Mahasiswa Ubaya Ciptakan Organizer PMR fadjar June 13, 2014

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Organizer PMR

SURABAYA, KabarGress.Com ndash; Sebagian pasien penyakit kronis dan para tenaga kesehatan, khususnya di Surabaya, mendapat angin segar yang bertiup dari Apotek Ubaya. Buku konseling kesehatan pasien Apotek Ubaya yang berkembang menjadi kartu rekaman kesehatan, kini telah bermetamorfosis menjadi Organizer Personal Medication Records. Berbentuk organizer berisi informasi terkait riwayat medis dan terapi obat pasien, instrumen kesehatan ini telah teruji validitas dan efektivitasnya melalui penelitian tesis yang dilakukan seorang mahasiswa S2 Farmasi Ubaya, Indah Yuliawati, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt.

Karya organizer PMR ini dirilis di Seminar Room Gedung International Village Kampus Tenggilis Universitas Surabaya jalan Raya Kalirungkut, pada Rabu (11/6/2014).

Pasien dengan penyakit kronis (menahun) cenderung berobat ke berbagai dokter dan mengonsumsi bermacam obat untuk meningkatkan kesehatannya. Tingkat kepatuhan pasien dalam menggunakan obat juga cenderung rendah akibat ketidaksabaran pasien dalam menghadapi penyakitnya yang membutuhkan jangka waktu lama, maupun kurangnya keterlibatan pasien dan atau keluarganya dalam memberikan informasi pengobatan dan motivasi kepada pasien.

‘Hal ini berpotensi memunculkan masalah penggunaan obat, baik dari efek samping obat, maupun interaksi obat yang dikonsumsi pasien. Oleh karena itu, diperlukan pencatatan medis yang melibatkan pasien maupun tenaga kesehatan untuk menjamin keselamatan pasien tersebut,” ujar Indah, sapaan akrab peneliti.

Organizer Personal Medication Records menjadi jawabannya

Tak hanya berfungsi sebagai perekaman riwayat medis, organizer ini juga menjadi fungsi kontrol penggunaan obat agar aman, efektif, tidak merugikan dan tidak memunculkan masalah penggunaan obat oleh pasien. Terbukti efektif, dari sejumlah pasien Apotek Ubaya, para apoteker dan dokter di Surabaya yang menjadi subjek penelitian kuantitatif sekaligus informan penelitian kualitatif oleh Indah, menunjukkan adanya penurunan medication error yang meliputi kesalahan dokter dalam penulisan resep obat (prescribing) maupun penggunaan obat oleh pasien yang menggunakan organizer ini. Pasien, apoteker dan dokter juga memiliki persepsi positif terkait penerimaan organizer ini bagi keselamatan pasien dan peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

“Ketika organizer ini sempat ditunjukkan ke dokter oleh patien yang dicatat medical recordnya, dokter tersebut merasa terbantu, sehingga dapat mengkontrol efek samping penggunaan obat dan interaksi obat yang dikonsumsi patien,” tambah dosen pembimbing yang juga Apoteker Apoteker Ubaya, Lisa Aditama, S.Si., M.Farm-Klin., Apt. (Ro)

Sumber: https://kabargress.com

Mahasiswa Ubaya Susun Organizer PMR

SURABAYA (bangsaonline) – Mahasiswa S2 Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Indah Yuliawati SFarm MFarm-Klin Apt, menyusun Organizer PMR (Personal Medication Records) yang bisa dibawa pasien sendiri.

“Pengelola apotek di Ubaya Bu Lis Aditama bilang, kenapa data pasien tidak dibukukan saja dan dibawa pasien langsung. Sementara ini kan bentuknya kertas berisi data pasien, obat yang diberikan apa saja dan hasil pemeriksaan bagaimana, yang disimpan di apotik. Saya pikir, kenapa tidak? Dari sini, akhirnya juga saya jadikan tesis,” ujar Indah, kemarin (11/6).

Indah menamakan buku kesehatan itu dengan Organizer PMR (Personal Medication Records). Isinya,informasi terkait riwayat medis dan terapi obat pasien, seperti dokter dan apotekernya siapa, riwayat inap, riwayat operasi, riwayat alergi, riwayat reaksi obat yang tidak dikehendaki, obat-obatan yang digunakan baik dari resep dokter maupun yang bukan, termasuk pemeriksaan hasil lab.

“Dengan buku Organizer PMR ini, pasien bisa berobat kemana saja dan tinggal menunjukkan bukunya. Dokter akan lebih mudah mengetahui riwayat kesehatan pasiennya. Selama ini kan tidak sedikit pasien tidak tahu obat apa yang diminumnya saat ditanyai dokter. Dengan buku ini, bisa dikurangi potensi kesalahan pemberian obat,” urai Indah.

Instrumen-instrumen kesehatan dalam buku Organizer PMR telah teruji validitas dan efektivitasnya. Indah telah melakukan penelitian terhadap 23 pasien. Rata-rata pasien merasa terbantu, dan dokter-apotekerpun juga menyambut baik. Pencatatan medis dalam buku organizer yang melibatkan pasien maupun tenaga kesehatan bisa lebih menjamin keselamatan pasien.

“Ketika organizer ini sempat ditunjukkan ke dokter oleh pasien yang dicatat medical recordnya, dokter tersebut merasa terbantu, sehingga dapat mengontrol efek samping penggunaan obat dan interaksi obat yang dikonsumsi patien,” tambah dosen pembimbing yang juga Apoteker Ubaya, Lisa Aditama SSi MFarm-Klin Apt.

Kedepan, oeganizer ini akan dipatenkan agar tidak dijiplak dan dipakai pihak lain. Juga, akan dikembangkan ke bentuk elektronik, sehingga ketika suatu saat pengobatan di Indonesia sudah terintegrasi, maka rekam medis pasien akan bisa dibuka secara online.

Sumber: https://www.bangsaonline.com

Buku Medical Record untuk Pasien Kronis

SURYA Online, SURABAYA ndash; Para penderita penyakit kronis (menahun) umumnya kesulitan jika ingin berpindah rumah sakit atau dokter karena riwayat penyakitnya tidak ditulis lengkap dalam sebuah buku rekam medis.

Menyadari hal itu, mahasiswa S2 Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Indah Yuliawati membuat Organizer Personal Medication Records (PMR) yang berisi informasi lengkap mulai dari data base pasien, catatan dokter, catatan apoteker, riwayat rawat inap, riwayat operasi hingga riwayat alergi.

Buku ini juga berisi riwayat konsumsi obat-obatan pasien hingga peralatan yang sudah pernah dipakai untuk menangani penyakitnya. “Dengan Organizer PMR ini, pasien tidak perlu takut lagi jika harus berganti dokter atau rumah sakit karena informasi penyakitnya sudah tertulis lengkap. Jadi tidak perlu menjelaskan ke dokternya,” terang Indah ditemui di kampusnya, Rabu (11/6/2014).

Organizer PMR ini juga bisa mengantisipasi masalah penggunaan obat, baik efek samping maupun interaksi obat yang dikonsumsi pasien. Ide membuat organizer (buku) ini berawal ketika dia bertugas di Apotek Ubaya sering mendapati pasien yang lupa mengingat nama obatnya.

Pasien ini hanya menyebutkan bentuk obat dan warna kemasannya, kadang-kadang ini cukup menyulitkan apoteker karena salah memberikan obat akan berdampak buruk bagi pasien.

”Bahkan ada pasien yang sampai membawa bungkus obat yang sudah terpakai untuk mendapat obat serupa,” aku Indah yang bekerja sebagai Apoteker di Apotek Ubaya.

Dengan organizer PMR ini, pasien tinggal membawanya ke apotek dan menunjukkan riwayat obatnya, maka apoteker langsung bisa melayani.
Meski PMR dipegang pasien tetapi pengisiannya bisa dilakukan oleh apoteker atau petugas kesehatan lainnya, termasuk dokternya.

Bahkan ketika dirawat inap, organizer ini bisa langsung dibawa dokter untuk penanganan lebih lanjut terhadap penyakit sesuai dengan riwayat yang tertulis.

Organizer ini cocok untuk pasien penyakit menahun seperti diabetes, jantung koroner maupun hipertensi karena perkembangan penyakitnya bisa dikontrol sewaktu-waktu.

Dari hasil penelitiannya, disejumlah rumah sakit, pemakaian organizer PMR ini bisa menurunkan medication error, seperti kesalahan penulisan resep obat maupun penggunaan obat oleh pasien.

”Para dokter malah merasa sangat terbantu karena selama ini pasien tidak bisa mengingat riwayat penyakitnya, apalagi pemakaian obatnya. Bahkan beberapa diantaranya sudah memesan untuk mendapatkan organizer ini,” kata mahasiswa asal Blora, Jateng itu.

Karena permintaannya cukup banyak, Indah berencana mencetak banyak organizer ini sehingga bisa dipakai masyarakat luas. Dia juga berencana membuatnya dalam bentuk digital (software) sehingga bisa diakses di semua rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

”Hanya saja untuk software mungkin belum bisa optimal karena fasilitas kesehatan di sini belum terintegrasi dengan baik. Berbeda dengan luar negeri yang sudah terintegrasi,” tukasnya.

Sumber: https://surabaya.tribunnews.com