Gas Knalpot Motor Isi Power Bank dan HP fadjar September 4, 2014

Gas Knalpot Motor Isi Power Bank dan HP

SURABAYA ndash; Chandra Sudomo Halim tidak mau gas buang motornya terbuang sia-sia. Agar entakan angin dari knalpot itu produktif, mahasiswa teknik manufaktur Ubaya tersebut menggunakannya untuk mengisi tenaga power bank atau baterai handphone.

Chandra menamakan alat ciptaannya itu Electric Emission Charger (E2MC). Dengan alat inovatif tersebut, Chandra berhasil menyabet medali emas dalam International Invention Inovation Desain (3D) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Segamat, Johor, Malaysia, pada 20 Agustus 2014.

Ide E2MC berawal dari pengalaman pribadi Chandra. ‘Saya sadar orang suka modifikasi motor. Knalpotnya sangat kencang sampai kena wajah,’ tuturnya saat ditemui di Ubaya kemarin (3/9).

Kejadian tersebut memberikan sebuah inspirasi bagi Chandra untuk memanfaatkan gas buang knalpot. Jadi, gas buangnya harus berguna. Dia merancang E2MC dengan menggunakan berbagai komponen. Yaitu, stabilizer, kabel, baling-baling CPU komputer yang tidak terpakai, dan sebagainya.

Cara kerjanya praktis. Ketika mengendarai motor, knalpot akan mengeluarkan gas buang. Nah, gas buang akan memutar kipas sehingga menghasilkan listrik. Kemudian, listrik tersebut dialirkan ke komponen stabilizer agar listriknya stabil. Tegangannya 5 Volt. Jika ingin mengisi HP atau power bank, tinggal ditancapkan dan mulai mengisi. Untuk menghasilkan energi, lanjut Chandra, dibutuhkan minimal kecepatan motor 20 km/jam. Dalam sejam, baterai dalam HP bisa terisi 30ndash;40 persen. (der/c15/roz)

Sumber: Jawa Pos, 04 September 2014

Mahasiswa Ubaya Manfaatkan Knalpot untuk ‘Ngecas’ Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Mahasiswa Program Kekhususan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) Chandra Sudono Halim menciptakan alat untuk mengubah gas buang dari knalpot sepeda motor menjadi energi yang bisa digunakan untuk ‘mencas’ handphone (HP).

‘Awalnya, wajah saya sering diterpa gas buang dari sepeda motor orang di depan saya yang knalpot-nya ditinggikan, lalu saya berpikir bahwa gas buang sepeda motor bisa dijadikan energi alternatif,’ kata mahasiswa kelahiran Tarakan, Kalimantan Timur pada 5 Januari 1994 itu di kampus setempat, Rabu (3/9).

Bahkan, alat ciptaannya yang dinamai ‘Electric Emission Mobile Charger (E2MC)’ itu meraih medali emas untuk kategori inovasi dalam ‘International Invention Inovation and Design’ (3ID) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Segamat, Johor, Malaysia pada 20 Agustus 2014.

‘Ide dari pengalaman pribadi itu akhirnya saya wujudkan dalam Mata Kuliah Desain Produk I dan II. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor yang menyimpan potensi tekanan angin itu bisa menghasilkan energi listrik dengan bantuan komponen tertentu,’ kata anak bungsu dari enam bersaudara itu.

Dalam praktiknya, tekanan angin dari gas buang sepeda motor itu diarahkan pada baling-baling mirip kipas angin yang dipasang pada badan knalpot dengan kerangka sebagai penyangga, lalu perputaran baling-baling yang mirip generator itu diubah menjadi energi listrik oleh alat stabilisator.

‘Baling-baling plastik itu saya ambil dari baling-baling CPU komputer yang sudah tak terpakai, kemudian baling-baling E2MC yang berputar itu menghasilkan arus listrik yang terhubung dengan stabilisator yang saya ciptakan dari komponen tertentu untuk menyimpan energi listrik yang dihasilnya,’ katanya.

Selanjutnya, energi yang dihasilkan itu langsung dihubungkan dengan ‘power bank’ yang bisa dipakai untuk ‘charge’ HP. ‘Alat stabilisator dan ‘power bank’ itu saya masukkan dalam jok motor, sehingga energi listrik bisa diproduksi sambil mengemudikan kendaraan,’ katanya.

Menurut dia, tegangan listrik yang dihasilkan itu bisa mencapai 5 volt bila ‘spedometer’ pada sepeda motor sudah menunjukkan kecepatan 20 kilometer/jam.

‘Kalau kita mengendarai motor selama satu jam, maka energi listrik yang masuk dalam power bank mencapai 30-40 persen. Itu mungkin perjalanan ke luar kota, tapi perjalanan di dalam kota dalam beberapa kali keliling juga bisa, jadi mungkin power bank akan terisi penuh dalam beberapa hari,’ katanya.

Tentang rencana komersialisasi alat ciptaannya itu, ia mengaku dirinya akan menyempurnakan alat ciptaannya sebagai tugas akhir (TA) sambil mengurus paten. Chandra melakukan penelitian alat itu selama setahun dan lima bulan untuk membuat prototipe.

‘Mungkin 1-2 tahun ke depan, alat E2MC bisa dipasarkan. Harganya mungkin hanya Rp 180 ribu dan harga itu sudah termasuk stabilisator beserta power bank-nya,’ katanya, didampingi dosen pembimbing, Sunardi Tjandra ST MT.

Sumber: https://www.republika.co.id

Gas Knalpot Sepeda Motor Bisa Hasilkan Energi Alternatif?

Surabaya (beritajatim.com) – Gas buang kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab global warming. Tapi siapa sangka, gas knalpot itu ternyata mampu menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk mengisi baterai pada handphone maupun ‘power bank’.

Adalah inovasi yang dibuat oleh Chandra Sudono Halim, mahasiswa Teknik Manufaktur Universitas Surabaya. Lantaran wajahnya terlalu sering diterpa gas buang dari sepeda motor orang lain saat berkendara, akhirnya ia terinspirasi membuat alat yang dapat mengubah gas buang sepeda motor menjadi energi alternatif bernama Electric Emission Mobile Charger (E2MC).

Dijelaskan Chandra, tekanan angin yang dihasilkan oleh gas pembuangan dapat menghasilkan energi listrik dengan bantuan komponen yang sesuai. Komponen-komponennya pun bukan berasal dari material yang mewah, dan justru memanfaatkan barang bekas.

“Komponennya terdiri dari baling-baling plastik yang diberi kerangka, kemudian terdapat penyangga sehingga dapat dipasangkan pada knalpot sepeda motor. Ada juga controller yang dipasang untuk menjaga agar tegangan listrik tetap stabil,’ jelas mahasiswa kelahiran Tarakan, Kalimantan Timur pada 5 Januari 1994 itu, Rabu (3/9/2014).

Baling-baling plastiknya diambil dari baling-baling CPU computer yang sudah tak terpakai. Selanjutnya, materi-materi pendukungnya juga diambil dari sisa-sisa barang yang sudah tak terpakai.

Gas buang sepeda motor selama mengendara akan memutar baling-baling E2MC, kemudian menghasilkan arus listrik yang dapat mengisi baterai pada handphone maupun ‘power bank’. Kemudian, energi yang dihasilkan itu langsung dihubungkan dengan ‘power bank’ yang bisa dipakai untuk ‘charge’ HP.

‘Alat stabilisator dan ‘power bank’ itu saya masukkan dalam jok motor, sehingga energi listrik bisa diproduksi sambil mengemudikan kendaraan,’ katanya.

Menurut dia, untuk dapat mengisi power bank 3.500 mA, dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 jam. E2MC gampang dilepas dan dipasang sesuai dengan kebutuhan pengendara. Perawatannya pun sederhana, pengendara hanya perlu membersihkan E2MC terutama pada bagian dalam baling-baling setiap 1000 km.

Tentang rencana komersialisasi alat ciptaannya itu, ia mengaku akan menyempurnakan alat ciptaannya sebagai tugas akhir (TA) sambil mengurus paten. Chandra melakukan penelitian alat itu selama setahun dan lima bulan untuk membuat prototipe.

‘Mungkin 1-2 tahun ke depan, alat E2MC bisa dipasarkan. Harganya mungkin hanya Rp 180 ribu dan harga itu sudah termasuk stabilisator beserta power bank-nya,’ katanya, didampingi dosen pembimbing, Sunardi Tjandra ST MT.

Berkat alat ciptaannya, Chandra berhasil meraih medali emas untuk kategori inovasi dalam ‘International Invention Inovation and Design’ (3ID) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Segamat, Johor, Malaysia pada 20 Agustus 2014. [faf/but]

Sumber: https://beritajatim.com

Mahasiswa Ubaya Ubah Knalpot untuk ‘Charge’ HP

Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswa Program Kekhususan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya Chandra Sudono Halim menciptakan alat untuk mengubah gas buang dari knalpot sepeda motor menjadi energi yang bisa digunakan ‘charge’ telepon genggam (HP).

‘Awalnya, wajah saya sering diterpa gas buang dari sepeda motor orang di depan saya yang knalpot-nya ditinggikan, lalu saya berpikir bahwa gas buang sepeda motor bisa dijadikan energi alternatif,’ kata mahasiswa kelahiran Tarakan, Kalimantan Timur pada 5 Januari 1994 itu di kampus setempat, Rabu.

Bahkan, alat ciptaannya yang dinamai ‘Electric Emission Mobile Charger (E2MC)’ itu meraih medali emas untuk kategori inovasi dalam ‘International Invention Inovation and Design’ (3ID) di Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Segamat, Johor, Malaysia pada 20 Agustus 2014.

‘Ide dari pengalaman pribadi itu akhirnya saya wujudkan dalam Mata Kuliah Desain Produk I dan II. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor yang menyimpan potensi tekanan angin itu bisa menghasilkan energi listrik dengan bantuan komponen tertentu,’ kata anak bungsu dari enam bersaudara itu.

Dalam praktiknya, tekanan angin dari gas buang sepeda motor itu diarahkan pada baling-baling mirip kipas angin yang dipasang pada badan knalpot dengan kerangka sebagai penyangga, lalu perputaran baling-baling yang mirip generator itu diubah menjadi energi listrik oleh alat stabilisator.

‘Baling-baling plastik itu saya ambil dari baling-baling CPU komputer yang sudah tak terpakai, kemudian baling-baling E2MC yang berputar itu menghasilkan arus listrik yang terhubung dengan stabilisator yang saya ciptakan dari komponen tertentu untuk menyimpan energi listrik yang dihasilnya,’ katanya.

Selanjutnya, energi yang dihasilkan itu langsung dihubungkan dengan ‘power bank’ yang bisa dipakai untuk ‘charge’ HP. ‘Alat stabilisator dan ‘power bank’ itu saya masukkan dalam jok motor, sehingga energi listrik bisa diproduksi sambil mengemudikan kendaraan. Hasilnya bisa mencapai 5 volt bila ‘spedometer’ pada sepeda motor sudah menunjukkan kecepatan 20 kilometer/jam,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com