Mahasiswi Ubaya Ciptakan ‘Rambut’ Pembersih Tumpahan Minyak di Laut fadjar January 22, 2015

Mahasiswi Ubaya Ciptakan ‘Rambut’ Pembersih Tumpahan Minyak di Laut

Hailbent Bersihkan Tumpahan Minyak di Laut

SURABAYA – Jika minyak tumpah di laut, sangat sulit membersihkannya. Hal itu menginspirasi Angelina Natasya Angdika untuk membuat alat bernama Hailbent. Alat tersebut berupa kain yang diiisi rambut manusia.

Mulanya, alat itu dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah project desain produk (PDP III) yang tahun ini bertema bencana. ”Saya pun kepikiran membuat alat ini,” kata mahasiswa Program Studi Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya tersebut.

Rambut dipakai setelah Angel -demikian panggilan akrab Angelina Natasya Angdika- mengingat pelajaran yang pernah disampaikan guru biologinya. ”Guru saya pernah menyatakan, jika kamu tidak keramas berhari-hari, rambut akan berminyak. Artinya, rambut bisa menyerap minyak,” paparnya.

Dia lantas mengumpulkan rambut dari lima salon. Rambut tersebut lantas dimasukkan ke kain ringan yang tidak menyerap air. Kain itu membantu rambut bekerja maksimal menyerap tumpahan minyak. Angel sengaja memilih kain yang berwarna mencolok. Dengan begitu, kain tersebut bisa memancing perhatian jika ada bencana di tengah laut yang gelap. Juga, saat dimasukkan ke laut, keberadaannya mudah dipantau nelayan atau petugas.

Cara kerja Hailbent dimulai dengan memasukkannya ke tumpahan minyak, kemudian ditarik menggunakan tali sesuai dengan sebaran minyak di laut. Setelah itu, Hailbent diperas. Caranya, menggulungnya dengan formasi tertentu ke dalam roller yang terbuat dari fiber glass.

Kelemahan Hailbent terdapat pada kain yang hanya bisa digunakan sekali. Jadi, ketika terdapat tumpahan bahan bakar minyak, nelayan harus membelinya lagi. Dosen pembimbing mata kuliah projek desain produk III Kumara Sadana menyatakan, inovasi Angelina sangat tinggi dan aplikatif sehingga dapat menjawab kebutuhan kapal SAR atau Non Government Organization (NGO) lingkungan seperti Greenpeace. (ina/c15/ai)

Sumber: Jawa Pos, 22 Januari 2015

Mahasiswi Ubaya Ciptakan ‘Rambut’ Pembersih Tumpahan Minyak di Laut

Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswi Universitas Surabaya, Angelina Natasya Angdika (21), menciptakan alat bantu berbahan dasar rambut manusia yang bermanfaat untuk pembersihan tumpahan minyak di tengah lautan.

‘Alat bantu untuk membersihkan tumpahan minyak di laut yang ada saat ini berbahan kimia, sehingga berdampak pada lingkungan,’ kata mahasiswa Program Studi Desain Manajemen Produk pada Fakultas Industri Kreatif Ubaya itu di kampus setempat, Rabu.

Oleh karena itu, ia menciptakan alat bantu yang dinamai ‘Hailbent’ untuk memberi solusi kepada nelayan dan petugas laut untuk membersihkan tumpahan bahan bakar (minyak) dengan lebih cepat dan praktis. Para nelayan atau kelompok pecinta alam selama membersihkan secara manual.

‘Ide awal bermula dari tugas PDP (Project Desain Produk) 3 yang tahun ini bertema bencana, lalu saya teringat dengan pelajaran Biologi saat SMA. Guru biologi mengatakan kalau orang tidak keramas berhari-hari, maka rambut akan berminyak. Artinya, saya dapat menyimpulkan bahwa rambut dapat menyerap minyak,’ katanya.

Akhirnya, anak pertama dari dua bersaudara itu melakukan penelusuran internet terkait proses pembersihan minyak di laut, terutama saat tumpahan bahan bakar kapal di Teluk Mexico pada beberapa tahun lalu.

Berpijak dari pembersihan dengan bahan kimiawi yang dilakukan di kilang minyak dan cara manual yang dilakukan nelayan itu, dirinya pun mencoba membuat spanboom yang terbuat dari kain seperti kasus, lalu di dalamnya dimasuki rambut.

‘Cara kerja heilbent adalah dengan memasukkan ke dalam tumpahan minyak, kemudian menggunakan tali ditarik sesuai sebaran minyak di laut. Setelah itu, heilbent diperas menggunakan dengan menggulungnya ke dalam roller yang terbuat dari fiber glass,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.net

Heilbent Inovativ, Aplikatif Bersihkan Tumpahan Minyak

suarasurabaya.net – Heilbent merupakan alat bantu membersihkan tumpahan minyak di laut, yang diinovasikan Angelina Natasya Angdika, mahasiswa Program Studi Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya.

Heilbent merupakan pemenuhan tugas PDP (Project Desain Produk) 3 yang tahun ini bertema Bencana. Heilbent dibuat untuk menjawab solusi nelayan atau petugas laut untuk membersihkan tumpahan bahan bakar (khususnya minyak) dengan lebih cepat dan praktis.

Ide awal bermula ketika mahasiswa yang tinggal di kawasan Manyar ini mengetahui tumpahan bahan bakar kapal di Teluk Mexico beberapa tahun lalu. Angel kemudian mulai Googling terkait proses pembersihan minyak di laut.

Heilbent dirancang untuk penggunakan skala kecil. Bahan dasar Heilbent adalah Rambut Manusia. Bahan dasar ini kata Angelina terispirasi saat masih di bangku sekolah dalam pelajaran biologi.

�Guru saya pernah mengatakan kalau kamu tidak keramas berhari-hari maka rambut akan berminyak, dari contoh nyata itu berarti dapat disimpulkan kalau rambut dapat menyerap minyak,’ ungkap Angelina.

Bagaimana Heilbent dibuat? bahan Rambut yang dikumpulkan dari 5 salon ini dimasukkan ke dalam kain bernama Spanboom, sebuah jenis kain ringan yang tidak menyerap air namun membantu Rambut bekerja maksimal menyerap tumpahan minyak.

Spanboom sengaja dipilih warna yang mencolok supaya ketika ada bencana ditengah laut dan gelap, dapat membantu proses aplikasinya dan begitu pula saat dimasukkan air laut, nelayan atau petugas mudah memantau keberadaannya.

Dengan memasukkan Heilbent kedalam tumpahan minyak kemudian menggunakan tali ditarik sesuai sebaran minyak di laut. Setelah itu, Heilbent diperas dengan cara digulung sedemikian rupa melalui formasi tertentu ke dalam roller yang terbuat dari fiber glass.

‘Kelemahan Heilbent ini, diantaranya bahan Spanboom hanya bisa digunakan sekali saja, sehingga ketika terjadi bencana tumpahnya bahan bakar minyak, nelayan atau penggunanya harus membelinya lagi,’ lanjut Angelina.

Sementara itu, ditambahkan Kumara Sadana MA dosen pembimbing karya Angelina, bahwa karya mahasiswanya ini cukup inovatif. ‘Tidak hanya inovativ. Saya kira, karya ini juga sangat aplikatif menjawab kebutuhan kapal-kapal SAR atau kapal NGO lingkungan seperti Greenpeace,’ pungkas Kumara Sadana pada suarasurabaya.net,
Rabu (21/1/2015). (tok/rst)
Editor: Restu Indah

Sumber: https://kelanakota.suarasurabaya.net