Cerita Inspiratif dari Tiga Wanita Hebat di Hari Perempuan Internasional fadjar April 21, 2015

Cerita Inspiratif dari Tiga Wanita Hebat di Hari Perempuan Internasional

Tabloidnova.com – Memperingati Hari Perempuan International 2015, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya membuat serangkaian kegiatan salah satunya diskusi dengan tema “Make it Happen : Redefining the Past, Shaping the Future ”, pada Senin (16/3) kemarin.

Diskusi yang diikuti oleh seratus peserta dari berbagai kalangan, mulai aktivis LSM, akademisi, politisi, dan masyarakat umum tersebut, menghadirkan tiga orang wanita hebat sebagai pembicara. Ketiganya adalah, Lian Gogali, Yuliati Umrah, dan Prof. Yusti Probowati.

Lian Gogali adalah aktivis pemersatu berbagai etnis usai dalam konflik Poso. Ia mendirikan lembaga yang diberi nama Project Sophia. Melalui lembaga ini dia mengumpulkan anak-anak korban Poso dari berbagai agama yang semula bertikai untuk bersatu dengan metoda membaca di rumah baca yang dia dirikan. “Dengan adanya rumah baca maka anak-anak yang semula orangtuanya saling bertikai karena perbedaan keyakinan akhirnya bisa bersatu dan berkumpul kembali,” kata Lian.

Tak hanya itu, untuk anak-anak dia mendirikan wadah yang diberi nama “Sekolah Perempuan’ sebagai tempat berkumpulnya ibu-ibu dari berbagai agama untuk berdiskusi dan saling mengembangkan kemampuan. “Dengan kegiatan ini maka sudah tidak ada lagi sekat perbedaan di antara mereka,” kata Lian.

Sementara Yuliati Umrah adalah “ibu” dari anak-anak jalanan. Melalui Yayasan Arek Lintang (Yayasan Alit) dia mengorganisasi anak-anak jalanan di Surabaya agar lebih berdaya. Ia terjun di dunia anak jalanan sejak usai krisis moneter tahun 1998. Anak-anak jalanan akibat konflik keluarga, bermasalah dengan hukum, korban perkosaan, dan sebaginya, diberdayakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

“Tidak semua anak mendapat pengasuhan yang optimal dari orangtuanya sehingga sebagian dari mereka harus mengubur cita-citanya,” kata Yuliati.

Dan perjuangan kerasnya tak sia-sia. Hasil kerajinan anak-anak yang diasuhnya sampai diekspor ke luar negeri dan belakangan beberapa anak-anak asuh yang memiliki bakat olahraga berhasil menjadi atlet di berbagai cabang olahraga tingkat provinsi Jawa Timur. “Saat ini saya mengembangkan sayap, tak hanya di Surabaya saja tetapi sudah mulai merambah ke Jakarta dan Flores,” kata wanita yang berbicaranya ceplas-ceplos dan seringkali mengundang tawa tersebut.

Permibacara ketiga juga tak kalah menarik. Prof. Yusti Probowati adalah doktor pertama di Indonesia yang mengambil spesialis psikologi forensik. Sejak tahun 2006 lalu, Guru Besar Fakultas Psikologi di Universitas Surabaya (Ubaya) tersebut aktif mengunjungi lembaga permasyarakat anak di Blitar (Jatim). Yusti, melakukan pendekatan secara psikologis kepada anak-anak yang bermasalah dengan hukum di lapas tersebut. “Awalnya saya datang ke lapas dalam rangka penelitian untuk disertasi, tetapi lama-kelamaan saya dekat dengan mereka. Sampai sekarang pun saya tetap rajin mengunjungi mereka,” kata Yusti.

Karena kepeduliannya tersebut, dia mendirikan shelter yangdiberi nama “Rumah Hati” di Jombang sebagai tempat untuk menampung anak-anak mantan penghuni Lapas Blitar. Di shelter tersebut Yusti memberdayakan anak-anak agar lebih mandiri di tengah masyarakat.

Gandhi Wasono M

Sumber: https://www.tabloidnova.com