Pusat Informasi Peninggalan Purbakala Penanggungan Didirikan fadjar June 15, 2015

Pusat Informasi Peninggalan Purbakala Penanggungan Didirikan

MOJOKERTO – Universitas Surabaya (Ubaya) bakal me-launching Pusat Informasi Purbakala Gunung Penanggungan yang dijadwalkan pertengahan tahun ini. Gedung pusat informasi tersebut saat ini tengah memasuki tahap pembangunan dan diharapkan bisa rampung pada Agustus 2015. Adanya pusat informasi ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi para arkeolog maupun peneliti untuk mengungkap peninggalan-peninggalan purbakala yang ada di gunung ini.

Kusworo Rahardyan, mewakili anggota tim Ekspedisi Penanggungan Ubaya mengatakan, pendirian pusat informasi ini sekaligus bisa dijadikan pusat pembelajaran bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin menggali dan meneliti peninggalan di gunung ini. “Diperkirakan September nanti akan launching,” ujar Kusworo.

Selain pendirian pusat informasi ini, ia berharap ke depan pemerintah bersama lembaga terkait melakukan penataan kawasan lagi. Terutama pembagian jalur pendakian antara mereka yang ingin mendaki ke puncak dan pendakian yang sekaligus mengunjungi situs-situs yang ada. Pihak Ubaya sendiri sudah memetakan dan membuat sebanyak delapan jalur atau trail beserta peta dan jarak masing-masing situs.

Karenanya, pusat informasi ini bisa menjadi data awal bagi para peneliti dan arkeolog untuk mengungkap detail informasi seputar peninggalan yang tersebar di kawasan Penanggungan. Sebab, hingga sekarang belum diketahui berapa banyak bangunan kuno yang tersebar di Penanggungan, meski bisa dipastikan mencapai ratusan jumlahnya sehingga membuat gunung ini menjadi sebuah situs purbakala yang istimewa dan bahkan mungkin terkaya di seluruh wilayah Indonesia.

Penelitian oleh para arkeolog dengan menggunakan peralatan canggih seperti Ground Penetrating Radar (GPR), yang mampu mendeteksi artefak serta struktur yang terpendam dalam tanah sangat dibutuhkan untuk menambah informasi seputar situs. Selain itu, juga menjadi penguat bagi perlindungan kawasan. Mengingat, di sisi utara Gunung Penanggungan merupakan kawasan industri yang merupakan ancaman nyata. “Getaran yang ditimbulkan sewaktu-waktu bisa merusak situs yang berusia ratusan tahun ini,” kata Kusworo.

Situs-situs di Penanggunan rentan rusak karena punden-punden serta goa pertapaan di Penanggungan tidak pernah memiliki pagar dan berjumlah banyak, sehingga gunung sendirilah yang menjadi sebuah situs purbakala yang amat besar, lengkap dengan jaringan jalan setapak kuno serta deretan tangga.

Diharapkan, penelitian ke depan bisa menginventarisasi ulang situs-situs peninggalan purbakala dengan pencantuman nomor atau pemberian nama yang jelas bagi situs yang baru ditemukan, sebagai kelanjutan dari beberapa hasil penelitian terdahulu. Pengamanan lebih ketat serta penataan kawasan baik untuk penghijauan agar tidak menanam pohon terlalu dekat dengan situs agar akarnya tidak merusak situs. Semuanya perlu dikoordinasikan secara terpadu antarinstansi dalam rangka penyelematan situs bersejarah di gunung Penanggungan berikut pemanfaatannya.

(ris)

Sumber: https://news.okezone.com