersamaan. Kebersamaan maksudnya banyak orang lain yang juga melakukan kebaikan, sehingga menjadi motivasi ekstra untuk melakukannya. Kebaikan menjadi sangat ringan untuk dilakukan di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan tahun ini, kiranya menjadi momentum yang tepat untuk membawa damai bagi umat Islam dan umat-umat yang lain. Terakhir ini, banyak kasus kekerasan yang terjadi di sekitar kita. Dua kasus besar yang membuat kita terhenyak adalah penganiayaan sekelompok orang yang ditengarai kelompok geng motor terhadap mahasiswa yang merangkap profesi DJ. Penganiayaan tersebut berakhir dengan tragis, karena korban yang sudah tidak berdaya akhirnya terbunuh di tempat kejadian. Kasus berikutnya adalah kekerasan yang terjadi pada anak yaitu Angeline, kasusnya hingga saat ini masih hangat diberitakan. Selain dua kasus tersebut, masih banyak kasus kekerasan yang tidak terungkap, tetapi terjadi dan seolah menjadi hal biasa. Kekerasan dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, tempat kerja, jalanan, ataupun berbagai tempat lain menjadi suguhan setiap harinya.

Kasus-kasus kekerasan yang terjadi, makin beragam bentuknya, dan semuanya makin sadis bentuk kekerasannya. Dapat dibayangkan ketika pelaku berhadapan dengan korban, korban yang tidak berdaya tetapi pelaku tetap melakukan kekerasan hingga berakhir dengan melayangnya nyawa korban. Tidak semua orang mampu melakukan tindakan kekerasan hingga membunuh. Orang-orang yang memiliki moralitas rendah yang mampu melakukannya. Faktanya makin banyak orang yang mampu melakukannya. Pertanyaannya, mengapa di bangsa yang dikenal religius karena banyaknya agama di Indonesia, tetapi banyak kasus kekerasan hingga pembunuhan terjadi dan banyak juga diantaranya termasuk pada pembunuhan dengan cara keji. Hal ini menjadi indikasi krisis moral yang makin meningkat di tengah masyarakat kita, apapun motif perilaku kekerasan tersebut. Nyawa seseorang terasa sangat murah sehingga orang lain dengan mudah menjadi pencabut nyawa bagi sesamanya. Fenomena ini menunjukkan perlu adanya perbaikan karakter dan moralitas masyarakat sehingga kekerasan dapat berkurang.

Bulan Ramadhan, bisa menjadi sarana perbaikan karakter dan moralitas masyarakat. Bulan Ramadhan merupakan bulan penggemblengan moralitas umat. Banyak arahan berbudi pekerti luhur, banyak kegiatan yang mengingatkan tentang kehidupan setelah mati, banyak kegiatan yang memperkuat relasi antar individu yang sepertinya sudah terlupakan karena kuatnya interaksi antar individu berbasis pada traksaksi untung rugi, banyak kegiatan yang menstimulasi peduli dan menyayangi sesama manusia, sehingga di bulan Ramadhan religiusitas yang terbangun tidak hanya berupa ritual saja dan menstimulasi terbentuknya moralitas yang baik. Semoga dengan datangnya bulan Ramadhan membawa damai bagi kita semua. Selamat menjalankan ibadah puasa.