Mahasiswi Kembangkan Pengganti Petromax untuk Nelayan fadjar March 16, 2015

Mahasiswi Kembangkan Pengganti Petromax untuk Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Cindy Eleonora Gani mengembangkan lampu pengganti petromax untuk nelayan tradisional yang dinamai ‘FI Neon’.

‘Saya sempat melakukan observasi kepada nelayan di Pantai Kenjeran, ternyata mereka menggunakan petromax yang berbahan minyak tanah yang tidak ramah lingkungan,’ katanya di kampus setempat, Rabu (11/2).

Oleh karena itu, mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk pada Fakultas Industri Kreatif Ubaya itu berusaha mendesain lampu pengganti petromax yang ramah lingkungan dan memiliki fungsi mampu memancing perhatian ikan.

‘Saya tidak terlalu paham teknik, tapi dosen pembimbing membantu tugas akhir itu, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas itu selama setahun dan akhirnya lampu FI Neon pun jadi. FI Neon itu berarti fishing neon,’ katanya.

Ia menjelaskan lampu FI Neon itu menggunakan lampu LED sehingga tidak mudah panas dan bisa bertahan hingga 5-8 jam pemakaian bila ‘charge’ energi yang masuk ke dalam lampu itu maksimal.

‘Sistem charging untuk lampu itu bersifat plug in dan plug out, sehingga lampu bisa digunakan secara portable,’ kata gadis kelahiran Kutisari, Surabaya itu.

Menurut dia, lampu sejenis memang ada, tapi lampu FI Neon memiliki beberapa kelebihan yakni bisa bongkar pasang, sedangkan lampu sejenis tidak bisa dan harus menggunakan kabel yang panjang.

Selain itu, lampu FI Neon juga ramah lingkungan dan tidak cepat panas, karena menggunakan lampu LED dengan daya tahan cukup lama (5-8 jam).

‘Bila lampu FI Neon dimasukkan hingga kedalaman 2-3 meter, maka lampu akan dapat memancing ikan untuk menghampiri, sehingga nelayan tinggal melempar jaring setelah 1-2 jam dan hasilnya akan cukup banyak,’ katanya.

Tentang proses ‘charging’ lampu FI Neon, ia mengatakan lampu FI Neon itu diisi energi listrik dengan dihubungkan dengan motor perahu. ‘Motor perahu itu diberi pulley dan dinamo untuk mengalirkan energi ke aki, lalu aki itu diberi regulator untuk melakukan charging ke dalam lampu FI Neon itu,’ katanya.

Ditanya biaya pembuatannya, ia mengaku prototipe yang dibuat menghabiskan Rp3 juta, namun jika diproduksi secara massal akan bisa menghemat hingga tinggal Rp1,2 juta atau bahkan lebih murah lagi. ‘Rencananya, saya akan mengenalkan lampu FI Neon itu kepada pemerintah. Kalau ada respons bagus, maka saya akan bekerja sama dengan industri untuk memproduksi secara massal, sehingga nelayan terbantu,’ katanya.

Sumber: https://www.republika.co.id