Perilaku Korupsi dari Tinjauan Basic Human Values fadjar May 25, 2015

Perilaku Korupsi dari Tinjauan Basic Human Values

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Terdapat beberapa sebab mengapa seseorang melakukan perilaku korupsi, salah satu penjelasannya adalah karena penghasilannya secara resmi dari bekerja tidak cukup. Sehingga untuk menambah penghasilannya tersebut melalui jalan pintas melalui korupsi. Pertanyaannya, benarkah seseorang melakukan korupsi karena penghasilannya tidak mencukupi? sehingga kesan yang ditampilkan ketika melakukan korupsi sebagai perilaku terpaksa. Bagaimana dengan fakta, banyak bahkan rata-rata pelaku korupsi adalah orang-orang yang memiliki jabatan dan tentunya berpenghasilan tinggi? Tentu jawabnya bukan karena penghasilan yang kurang, namun karena nilai dasar insani (basic human values) yang dimiliki pelakunya. Dengan penghasilan setinggi apapun, kemungkinan melakukan korupsi tetap ada apabila memiliki nilai dasar insani yang mendorong perilaku korupsi.

Nilai dasar insani (basic human values) terdiri atasachievement, power, hedonism, stimulation, self-direction, security, conformity, tradition, universalism, dan benevolence. Berikut secara ringkas akan dijelaskan mengenai masing-masing nilai dasar insani. Nilai dasar achievement menjelaskan mengenai pencapaian kesuksesan pribadi melalui usaha dan kompetensi sesuai standar yang ditetapkan lingkungan. Nilai dasar insani power menjelaskan mengenai pencapaian status sosial dan dominasi tinggi terhadap orang lain. Nilai dasar insani Hedonism, menggambarkan tentang kesejahteraan dan kesenangan diri sendiri. Stimulationmenggambarkan adanya kebutuhan untuk tantangan dalam menjalani kehidupan, adanya variasi sehingga membuat hidupnya lebih memiliki makna. Self-direction, menggambarkan kemampuan menggarahkan diri sendiri, mandiri, dan tidak tergantung pada orang lain.Nilai dasar insani securitymenggambarkan rasa aman, keharmonisan, dan stabilitas masyarakat. Conformitytentang kebutuhan individu menjaga keseimbangan fungsi sosial dan menjaga keharmonisan kehidupan berkelompok. Tradition, nilai penghormatan dan pengakuan terhadap budaya, kebiasaan, adat istiadat, ataupun tradisi, termasuk agama. Benevolence menggambarkan perilaku kebajikan/keluhuran dalam kehidupan. Universalism merupakan nilai yang menekankan pada kesejahteraan setiap orang pada berbagai kondisi yang lebih luas dibandingkan benevolence.

Mengacu pada nilai dasar insani, maka perilaku korupsi yang merupakan perilaku negatif dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri lebih nampak didasari oleh nilai dasar insani hedonism dan power. Melalui korupsi, pelaku dapat membuat dirinya sejahtera secara material dan melalui kesejahteraan material tersebut membuat pelaku memiliki status tinggi secara sosial. Ukuran kesejahteraan tolok ukurnya adalah material, dengan demikian pelaku juga dapat memiliki pengaruh terhadap orang lain karena adanya kemampuan membayar, membeli barang, ataupun mengembangkan orang lain untuk tujuan tertentu. Namun, melalui perilaku korupsi, berapa banyak nilai dasar insani yang terlanggar? Misalnya saja dari nilai dasar insani achievement, keberhasilan dalam kehidupan melalui ukuran material akan dihargai apabila usaha pencapaiannya sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Mencapai kesuksesan melalui korupsi, bukan merupakan usaha yang sesuai dengan standar perilaku moral. Bagaimana dengan nilai dasar insani stimulation? Perilaku korupsi merupakan variasi dalam usaha mendapatkan uang, sekaligus tantangan karena usaha korupsi tersebut jangan sampai terbongkar, namun apakah dengan usaha tersebut akan memberikan makna yang positif dalam kehidupan seseorang? Jawabnya tidak, karena nilai dasar insani stimulation arahnya adalah makna yang positif dalam kehidupan.

Kemudian perilaku korupsi juga tidak sesuai dengan nilai dasar insani security dan conformity, karena perilaku korupsi tidak menyebabkan rasa aman, karena sewaktu-waktu dapat terbongkar, memunculkan ketidak keharmonisan, instabilitas masyarakat serta fungsi sosial pelaku terganggu dalam kehidupan bermasyarakat. Terakhir nilai dasar insani tradition, universalism, dan benevolence, perilaku korupsi bukan merupakan tradisi bangsa Indonesia, sehingga perilaku korupsi baik untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok bertentangan dengan budaya bangsa. Meskipun perilaku korupsi saat ini telah menggurita, seolah sudah menjadi perilaku warisan antar generasi namun sekali lagi bukan merupakan perilaku yang luhur dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia.