Kenang Cut Nyak Dien, Mahasiswa Ubaya Buat Komiknya fadjar November 12, 2014

Kenang Cut Nyak Dien, Mahasiswa Ubaya Buat Komiknya

Kenang Cut Nyak Dien, Mahasiswa Ubaya Buat Komiknya

Kabarjatim.com, SURABAYA : Pejuang asal Aceh ini memang layak diangkat kisah perjuanganannya. Wanita keturunan bangsawan yang mampu menjadi panglima perang melawan Belanda di jamannya. 6 November 1908 memperingati wafatnya salah satu Pahlawan wanita Indonesia Cut Nyak Dien.

Moment ini pula dimanfaatkan Ferdio Suwandi untuk membuat karya tugas akhir berupa motion komic cerita perjuangan Cut Nyak Dien mempertahankan wilayah Aceh . Karya motion komic ini dipublikasi pada Selasa, 11/11/14 di Seminar room Gedung International Village Kampus Tenggilis Universitas Surabaya.

Ferdio Suwandi mahasiswa Program Studi Multimedia membuat tugas akhir berupa motion komic yang bercerita tentang perjalanan hidup Cut Nyak Dien bertemu dengan Teuku Umar (calon suami kedua) sampai beliau diasingkan dan wafat di Sumedang.

Berisi 20 halaman, putra pasangan Inyon Suwandi dan Sri Hingayani ini mencoba menceritakan ulang dengan singkat keteguhan dan semangat Cut Nyak Dien sebagai wanita bangsawan yang mampu membela tanah air dengan menjadi panglima perang.

“Ketertarikan saya dengan tokoh kepahlawanan Indonesia, diawali dengan minimnya informasi tentang Pahlawan Indonesia yang bias diakses di dunia maya dengan tampilan yang menarik. Cut Nyak Dien saya pilih karena tidak banyak tokoh pahlawan wanita familiar dikalangan masyarakat luas seperti kartini”, jelas Ferdio.

Selama satu semester, mahasiswa yang pernah magang di salah satu studio games ini merampungkan motion komic ini. Kendala pembuatan pada saat mengolah cerita perjalanan hidup Cut Nyak Dien yang begitu komplek harus menyingkat menjadi 20 halaman tambahnya. Apalagi menggunakan bahasa inggris sebagai pengantar. Ferdio memang menginginkan motion komicnya bisa dinikmati oleh segala umur dan masyarakat mancanegara.

Melalui program after effect, photoshop dan flash, Ferdio membuat karakter Cut Nyak Dien dengan lugas. “Saya memang suka menggambar dari kecil”, terang Ferdio.

Setelah komik saya jadi dan sidang tugas akhir, masih banyak kekurangan. Seperti tampilan di tiap halaman terlalu cepat serta jalan cerita kurang ada klimaksnya. Harapan saya adik angkatan saya bisa memperbaiki dari sisi konten dan teknis serta menambah varian pahlawan wanita Indonesia.

“Secara teknis karya Cut Nyak Dien ini sudah bagus karena menggunakan teknik parallax untuk animasi background, desain sudah menggunakan style realis”, tutur Andre S.T.,M.Sc selaku pembimbing. La

Sumber: https://kabarjatim.com

Mahasiswa Surabaya Rancang ‘Motion Comic’ Cut Nyak Dhien Gaul

MAHASISWA Universitas Surabaya (Ubaya) Ferdio Suwandi merancang motion comic tentang perjuangan srikandi Aceh yakni Cut Nyak Dhien dalam mempertahankan wilayah Aceh.

‘Saya menggambarkan Cut Nyak Dien agak gaul dengan komik berbahasa Inggris dan ada unsur gerak (animasi), sehingga kepahlawanan Srikandi Aceh yang wafat pada 6 November 1908 itu bisa mendunia,’ katanya di kampus setempat, Selasa, 11 November 2014.

Mahasiswa Program Studi Multimedia yang suka menggambar sejak kecil itu menjelaskan unsur gerak merupakan kelebihan karyanya, meski gerak yang ada hanya berkisar 30-40 persen, namun sudah menarik perhatian para pecinta komik.

‘Unsur animasi-nya memang tidak banyak, sehingga saya bisa merancangnya sendiri melalui program after effect, photoshop dan flash. Misalnya, saya hanya menggambar tangan, lalu tangan itu saya gerakkan ke kanan dan kiri berkali-kali dengan program yang ada,’ katanya.

Proses motion comic yang dirancang itu, ia membuat sketsa cerita, lalu di-scan dan akhirnya direkayasa dengan photoshop. ‘Gambar sosok Cut Nyak Dien sendiri dibuat agak gaul, tapi tetap tidak meninggalkan sosok aslinya,’ katanya.

Dalam komik berdurasi 15 menit dalam 20 halaman itu, ia hanya mengambil satu sudut kehidupan Cut Nyak Dien yakni ketika suami pertamanya, Ibrahim Lamnga, tewas dan wafatnya suami pertama itulah yang mendorong Cut Nyak Dien yang selama ini di belakang layar menjadi tampil di medan peperangan melawan Belanda.

‘Motion comic itu juga menceritakan Cut Nyak Dien menikah lagi dengan suami kedua yakni Teuku Umar, namun Teuku Umar juga tewas dalam pertempuan, sehingga Cut Nyak Dien akhirnya berjuang sendirian hingga diasingkan di Sumedang, lalu sakit keras dan akhirnya meninggal dunia,’ katanya.

Putra pasangan Inyon Suwandi dan Sri Hingayani ini mencoba mengaku tertarik dengan semangat dan keteguhan Cut Nyak Dien sebagai wanita bangsawan yang berjuang menjadi panglima perang, namun informasi tentang Cut Nyak Dien tidak sebanyak RA Kartini.

‘Saya merancangnya selama satu semester, tapi saya ingin menyempurnakan dan sedapat mungkin mengembangkan hingga dapat dinikmati melalui ponsel berbasis Android,’ kata mahasiswa yang sempat magang di salah satu studio games itu, didampingi dosen pembimbing, Andre ST MSc.[] Sumber: antarajatim.com

Mahasiswa Ubaya Rancang ‘Motion Comic’ Srikandi Aceh

Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Ferdio Suwandi merancang ‘motion comic’ tentang perjuangan Srikandi Aceh yakni Cut Nyak Dien dalam mempertahankan wilayah Aceh.

‘Saya menggambarkan Cut Nyak Dien agak gaul dengan komik berbahasa Inggris dan ada unsur gerak (animasi), sehingga kepahlawanan Srikandi Aceh yang wafat pada 6 November 1908 itu bisa mendunia,’ katanya di kampus setempat, Selasa.

Mahasiswa Program Studi Multimedia yang suka menggambar sejak kecil itu menjelaskan unsur gerak merupakan kelebihan karyanya, meski gerak yang ada hanya berkisar 30-40 persen, namun sudah menarik perhatian para pecinta komik.

‘Unsur animasi-nya memang tidak banyak, sehingga saya bisa merancangnya sendiri melalui program after effect, photoshop dan flash. Misalnya, saya hanya menggambar tangan, lalu tangan itu saya gerakkan ke kanan dan kiri berkali-kali dengan program yang ada,’ katanya.

Proses ‘motion comic’ yang dirancang itu, ia membuat sketsa cerita, lalu di-scan dan akhirnya direkayasa dengan photosop. ‘Gambar sosok Cut Nyak Dien sendiri dibuat agak gaul, tapi tetap tidak meninggalkan sosok aslinya,’ katanya.

Dalam komik berdurasi 15 menit dalam 20 halaman itu, ia hanya mengambil satu sudut kehidupan Cut Nyak Dien yakni ketika suami pertamanya, Ibrahim Lamnga, tewas dan wafatnya suami pertama itulah yang mendorong Cut Nyak Dien yang selama ini di belakang layar menjadi tampil di medan peperangan melawan Belanda.

‘Motion comic itu juga menceritakan Cut Nyak Dien menikah lagi dengan suami kedua yakni Teuku Umar, namun Teuku Umar juga tewas dalam pertempuan, sehingga Cut Nyak Dien akhirnya berjuang sendirian hingga diasingkan di Sumedang, lalu sakit keras dan akhirnya meninggal dunia,’ katanya.

Putra pasangan Inyon Suwandi dan Sri Hingayani ini mencoba mengaku tertarik dengan semangat dan keteguhan Cut Nyak Dien sebagai wanita bangsawan yang berjuang menjadi panglima perang, namun informasi tentang Cut Nyak Dien tidak sebanyak RA Kartini.

‘Saya merancangnya selama satu semester, tapi saya ingin menyempurnakan dan sedapat mungkin mengembangkan hingga dapat dinikmati melalui ponsel berbasis Android,’ kata mahasiswa yang sempat magang di salah satu studio games itu, didampingi dosen pembimbing, Andre ST MSc.

Aplikasi 10 November
Tidak jauh berbeda dengan mahasiswa Ubaya, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika UK Petra Surabaya juga merayakan Hari Pahlawan dengan membuat Aplikasi Mobile mengenai pertempuran 10 November 1945.

‘Aplikasinya bisa diunduh melalui link https://www.youtube.com/watch?v=ut6lawu3nycfeature=youtu.be ,’ kata dosen penanggung jawab aplikasi itu, Andreas Handojo ST MMT.

Selain itu, para aktivis BEM UK Petra juga menggelar ‘Aksi Sejuta Tanda Tangan untuk Kebun Binatang Surabaya’ yang bertujuan mempercepat proses hukum kasus penjarahan satwa KBS.

Sementara itu, aksi ‘Sehari Tampil Beda’ dilakukan sivitas akademika dari Program Studi Desan Komunikasi Visual (DKV) UK Petra dengan mengenakan pakaian para pejuang.

Selain para mahasiswa dengan karyanya, greget Hari Pahlawan juga diperingati 150 korban Napza (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) dari Yayasan Orbit dengan bersih-bersih Taman Bungkul Surabaya.

Bakti sosial yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur itu juga dihadiri Kasi Peran Masyarakat Pemberdayaan Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jatim, Eko Prastowo. ‘Dengan kegiatan ini, mereka (korban Napza) akan bisa lebih humanis dan tidak egois,’ kata Eko Prastowo.

Sementara itu, Staf Yayasan Orbit, Via, menambahkan kegiatan ini merupakan bentuk atas kepedulian pada persoalan lingkungan dari orang-orang yang selama ini kerap terpinggirkan, terstigma dan terdiskriminasi. ‘Mari kita peduli kepada para korban Napza,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com