Mahasiswa Ubaya Ciptakan ‘Pop Art’ Ikon Surabaya fadjar August 6, 2014

Mahasiswa Ubaya Ciptakan ‘Pop Art’ Ikon Surabaya

Mahasiswa Ubaya Ciptakan ‘Pop Art’ Ikon Surabaya

Surabaya (Antara Jatim) – Tiga mahasiswa Program Studi Multimedia Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), yakni Daniel Ertantyo, Matias Cosmas, dan Rizky Ocky Wulandari, menciptakan desain modern ‘pop art’ bertema simbol atau ikon Kota Surabaya.

‘Ada 14 ikon Surabaya yang terdesain, di antaranya Tugu Pahlawan, Tugu Bambu Runcing, Patung Suro dan Boyo, Pagoda Tian Ti Kenjeran, candid Wali Kota Tri Rismaharini, Taman Pelangi, Kya-kya, dan sebagainya,’ kata Daniel di kampus setempat, Jumat.

Ia menjelaskan berbagai ikon Kota Surabaya terdesain dalam nuansa colourful khas anak muda dalam bingkai ukuran A3. Desainnya pun bervariasi, ada yang bermotif dot, kartun, maupun komik.

‘Semuanya merupakan desain ulang dari foto, bukan dari blur, lalu hasilnya bisa diaplikasikan pada kertas foto, kaos, mug, cover CD, dan scrapbook portofolio,’ kata mahasiswa angkatan 2008 itu.

Untuk desain ‘pop art’ itu, mereka berbagi tugas, yakni Matias dan Rizky yang hobi fotografi berburu foto, sedangkan Daniel mendesain gambar-gambar realisasi tersebut ke dalam desain Pop Art.

‘Untuk sekali desain, saya membutuhkan waktu menggambar selama 5-6 jam. Saya mengolah foto asli menjadi hasil karya pop art yang lebih menarik melalui efek dari Adobe Photoshop,’ katanya.

Biasanya, kreasi pop art hanya diaplikasikan pada gambar kartun dan komik, sedangkan modern pop art mengambil dari foto asli. ‘Awalnya, saya mengerjakan pop art dari tugas mata kuliah multimedia studio,’ katanya.

Namun, dirinya tertarik mengembangkan secara serius setelah bertemu kedua rekannya yang hobi fotografi itu, ‘Pop art itu memang ada motif dot, colourful, dan semi abstrak,’ katanya.

Kini, tiga sekawan itu menjadikannya sebagai sumber komersil dengan menerima permintaan desain dari konsumen di luaran. Kisaran harga per desain Rp500.000 -Rp700.000.

‘Kalau saya disodori foto, maka tarif lebih murah, tapi kalau kami diminta dari nol dengan memotret objek yang diminta, maka tarif bisa lebih mahal,’ kata penyuka warga oranye itu.

Menanggapi hasil karya mahasiswanya itu, Dosen Multimedia Ubaya Fransisca Liliana S.Sn menilai desainnya menarik karena masih jarang dan berhasil diterapkan ke dalam banyak variasi.

‘Keunggulannya terletak pada kemampuan mengubah gambar realis menjadi desain yang fun, namun masih bisa dinikmati dan dipahami maknanya,’ katanya. (*)

Sumber: https://www.antarajatim.com

Desain Pop Art, Tiga Mahasiswa Meraup Keuntungan

KBRN, Surabaya : Tiga mahasiswa Program Studi Multimedia Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Daniel Ertantyo, Matias Cosmas, dan Rizky Ocky Wulandari menampilkan simbol-simbol Kota Surabaya dalam wajah baru melalui Desain Modern Pop Art.

Berbagai ikon Kota Surabaya terpampang dalam nuansa colourful dan fun khas anak muda dalam bingkai ukuran A3. Desainnya pun bervariasi, ada yang bermotif dot, kartun, maupun komik. Selain diterapkan di kertas foto, desain ini juga dapat diterapkan pada kaos, mug, cover CD, dan scrapbook portofolio.

Ikon kota yang teraplikasi mulai dari gambar Tugu Pahlawan, Taman Pelangi, Kya-kya, Bambu Runcing, Patung Suro dan Boyo, Pagoda Tian Ti Kenjeran, hingga gambar candid Walikota, Tri Rismaharini menjadi sasaran desain.

Daniel, Matias, dan Rizky berbagi tugas dalam setiap perwujudan desain simbol Kota Surabaya. Matias dan Rizky dengan hobi fotografernya berburu foto, sedangkan Daniel mendesain gambar-gambar realisasi tersebut ke dalam desain Pop Art.

‘Saya mengambil tema desain modern pop art karena selama ini kreasi pop art hanya diaplikasikan pada gambar kartun dan komik sedangkan modern pop art ini saya ambil dari foto asli,’ ungkap Daniel, Kamis (24/7/2014).

Tiga sekawan ini juga menjadikannya sebagai sumber komersil dengan menerima permintaan desain dari konsumen di luaran. Kisaran harga per desain Rp500.000,00ndash;Rp700.000,00.

‘Desain ini menarik karena masih jarang dan berhasil diterapkan ke dalam banyak variasi. Keunggulannya terletak pada kemampuan mengubah gambar realis menjadi desain yang fun, namun masih bisa dinikmati dan dipahami maknanya,’ komentar Fransisca Liliana S.Sn selaku Dosen Multimedia Ubaya. (Anik)

Sumber: https://www.rri.co.id